Persiapan Lahan dan Penanaman Panen, Pasca Panen dan Transportasi

4.3.2 Persiapan Lahan dan Penanaman

Lahan yang akan ditanami dengan sayuran organik, sebelumnya harus dibersihkan terlebih dahulu dengan peralatan seperti cangkul dan garpu agar lahan menjadi gembur Gambar 4.4. Lahan yang telah dibersihkan, kemudian dibentuk bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, ketinggian bedengan 30-40 cm dan panjang bedengan disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia. Setelah bedengan terbentuk, maka di atas bedengan tersebut ditaburi pupuk secara merata kemudian dicangkul kembali, agar pupuk yang telah ditaburi bercampur dengan tanah. Setelah pemupukan dilakukan, selanjutnya bendengan di siram dengan air agar tanah tidak terlalu kering. Tahap selanjutnya adalah membuat lubang sebagai tempat menanam bibit sayuran organik. Cara penanaman setiap komoditas berbeda-beda, sehingga harus memperhatikan karakteristik tanaman. Jarak antar tanaman disesuaikan dengan sayuran yang akan ditanam. Untuk kangkung jarak antar tanamnya adalah 15x15 cm, untuk bayam 10x10 cm, untuk sosin 20-40 cm, untuk pakcoy 20x20 cm, untuk kalian 40x30 cm dan selada 10-20 cm. Gambar 4.4 Pengolahan dan persiapan lahan Sumber: dokumen pribadi

4.3.3 Pemeliharaan Tanaman

Dalam proses produksi sayuran organik, pemeliharan sayuran organik perlu diperhatikan, agar tanaman tumbuh dengan baik. Pemeliharaan tanaman pada umumnya dilakukan dengan cara manual dibantu oleh tenaga kerja manusia. Pemeliharaan tanaman terdiri dari pemupukan, penyiraman dan pengairan, penyiangan, serta pengendalian hama dan penyakit.

