Simpulan Studi Konektivitas Sistem Sosial-Ekologis Ekosistem Lamun Di Kabupaten Bintan

Identifikasi jasa ekosistem lamun yang dilakukan mereka dalam skala desa, sehingga identifikasi jasa ekosistem lamun dalam cakupan yang lebih sempit menjadi kebutuhan untuk dilakukan, demi menggiring kearah pengelolaan yang lebih rinci. 4.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini merupakan bagian kedua dari disertasi, membahas tentang Jasa ekosistem lamun. Adapun tujuan penelitian adalah memetakan keseimbangan jasa ekosistem lamun.

4.3. Metodologi Penelitian

4.3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di bagian utara dan timur Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Bintan. Lokasi penelitian meliputi empat desa, yaitu desa Malang Rapat, Teluk Bakau, termasuk kedalam kecamatan Gunung Kijang dan Desa Pengudang dan Berakit termasuk kedalam kecamatan Teluk Sebong. Pengambilan dilakukan pada bulan September – Desember 2014. 4.3.2. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah kuesioner, alat tulis, GPS, kamera, alat perekam dan laptop.

4.3.3. Pengumpulan Data

Untuk mengetahui jasa ekosistem lamun informasi penggunaan jasa yang sebenarnya diperlukan. Data primer diambil melalui kuesioner, wawancara dan observasi lapangan. Jumlah responden adalah 65 orang, mereka adalah nelayan tradisional yang tinggal di desa Teluk Bakau, Malang Rapat, Berakit dan Pengudang. Data sekunder dikumpulkan dari Kantor Desa, BPS, P2O LIPI dan sumber terkait lainnya.

4.3.4. Analisis Data

Untuk mengetahui jasa ekosistem lamun digunakan pendekatan matriks jasa ekosistem yang diadopsi dari Burkhard et al. 2012. Mereka melakukan penelitian jasa ekosistem di daratan Jerman dan dalam skala regional. Penelitian mereka tersebut dilakukan di terestrial yang memiliki dua dimensi, yaitu panjang dan lebar sehingga dapat lebih mudah dipetakan secara spasial. Berbeda dengan penelitian ini yang dilakukan di ekosistem lamun, memiliki tiga dimensi, yaitu panjang, lebar dan tinggi. Oleh karena itu, pemetaan secara spasial belum dapat dilakukan dan hal tersebut menjadi kekurangan dalam penelitian ini. Ada tiga tahap yang dilakukan, yaitu identifikasi tipe habitat dan morfologi ekosistem lamun, identifikasi jasa ekosistem lamun dan penilaian jasa ekosistem lamun.

4.3.4.1. Identifikasi Tipe Habitat dan Morfologi Ekosistem Lamun

Identifikasi habitat diperlukan untuk mengetahui tipe tutupan lahan. Burkhard et al. 2012 menggunakan satellite-based CORINE dari Uni Eropa untuk mengetahui tutupan lahan daratan dan dibedakan ke dalam 44 tipe. Dalam penelitian ini tipe tutupan lahan dibedakan menjadi dua, yaitu tipe habitat 5 tipe dan morfologi dasar perairan 6 tipe di ekosistem lamun yang mengadopsi tutupan lahan area terumbu karang Suyarso 2011. Istilah-istilah yang dipakai dalam tipe habitat dan morfologi ekosistem lamun adalah sebagai berikut: Lumpur : substrat yang lebih didominasi oleh lumpur. Pasir : substrat yang lebih didominasi oleh pasir. Rubble : pecahan karang mati, biasanya berasosiasi dengan makroalgae dan lamun. Karang : karang hidup, biasanya berasosiasi dengan lamun dan makroalgae. Lamun : daerah yang dipadati oleh lamun, baik monospesies maupun multispesies. Pantai : batas antara daratan dan lautan. Cekungan small lagoon : cekungan yang masih tergenang air pada saat surut. Karang mati : daerah dengan substrat dasar berupa karang mati, biasanya muncul pada saat air surut. Umumnya merupakan hamparan yang ditumbuhi oleh algae atau lamun. Kaloran channel : merupakan daerah yang lebih dalam dari sekitarnya, memotong reef crest dan berhubungan dengan reef slope. Gundukan pasir sand dune : timbunan pasir. Reef crest : batas antara reef flat dan reef slope.

4.3.4.2. Identifikasi Jasa Ekosistem Lamun

Identifikasi jasa ekosistem lamun bertujuan untuk mendapatkan pemetaan komponen integritas ekologis, jasa pengaturan, jasa persediaan dan jasa budaya. Informasi yang dihimpun para peneliti sebelumnya diperoleh enam parameter integritas ekologis, enam parameter jasa pengaturan, delapan parameter jasa persediaan dan dua parameter jasa budaya Hemminga dan Duarte 2000; Verweij et al. 2008; Unsworth et al. 2012; Kiswara 2009; Adrianto dan Kusumastanto 2013; Torre-Castro dan Ronnback 2004; Anonim 2009a. Masing-masing komponen dijelaskan sebagai berikut:  Integritas ekologis ecological integritysupporting services Yang dimaksud integritas ekologis adalah semua jasa yang berhubungan dengan proses ekologis yang berjalan dalam ekosistem lamun. Penulis lain menyebutkan integritas ekologis sebagai supporting services MEA 2005 dan habitat services TEEB 2010. Integritas ekologis merupakan jasa yang tidak langsung diberikan kepada manusia. Informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber menyebutkan bahwa ekosistem lamun merupakan daerah asuhan nursery ground dan tempat mencari makan feeding ground bagi biota yang hidup di dalamnya. Selain sebagai daerah asuhan dan tempat mencari makan, ekosistem lamun juga merupakan tempat pemijahan biota spawning dan pembesaran anak rearing, tempat berlindung biota, pemasok nutrisi, tempat hidup hewan langka