Human Appropriation of Net Primary Production Analisis Emergy

g. Interaksi.

Interaksi dua alur berganda menghasilkan suatu aliran keluar yang sebanding dengan fungsi keduanya; gerakaksi kontrol suatu aliran terhadap aliran energi lainnya; aksigerak faktor pembatas; gerbang kerja h . Produsen. Unit yang menerima dan mentranformasikan energi berkualitas rendah dibawah kontrol interaksi aliran berkualitas tinggi i. Konsumen. Unit yang mentransformasikan kualitas energi, menyimpannya dan menyimpan balikkan secara autokatalis untuk memperbaiki aliran masuk

j. Gerak peubah.

Suatu simbol yang menandakan satu atau lebih “gerak peubah” k. Kotak. Simbol aneka macam yang digunakan untuk unit atau fungsi apa saja sesuai dengan yang ditulis didalam kotak. Gambar 2.9. Simbol yang digunakan dalam analisis emergi Odum 1988

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengambil topik tentang konektivitas sistem sosial-ekologis SSE ekosistem lamun di Kabupaten Bintan. Kajian yang dilakukan meliputi: 1 Sistem sosial-ekologis dan Jasa ekosistem lamun 2 Socio-ecological metabolism dan Human Appropriation of Net Primary Production HANPP; dan 3 Analisis Emergy. Adapun penelitian telah dilakukan dan terkait dengan penelitian ini disarikan dalam Tabel 2.4. Tabel 2.4. Beberapa penelitian tentang sistem sosial-ekologi SSE No Acuan Judul Tujuan Tools Hasil Penelitian SES dan Jasa ekosistem lamun 1 de la Torre-Castro, M; G. di Carlo, N.S. Jiddawi. 2014. Marine Pollution Bulletin. In press Segrass importance for small- scale fishery in the tropics: The need for seascape management. Melihat dinamika spasial small-scale fishery SSF meliputi: produksi ikan biomas dan jenis; nilai ekonomi harga ikan di pasar lokal; dan pendapatan per kapita. Melihat aspek pengelolaan dari perspektif sosial-ekologi Survey dan dijabarkan secara deskriptif Dibandingkan dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang, ekosistem lamun memberikan manfaat terbanyak, hasil yang stabil dan pendapatan per kapita tertinggi. Lamun adalah ekosistem kunci SSF Small Scale Fisheries, oleh karena itu perlindungan dan pengelolaannya menjadi kebutuhan. Adopsi pendekatan seascape yang mempertimbangkan semua ekosistem dan aspek sosial dperlukan 2 Adrianto, L dan Kusumastanto, T. 2013. Laporan Kemajuan Penelitian Unggulan sesuai mandat pusat. IPB. 57 hal. Pemodelan valuasi keterkaitan padang lamun dan perikanan: Studi kasus Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau Mengkaji magnitude konektivitas sosial-ekologis ekosistem padang lamun dan perikanan. Mengkaji magnitude nilai ekonomi keterkaitan ekosistem padang lamun dengan perikanan di lokasi penelitian Menyusun strategi pengelolaan sistem sosial-ekologis padang lamun sebagai ekosistem penyusun penting dari wilayah pesisir di lokasi penelitian Matriks jasa ekosistem lamun Dapat menjelaskan keseimbangan jasa ekosistem di Desa Teluk Bakau, Malang Rapat dan Berakit. Keadaan ini akan mempermudah para manager dalam melihat surplus atau defisit tutupan lahan dalam kaitannya dengan jasa ekosistem 3 Damayanti. 2011.. Thesis Universitas Indonesia. 149 hal. Pola konektivitas Sistem Sosial Ekologi Pengelolaan Padang Lamun Kajian efektifitas pengelolaan kawasan konservasi padang lamun di Desa Malang Rapat dan Desa Teluk Bakau, Kabupaten Bintan Mengetahui efektivitas pengelolaan ekosistem lamun berdasarkan pola konektivitas sistem sosial ekologi yang diukur dengan indikator ekologi, sosial ekonomi dan kelembagaan Survei, dianalisis menggunakan CDP Criterium Decision Plus Indikator ekologi: fluktuasi persentasi tutupan lamun didominasi oleh Enhalus acoroides. Indikator sosial ekonomi: masyarakat umumnya adalah nelayan jaring dan membutuhkan mata pencaharian alternatif untuk menambah pendapatan. Indikator kelembagaan: ada kelompok nelayan, namun masyarakat tidak aktif dalam kelompok tersebut. Faktor utama yang menentukan pola konektivitas sistem sosial ekologi adalah indikator ekologi dengan variabel substrat dan komposisi jenis 25