4.3.3.1 Pemupukan

Sama halnya penggunaan benih dan bibit yang juga harus sesuai dengan SOP dan syarat yang telah ditentukan oleh LSPO Inofice, untuk penggunaan pupuk pun juga demikian. Petani Cibo Agro menggunakan beberapa macam kotoran hewan, seperti kotoran sapi, kotoran kambingdomba, dan kotoran atau urin kelinci yang kemudian difermentasi terlebih dahulu dalam bentuk kompos. Pertanian sayuran organik Poktan Cibo Agro sangat didukung dengan ketersediaan bahan baku pembuatan pupuk kandang berlimpah yang berada dekat dengan lahan pertanian sayuran organik. Hal ini dikarenakan Kecamatan Selaawi merupakan kecamatan dengan populasi sapi potong terbesar di Kabupaten Garut, sehingga petani Cibo Agro tidak memelihara ternak sendiri. Salah satu kelompok peternak yang bekerja sama dengan Cibo Agro adalah kelompok ternak Santani. Kelompok ini merupakan kelompok peternak sapi yang berada dekat dengan lahan pertanian. Kegiatan dari pemupukan pupuk organik yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Pemupukan awal dan pemupukan susulan Sumber: dokumen pribadi Pupuk kandang yang digunakan tak luput dari pengawasan ICS dan LSPO Inofice, karena salah satu syaratnya adalah sapi tersebut juga harus mengkonsumsi hijauan yang tidak terkontaminasi dengan bahan kimiawi. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi. Letak peternakan Santani ini terletak diantara areal persawahan yang tidak menggunakan zat-zat kimiawi berbahaya sehingga jerami padi aman dikonsumsi oleh Sapi. Sekali produksi musim tanam petani Cibo Agro rataan menggunakan 100-150 karung pupuk. Sistem penjualan pupuk sendiri yaitu petani mendatangi langsung ke peternak sapi untuk memesan pupuk kandang. Sistem pembayarannya dilakukan setelah pupuk kandang diantar ke lahan. Harga pupuk yang dijual Rp3.000karung ini merupakan harga kompensasi petani kepada peternak, yang terdiri dari upah pengepakan, upah transportasi dan upah angkut pupuk ke lahan. Jumlah pembelian pupuk tergantung pada jumlah luas lahan yang sedang di tanami sayuran organik. Pupuk tersebut akan digunakan untuk pembuatan pupuk kompos organik dengan bahan-bahan campuran lain seperti dedak, kapur pertanian, jerami, sekam, dan ditambahkan mol. Cara yang dilakukan dalam pembuatan pupuk kompos dan mol mikro organisme lokal adalah : a. Pembuatan Pupuk Kompos 1 Bahan dan peralatan yang digunakan : i. Kotoran hewan Sapi viii. Gembor ii. Jerami padi ix. Plastik terpal gelap iii. Sekam padi x. Cangkul iv. Limbah sayuran organik xi. Gacok v. Kapur pertanian xii. Drum plastik vi. Dedak halus xiii. Ember vii. Mol 2 Cara pembuatan : i. Buatlah tempat penampungan bahan-bahan dengan menggali tanah sedalam 15-20 cm, dengan lebar ± 1 m. ii. Campurkan 2 l mol kedalam ember plastik yang sudah diisi air sebanyak 100 l. iii. Masukkan semua bahan kecuali mol ke dalam drum plastik. Campur hingga merata. iv. Ambil sedikit demi sedikit bahan yang telah tercampur, masukkan ke dalam tempat penampungan yang sudah digali. v. Siram di atas permukaan campuran tersebut dengan campuran mol. vi. Ambil sedikit bahan campuran pupuk dan letakkan di atas bahan campuran pupuk yang pertama, lalu siram kembali dengan mol. vii. Lakukan terus menerus hingga bahan habis viii. Tinggi tumpukan bahan campuran 1–1,25 m. ix. Tutup tumpukan pupuk dengan terpal yang telah dilubangi untuk menjaga kelembaban selama proses pengomposan berlangsung. Suhu tumpukan kompos diamati secara berkala 3–4 hari. Suhu didalam terpal tidak boleh lebih dari 50 C, jika terlalu panas, maka terpal dibuka dan akan dipasang kembali jika suhu telah stabil. x. Setelah seminggu pupuk dipindahkan ke tempat penampungan yang baru, dengan cara pemindahan sama dengan awal proses penumpukan. Untuk itu, diamkan selama satu 1 minggu. xi. Pupuk kompos siap untuk digunakan. b. Pembuatan Mol 1 Bahan yang digunakan : i. Air kelapa 3 ℓ ii. Air cucian beras 5 ℓ iii. Air bonggol pisang busuk 5 ℓ iv. Dedak Bekatul 1 kg v. Terasi 0,25 kg vi. Gula merah Gula putih 1 kg vii. Air tawar 2 Cara pembuatan : i. Bonggol pisang yang sudah busuk dicacah, diperas dan diambil airnya. ii. Campurkan air bonggol pisang dengan air cucian beras, air kelapa, tereasi, gula, dedak dan air menjadi satu, kemudian aduk hingga merata. iii. Campuran tersebut disimpan dalam tempat penyimpanan ember tertutup dengan sedikit dilubangi bagian penutupnya, agar sirkulasi udara terjaga. iv. Campuran tersebut di simpan selama 2-3 minggu. Pengadukan dilakukan setiap tiga 3 hari sekali. v. Mol siap panen. Indikator mol berhasil dibuat adalah dengan adanya gelembung udara dan perubahan warna pada mol. Proses pemupukan dilakukan sesuai dengan jenis tanaman sayuran yang akan ditanam, rata-rata pemupukan dilakukan sebanyak tiga 3 kali, pertama kali dilakukan ketika proses persiapan lahan seminggu sebelum bibitbenih ditanam, kedua dilakukan pada waktu tanaman berumur satu minggu, dan terakhir ketika tanaman berumur dua 2 minggu. Selain menggunakan pupuk kompos buatan sendiri, Poktan Cibo Agro juga menggunakan pupuk cair dengan merk Organox yang di jual dipasaran.

