d. Menghitung Indeks Emergi
Indikator utama yang digunakan dalam analisis emergy adalah EYR, EIR, ELR dan ESI, yang disarikan dalam Tabel 7.2.
Tabel 7.2. Indeks Emergi
No Nama Indeks
Ekspresi Jumlah
sejmusim Criteria
1 Rasio energi output dengan input
EYR =YF Tinggi
2 Rasio energi dari input dengan
energi di dalam sistem EIR = FR+N
Rendah 3
Rasio beban lingkungan ELR = F+NR
Rendah 4
Indeks keberlanjutan emergi ESI =EYRELR
Tinggi Odum, 1998
Dimana: R
= Energi terbarukan N
= Energi tak terbarukan F
= Energi dari luar sistem input U
= Total energi dalam sistem U = R+N+F Y
= Energi hasil
EYR Emergy Yield Ratio adalah perbandingan antara emergi output Y dengan emergi input F. Perbandingan hasil emergi dari setiap output yang dihasilkan
adalah ukuran dari berapa banyak proses yang memberikan kontribusi terhadap perekonomian.
EIR Emergy Invesment Ratio adalah perbandingan antara emergi dari luar sistem dengan emergi yang berada di dalam sistem, menggambarkan investasi ekonomi
dalam memanfaatkan sumber daya. ELR Emergy Loading Ratio adalah perbandingan emergi tidak terbarukan N
dan emergi impor F dengan emergy terbarukan R. Ini merupakan indikator dari jumlah tekanan dari proses produksi pada lingkungan setempat.
ESI Emergy Sustainability Index adalah ukuran hasil keberlanjutan yang mengasumsikan bahwa untuk mendapatkan hasil tertinggi pada beban lingkungan
terendah.
7.4. Hasil Penelitian 7.4.1. Diagram Sistem Emergi di Ekosistem Lamun
Diagram sistem emergi ekosistem lamun di lokasi penelitian dituangkan dalam Gambar 7.1. Emergi yang masuk ke dalam sistem ekosistem lamun berasal
dari berbagai sumber. Surya, merupakan sumber utama bagi kehidupan biota yang melakukan proses fotosintesa, dalam penelitian ini ini adalah lamun dan
fitoplankton. Dengan bantuan klorofil sinar surya akan diubah menjadi karbohidrat. Angin, memberikan pengaruh terhadap pertukaran oksigen, yang
kemudian oksigen tersebut digunakan oleh biota dalam proses metabolisme.
Pasang surut air laut membantu pertukaran oksigen dan berperan dalam transport nutrisi yang berupa Nitrat, Fosfat dan Silikat.
Nutrisi zat hara dalam air laut yang umum menjadi fokus perhatian di lingkungan perairan adalah fosfor dan nitrogen Risamasu dan Prayitno 2011.
Kedua unsur ini memiliki peran vital bagi pertumbuhan fitoplankton atau alga yang biasa digunakan sebagai indikator kualitas air dan tingkat kesuburan suatu
perairan. Senyawa Nitrat dan Fosfat yang ada dalam air laut umumnya berasal dari proses pelapukan dan dekomposisi biota. Disamping kedua unsur tersebut,
Silikat juga merupakan unsur hara yang digunakan oleh kelompok Diatomae dalam pertumbuhannya Nontji 2008.
Emergi lainnya yang masuk kedalam sistem berasal dari aktivitas manusia, yaitu tenaga nelayan, bahan bakar minyak BBM serta alat tangkap. Standart
Nasional Indonesia 2009 mempublikasikan kebutuhan kalori dari tipe pekerjaan, Dalam penelitian ini tenaga nelayan termasuk dalam kategori pekerjaan sedang
dengan kebutuhan kalori sebesar 275 Kkaljam. Rata-rata mereka melakukan aktivitas penangkapan 8 jamhari. Dalam satu minggu aktivitas melaut adalah 6
hari, dengan hari libur setiap hari Jumat. Pada kurun waktu penelitian dilakukan, diketahui bahwa aktivitas melaut di musim Timur adalah 77 hari dan musim Utara
76 hari. Walapupun nelayan tradisional yang memanfaatkan ekosistem lamun rata-rata menggunakan perahu dayung, namun mereka juga menggunakan BBM
untuk kegiatan mengantar ikan hasil tangkapan ke taukepengumpul. Hasil pendataan diketahui bahwa penggunaan rata-rata BBM per hari untuk keperluan
perahu dan transportasi adalah 2.5 literoranghari. Pendataan terhadap jumlah alat tangkap diketahui bahwa jumlah bubu sebanyak 4 920 unit, jaring 136 unit,
kelong karang 27 unit dan empang 4 unit.
angin
pasut
surya nitrat
fosfat silikat
Alat tangkap
tenaga BBM
Zoo plankton
lamun Fito
plankton ikan
sotong Kerang-
kerangan rajungan
Gambar 7.1. Diagram sistem emergi ekosistem lamun di lokasi penelitian