Transformiti emergy Hasil Penelitian 1. Diagram Sistem Emergi di Ekosistem Lamun

Tabel 7.10. Emergy SSE ekosistem lamun pada musim Utara No Item DataUnit J,gmusim Transformity sejunit Solar Emergy sejmusim References Transformity Renewable Resources-R 1 Surya 4.32E+16 J 1 4.32E+16 Odum 1996 2 Angin 6.79E+11 J 2.74E+03 1.86E+15 Odum et al. 2000 3 Pasang surut 9.28E+12 J 1.68E+04 1.56E+17 Odum et al. 2000 2.01E+17 Non Renewable Resources-N 4 Nutrisi air laut 4a Nitrat 5.21E+00 g 4.62E+09 2.41E+10 Ulgiati et al. 1994 4b Phosphat 3.13E+00 g 2.96E+09 9.25E+09 Ulgiati et al. 1994 4c Silikat 1.50E+04 g 1.00E+09 1.50E+13 Ulgiati et al. 1994 5 Segrass 1.21E+13 J 1.31E+04 3.89E+16 Hasil Penelitian 6 Fitop[ankton 1.16E+10 J 1.36E+07 3.89E+16 Hasil Penelitian 7 Zooplankton 6.11E+07 J 4.43E+09 6.67E+16 Hasil Penelitian 1.45E+17 Purchase-F 8 Tenaga nelayan 1.32E+11 J 1.24E+06 1.64E+17 Brown dan Bardi 2001 9 BBM 1.18E+09 J 5.30E+04 6.28E+13 Brown dan Bardi 2001 10 Alat tangkap 10a Bubu 3.45E+04 4.4E+12 1.52E+17 Rahmadi, 2011 10b Jaring 1.89E+03 4.4E+12 8.32E+15 Rahmadi, 2011 10c Kelong Karang 3.79E+03 4.4E+12 1.67E+16 Rahmadi, 2011 10d Empang 1.13E+03 4.4E+12 4.96E+15 Rahmadi, 2011 3.41E+17 Seasonal Yield 11 Ikan 2.03E+12 J 12 Rajungan 5.00E+10 J 13 Sotong 1.29E+11 J 14 Kerang- kerangan 2.05E+10 J Energy Yield 2.23E+12 J 6.86E+17

7.4.6. Emergy Ekosistem Lamun

Hasil perhitungan emergi dari Renewable resources R, Non-renewable resources N, purchase F, total emergi dalam sistem U dan hasil tangkapan musiman Y dirangkum dalam Tabel 7.11. dan Gambar 7.3. Dari Tabel tersebut diketahui bahwa persentase R terhadap U pada musim Timur dan Utara adalah 27.66 dan 29.26. Nilai ini memberikan gambaran bahwa emergi R banyak diserap dalam sistem, dibuktikan dengan persentase N terhadap R yang tinggi, yaitu 87.66 pada musim Timur dan 71.96 pada musim Utara, artinya sebagian besar emergi R diserap oleh lamun dan fitoplankton. Tabel 7.11. Nilai R, N, F, U dan Y No Item Ekspresi Jumlah seJmusim Timur Utara 1 Emergi terbarukan R 2.00E+17 2.01E+17 2 Emergi tak terbarukan N 1.75E+17 1.45E+17 3 Emergi dari luar sistem input F 3.37E+17 3.41E+17 4 Total emergi yang masuk kedalam sistem U = R+N+F 7.24E+17 6.86E+17 5 Energi hasil output J Y 3.35E+12 2.23E+12 U total emergi R Renewable resources U total emergi R Renewable resources N Non-renewable resources N Non-renewable Resources F Purchase F Purchase 27.66 29.26 24.25 21.06 49.12 49.68 Musim Timur Musim Utara 87.66 71.96 Gambar 7.3. Persentasi R, N, dan F Terhadap U 7.4.7. Indeks KeberlanjutanEmergy Emergy Sustainability IndexESI Hasil perhitungan emergi dirangkum dalam Tabel 7.12. Tabel 7.12. Indeks Emergi SSE ekosistem lamun pada Musim Timur dan Utara No Nama Indeks Ekspresi Jumlah seJmusim Criteria Timur Utara 1 Rasio emergi output dengan input EYR =YF 9.93E-06 6.52E-06 Tinggi 2 Rasio emergi dari input dengan emergi di dalam sistem EIR = FR+N 8.98E-01 9.87E-01 Rendah 3 Rasio beban lingkungan ELR = F+NR 2.56E+00 2.42E+00 Rendah 4 Indeks keberlanjutan emergi ESI =EYRELR 3.88E-06 2.70E-06 Tinggi Odum, 1996 dalam Listyawati et al. 2014

