Emergy Ekosistem Lamun Hasil Penelitian 1. Diagram Sistem Emergi di Ekosistem Lamun

besar. Dari persentase tersebut, diketahui bahwa tenaga nelayan dan alat tangkap terutama bubu merupakan faktor utama penyebab tingginya nilai EYR Gambar 7.4. Gambar 7.4. Persentase item F Emergi Invesment Ratio EIR adalah perbandingan antara emergi input dari luar sistem aktivitas kenelayanan dengan emergi input yang ada dalam sistem. Nilai EIR rendah mencerminkan rendahnya investasi ekonomi dalam mengeksploitasi sumber daya Liu 2011. Sebaliknya, nilai EIR yang tinggi menunjukkan bahwa investasi ekonomi yang dibutuhkan dari luar sistem untuk mengekploitasi sumber daya semakin besar. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai EIR relatif tinggi, artinya nelayan tradisional memerlukan investasi ekonomi yang besar untuk mengeksploitasi sumber daya di ekosistem lamun. Odum 1998 menyatakan bahwa negara maju memiliki rasio 7 atau lebih tinggi, sedangkan taman nasional dan hutan belantara memiliki rasio 1 atau kurang. Emergi Loading Ratio ELR adalah perbandingan antara emergi input dari luar sistem dan emergi dari sumber daya yang tidak dapat pulih dengan emergi dari sumber daya yang dapat pulih. ELR merupakan indikator tekanan lingkungan dari proses produksi Brown dan Ulgiati 1977 dalam Liu 2011. Pada penelitian ini, nilai ELR baik musim Timur dan musim Utara relatif tinggi, artinya beban lingkungan akibat proses penangkapan di ekosistem lamun relatif besar. Emergi Sustainability Index ESI, merupakan indikator keberlanjutan suatu sistem. Nilai ESI yang tinggi memberikan pengertian bahwa hasil yang diperoleh dari sistem memberikan nilai ekonomi bagi nelayan tradisional dengan tidak menimbulkan tekanan terhadap ekosistem lamun. Nilai ESI yang diperoleh pada penelitian ini sangat kecil yang berarti bahwa sistem SSE ekosistem lamun tidak berkelanjutan. Beberapa perbandingan nilai indikator emergi dirangkum dalam Tabel 7.13. Tabel 7.13. Nilai indikator emergi dari berbagai sumber Lokasi Topik EYR ELR EIR ESI Reference Ilha Solteira Reservoir, Brazil Budidaya tilapia 1.01 90.51 - 90.51 Garcia et al. 2014 Guaraira Lagoon, Brazil Budidaya udang tambak tradisional 2.13 58.58 0.88 - Lima et al. 2012 Budidaya udang tambak organik 4.31 51.64 0.33 - Sicily, Italia Eco village 3.21 0.48 - 6.68 Siracusa et al. 2007 Cilacap, Indonesia Perikanan skala kecil 1 269.52 - 0.0037 Patria et al. 2014 KKLD Olele, Indonesia Produksi perikanan 3.28 0.44 - 7.48 Djau 2012 Shiyang River Basin, baratdaya China Agro-ecosystem, Liang Zhou oasis 9.85 1.07 - 9.18 Liu et al. 2011 Agro-ecosystem, Mingin oasis 8.51 1.84 - 4.63 Desa Tegalwaru, Indonesia Desa mandiri Kondisi terkini 4.52E- 11 7.31E-07 7.31E- 07 6.18E- 05 Listyawati et al. 2014 Desa mandiri Dengan bioreaktor 3.54E- 09 1.98E-05 1.98E- 05 1.79E- 04 Gulf of La Spezia, Itali Budidaya ikan Sparus aurata 1.2 5 - - Vassallo et al. 2007 Pesisir Timur Kabupaten Bintan, Indonesia SSE ekosistem lamun musim timur 9.93E- 06 2.56E+00 8.98E- 01 3.88E- 06 Penelitian ini SSE ekosistem lamun musim Utara 6.52E- 06 2.42E+00 9.87E- 01 2.70E- 06

7.6. Simpulan

Hasil penelitian dari keberlanjutan SSE ekosistem lamun memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. EYR mengidikasikan bahwa upaya penangkapan oleh nelayan tradisional sangat besar akan tetapi tidak memperoleh hasil yang maksimal 2. EIR mengidikasikan bahwa nelayan tradisional memerlukan investasi ekonomi yang besar untuk mengeksploitasi sumber daya di ekosistem lamun. 3. ELR mengidikasikan bahwa beban lingkungan akibat proses penangkapan di ekosistem lamun relatif besar. 4. Nilai ESI yang diperoleh pada penelitian ini sangat kecil yang berarti bahwa sistem SSE ekosistem lamun tidak berkelanjutan.