4.3.3.2 Penyiraman Tanaman

Rataan petani Cibolerang Agro memiliki luas lahan yang tersertifikasi kurang dari 1 Ha hektar. Pengairan yang dilakukan oleh petani Cibo Agro beragam, ada yang memanfaatkan sumber mata air asli pegunungan dan memanfaatkan air sungai yang mengalir di sekitar lahan pertanian. Untuk irigasi yang menggunakan air sungai, harus telah mengalami perlakuan untuk mengurangi cemaran, sehingga memenuhi persyaratan baku dan terdokumentasi. Sebelumnya irigasi ini telah ditinjau oleh tim dari LSPO Inofice untuk menentukan, apakah air sungai tersebut bisa digunakan dan tidak mengandung zat-zat kimiawi yang dapat mencemarkan hasil produk organik. Penyiraman tanaman sangat penting dilakukan, jika pada saat menanam sedang terjadi musim kemarau. Umumnya penyiraman dua 2 kali dalam satu hari, yaitu pada pagi hari pukul 07.00 dan sore hari pukul 16.00-17.00. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan alat penyiraman yang biasanya menggunakan gembor dan selang Gambar 4.6. Gambar 4.6 Kegiatan penyiraman tanaman Sumber: dokumen pribadi

4.3.3.3 Penyiangan

Penyiangan dilakukan jika terdapat rumput liar tanaman pengganggugulma ataupun tanaman yang terkena penyakit. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut tanaman penganggu tersebut baik yang berada diluar, ataupun didalam bedengan serta membuang daun tanaman atau buah tanaman yang terkena penyakit. Penyiangan ini dapat dilakukan setiap dua 2 minggu sekali, atau dilakukan 2-4 kali selama penanaman.

4.3.3.4 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Hama yang sering dihadapi oleh petani adalah ulat daun, ulat bulu, kutu daun, ulat tanah, belalang dan penyakit yang sering menyerang sayuran organik antara lain penyakit jamur yang disebabkan oleh karat putih, penyakit mati layu dan daun kering Gambar 4.7. Petani biasanya melakukan pencegahan terhadap hama dan penyakit tanaman dengan menyemprotkan pestisida nabati dan insektisida nabati yang dibuat dengan menggunakan daun-daunan serta biji-bijian, seperti daun Surian, daun Sereh, daun dan biji Kacang babi, daun Sirih, jarak Pagar dan lain-lain yang tersedia disekitar lahan pertanian sayuran organik. Gambar 4.7 Hama dan penyakit yang menyerang tanaman Sumber: dokumen pribadi Penyemprotan pestisida nabati dilakukan 2-3 kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Namun jika hama dan penyakit tersebut telah menyerang cukup parah dan tidak dapat dilakukan dengan penyemprotan, maka petani membiarkan hama tersebut pergi dengan sendirinya, lalu mengolah lahan kembali untuk ditanami sayuran baru.