7.5. Bahasan

Ekosistem lamun merupakan ekosistem yang produktif Cullen-Unsworth dan Unsworth 2013 dan memberikan jasa ekosistem pada perikanan skala kecil Torre-Castro et al. 2014. Pada penelitian ini diketahui bahwa ekosistem lamun di pesisir Timur Kabupaten Bintan merupakan sumber pendapatan utama bagi nelayan tradisional setempat. Ketergantungan nelayan tradisional dengan ekosistem ini terukur sangat tinggi. Dalam konteks SSE ekosistem lamun, terjadi pemanfaatan sumber daya oleh nelayan tradisional. Adrianto 2009 menyatakan bahwa SSE memiliki 2 ciri, yaitu konektivitas dan ko-evolusi. Artinya, apabila satu sistem berubah maka sistem yang lain juga akan mengalami perubahan. Pada penelitian ini konektivitas telah dapat terukur, namun ko-evolusi baru dapat dibuktikan dengan berjalannya waktu. Sebelum sampai pada tahap ko-evolusi, keberlanjutan suatu sistem perlu dilihat. Analisis emergi merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk melihat keberlanjutan SSE. Telah dikatakan dimuka bahwa analisis emergi digunakan untuk melihat keberlanjutan budidaya, perikanan, desa dan sebagainya. Keberlanjutan dapat dilihat dari berbagai indikator, seperti EYR, ELR, EIR, ESI. Nilai indikator tersebut dapat memberikan gambaran terhadap aliran energi di dalam, diluar dan hasil dari sistem yang dibuat. Emergi Yield Ratio EYR adalah perbandingan antara emergi hasil dengan emergi yang dipakai dalam kegiatan penangkapan. Semakin tinggi nilai EYR, semakin kecil emergi kegiatan penangkapan yang digunakan untuk memperoleh hasil tersebut, sebaliknya jika nilai EYR rendah, upaya untuk melakukan mengeksploitasi sumberdaya semakin besar. Dalam konteks penelitian ini diperoleh nilai EYR pada musim Timur dan Utara sangat kecil, masing-masing adalah 9.93E-06 seJmusim dan 6.52E-06 seJmusim, artinya upaya penangkapan oleh nelayan tradisional sangat besar akan tetapi tidak memperoleh hasil yang maksimal. Kondisi tersebut dapat dilihat dari perbandingan nilai emergi kegiatan kenelayanan F dengan total emergi dalam sistem U, yaitu sebesar 49 pada musim Timur maupun musim Utara. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa upaya untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di ekosistem lamun relatif besar. Dari persentase tersebut, diketahui bahwa tenaga nelayan dan alat tangkap terutama bubu merupakan faktor utama penyebab tingginya nilai EYR Gambar 7.4. Gambar 7.4. Persentase item F Emergi Invesment Ratio EIR adalah perbandingan antara emergi input dari luar sistem aktivitas kenelayanan dengan emergi input yang ada dalam sistem. Nilai EIR rendah mencerminkan rendahnya investasi ekonomi dalam mengeksploitasi sumber daya Liu 2011. Sebaliknya, nilai EIR yang tinggi menunjukkan bahwa investasi ekonomi yang dibutuhkan dari luar sistem untuk mengekploitasi sumber daya semakin besar. Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai EIR relatif tinggi, artinya nelayan tradisional memerlukan investasi ekonomi yang besar untuk mengeksploitasi sumber daya di ekosistem lamun. Odum 1998 menyatakan bahwa negara maju memiliki rasio 7 atau lebih tinggi, sedangkan taman nasional dan hutan belantara memiliki rasio 1 atau kurang. Emergi Loading Ratio ELR adalah perbandingan antara emergi input dari luar sistem dan emergi dari sumber daya yang tidak dapat pulih dengan emergi dari sumber daya yang dapat pulih. ELR merupakan indikator tekanan lingkungan dari proses produksi Brown dan Ulgiati 1977 dalam Liu 2011. Pada penelitian ini, nilai ELR baik musim Timur dan musim Utara relatif tinggi, artinya beban lingkungan akibat proses penangkapan di ekosistem lamun relatif besar. Emergi Sustainability Index ESI, merupakan indikator keberlanjutan suatu sistem. Nilai ESI yang tinggi memberikan pengertian bahwa hasil yang diperoleh dari sistem memberikan nilai ekonomi bagi nelayan tradisional dengan tidak menimbulkan tekanan terhadap ekosistem lamun. Nilai ESI yang diperoleh pada penelitian ini sangat kecil yang berarti bahwa sistem SSE ekosistem lamun tidak berkelanjutan.