Karakterisasi Kitosan derajat deasetilasi Pembuatan Tepung dari Buah Lindur

Gambar 4. Diagram alir pembuatan ekstrak lindur dari tepung lindur

3.4.1.5 Pengujian aktivitas antimikroba

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari kitosan dan ekstrak lindur terhadap bakteri uji Salmonella dan S.aureus menggunakan metode uji difusi agar dengan kertas cakram. Satu ose isolat bakteri Salmonella dan S.aureus masing-masing diinokulasi ke dalam 9 ml media NB, kemudian diinkubasi pada suhu 37 °C selama 24 jam. Kultur sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam cawan petri dan dituangkan media agar sebanyak 20 ml, dibiarkan membeku. Siapkan kertas saring atau kertas cakram berbentuk bulat dengan diameter 6 mm yang sudah disterilkan. Selanjutnya ke dalam kertas cakram diteteskan ekstrak lindur atau kitosan yang telah dilarutkan dalam asam asetat dengan konsentrasi berbeda sebanyak 60 µL diatas atau pada kertas saring, biarkan sampai semua kertas saring tersebut menyerap senyawa antimikroba. Tiriskan kertas cakram sampai tidak menetes dan letakkan kertas cakram tersebut diatas permukaan agar yang telah memadat 3 cakram per cawan. Kemudian cawan petri diinkubasi pada suhu 37 °C dan setelah 24 jam dilakukan pengamatan terhadap zona bening yang terbentuk di sekeliling kertas cakram dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran dilakukan pada setiap sisi Lioe et al. 2012. Maserasi dengan etanol 95 selama 48 jam Penyaringan hingga didapat filtrat Evaporasi hingga didapat ekstrak lindur dan etanol Sonikasi dengan etanol 10 ml Ekstrak lindur Tepung lindur

3.4.2 Penelitian Utama Aplikasi Edible Coating pada Udang Kupas

Penelitian utama terdiri atas dua seri penelitian, yaitu Penelitian Seri Pertama dan Penelitian Seri Kedua. Dalam Penelitian Seri Pertama digunakan konsentrasi kitosan sebanyak 0 , 1 , 2 dengan asam asetat 1 sebagai pelarut bv. Konsentrasi ekstrak lindur sebanyak 0 , 1 dan 2 dengan etanol sebagai pelarut vv. Udang yang digunakan adalah jenis Black tiger. Sedangkan untuk Penelitian Seri Kedua digunakan konsentrasi kitosan sebanyak 0 dan 1 dengan asam asetat 1 sebagai pelarut bv, serta konsentrasi ekstrak lindur sebanyak 0 , 1 dan 2 dengan etanol sebagai pelarut vv. Udang yang digunakan adalah jenis udang vannamei. Kitosan dan ekstrak lindur masing-masing konsentrasi dilarutkan dalam air destilata, dilakukan penambahan agar 1 bv, dan gliserol 0.5 vv kemudian dipanaskan hingga mendidih. Larutan kemudian didinginkan hingga suhu sekitar 40 °C. Setelah itu, larutan diaplikasikan sebagai edible coating dengan cara mencelupkan udang kupas selama 5 detik. Udang kupas yang telah dilapisi edible coating kemudian ditiriskan pada suhu kamar sampai lapisan edible coating mengering. Udang kupas kemudian disimpan pada suhu dingin 10 °C. Diagram alir prosedur aplikasi edible coating pada udang kupas dapat dilihat pada Gambar 5. Pada Penelitian Seri Pertama, analisis yang dilakukan meliputi uji TPC, TVB, pH dan organoleptik hedonik meliputi parameter warna, aroma, tekstur dan penerimaan umum pada penyimpanan 1 dan 7 hari pada suhu dingin 10 °C. Pada Penelitian Seri Kedua, analisis yang dilakukan meliputi uji Vibrio, TPC, TVB, pH, uji warna dengan kromameter, uji tekstur dengan Texture Profile Analyzer, uji organoleptik meliputi uji hedonik dan mutu rasa untuk udang matang yang direbus selama sekitar 5 menit pada suhu sekitar 100 °C serta kenampakan, aroma dan tekstur untuk udang matang dan mentah. Pengamatan dilakukan selama 1 hari, 4 hari dan 7 hari penyimpanan pada suhu dingin 10 °C. Gambar 5. Diagram alir prosedur aplikasi edible coating kitosan-ekstrak lindur Udang kupas Pembuatan larutan coating dari ekstrak lindur+kitosan+gliserol+agar+air Pencelupan dalam larutan sekitar 40 °C selama 5 detik Penirisan pada suhu kamar selama 1 menit Penyimpanan pada suhu dingin 10 °C