4.3.4 Panen, Pasca Panen dan Transportasi

Panen sayuran organik dilakukan setelah sayuran organik telah siap untuk dipanen dan sesuai dengan jadwal panen yang ditentukan oleh pemasok dan konsumen Gambar 4.8. Waktu pemanenan dilakukan tergatung pada jenis sayuran yang ditanam. Namun, karena sayuran organik yang dibudidayakan oleh Poktan Cibo Agro ini merupakan sayuran yang memiliki waktu tanam singkat, maka panen dilakukan setelah tanaman berumur 25-30 hari, atau jika ada konsumen yang meminta komoditas sayuran mini baby vegetable, maka waktu panen bisa kurang dari 25 hari. Panen dilakukan dengan cara sayuran langsung dicabut sampai ke akarnya. Gambar 4.8 Kegiatan panen dan pencucian sayuran Sumber: dokumen pribadi Setelah dipanen, penanganan selanjutnya yang dilakukan adalah proses pencucian, penyortiran dan penimbangan produk sesuai dengan pesanan. Sayuran yang telah dipanen disusun dan diletakkan secara hati-hati di tempat pembersihan yang ada disekitar lahan. Pembersihan dilakukan dengan cara mencuci sayuran dengan air bersih yang mengalir dan ditiriskan pada tempat penirisan. Setelah pencucian dan penirisan, sayuran akan disortir untuk mendapatkan produk dengan mutu baik sesuai dengan permintaan konsumen maupun pemasok sebelum dikemas kedalam plastik putih bening yang telah di beri stiker berlabel Organik Indonesia dan nama Poktan “Cibo Agro” untuk konsumen langsung dan kemasan plastik putih bening tanpa label untuk pemasok. Jika proses kemasan tidak segera dilakukan, maka sayuran yang telah dicuci dan disortir dapat direndam sementara didalam air, dengan cara sayuran direndam sebatas akar tanaman agar kesegaran sayuran dapat terjaga kesegarannya. Setelah itu sayuran harus segera di kemas ke dalam kemasan dan diletakkan secara hati-hati ke dalam kontainer plastik yang sudah dibersihkan terlebih dahulu agar produk sayuran tidak mengalami kerusakan dan kontaminasi dari produk sayuran non organik, selanjutnya produk sayuran dan dipasarkan dan diantarka ke konsumen dan pemasok yang memesan. Berdasarkan prinsip yang terdapat dalam SNI 01-6729-2010 Sistem Pangan Organik, bahwa integritas produk organik harus dipelihara selama penyimpanan dan pengangkutan dengan menggunakan tindakan pencegahan sebagai berikut : a. Produk organik harus dilindungi setiap saat agar tidak tercampur dengan produk pangan non-organik b. Produk organik harus dilindungi setiap saat agar tidak tersentuh bahan yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam sistem produksi pangan organik dan penanganannya c. Penyimpanan produk organik harus dipisahkan dari produk konvensional dan harus secara jelas dicantumkan pada label. d. Tempat penyimpanan dan kontainer untuk pengankutan harus dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan bahan yang boleh digunakan agar produk pangan organik tidak terkontaminasi dengan bahan yang dilarang dalam SNI Sistem Pangan Organik. Proses pengangkutan produk sayuran menggunakan kendaraan roda dua, dimana petani mengantarkan langsung produk sayuran kepada konsumen atau pemasok. Pengiriman produk dilakukan pada pagi hari atau sore hari, karena jika dilakukan pada siang hari akan mengakibatkan produk sayuran menjadi cepat rusak terkena sinar matahari.

4.4 Produk Sayuran Organik Cibo Agro

Komoditas unggulan yang diusahakan oleh Poktan Cibo Agro adalah sayuran yang memiliki waktu tanam singkat, yaitu 25-30 hari, yaitu Kangkung, Pakcoy, Sosin, Bayam. Horinzo dan Kaylan. Dalam satu tahun petani bisa melakukan 6-10 kali produksi sayuran organik, dengan rataan produksi menghasilkan 100-200 kg untuk masing-masing komoditas. Besarnya tingkat permintaan pasar untuk sayuran organik ini belum diketahui dengan pasti karena tidak tersedianya data. Namun, berdasarkan informasi dari petani dan pemasok, produk yang paling banyak diminta adalah Kangkung, Bayam, Pakcoy dan Sosin. Beberapa contoh syarat-syarat produk yang akan dipasarkan dapat dilihat pada Tabel 4.8. Untuk produk yang dijual ke pemasok, petani Cibo Agro hanya mengikat sayuran per kilogram dan dimasukkan ke dalam wadah plastik putih tanpa disertai stiker label, karena pihak pemasok hanya membeli produk