Kontrol Lembaga Pendidikan Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap “Geng Motor” (Studi di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara)

persuasif memanggil kedua orangtua dan juga guru dari anak remaja yang melakukan penyimpangan. Menurut peneliti, pemanggilan orangtua dan guru sekolah dari anak remaja yang melakukan penyimpangan adalah untuk memberitahukan bahwa anak atau anak didik mereka terlibat dalam tindakan yang menyimpang, sehingga dengan demikian peran dari keluarga dan sekolah dapat lebih ditingkatkan dalam mengawasi anak remaja tersebut. Pendapat peneliti tersebut sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Horton dan Hunt 1996 : 276 yang menyatakan bahwa keluarga merupakan kelompok primer yang pertama dari seorang anak dan dari situlah pengembangan kepribadian bermula. Selain itu, pendapat peneliti tersebut juga sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Hirschi dalam Atmasasmita 1992 yang mengatakan bahwa, penyimpangan atau bahkan keriminalitas atau perilaku menyimpang merupaka bukti kegagalan kelompok - kelompok sosial konvensioal untuk mengikat individu agar tetap conform, seperti keluarga, sekolah, atau institusi pendidikan dan kelompok dominan lainnya.

2. Kontrol Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan sebagai salah satu yang sangat besar andilnya dalam keikutsertaan dalam mengenalikan perilaku menyimpang, khususnya pengendalian perilaku terhadap peserta didik, maka upaya yang dilakukan dalam mengendalikan banyaknya ahir - ahir ini perilaku menyimpang dikalangan remaja, seperti Geng Motor adalah dengan cara melakukan sosialisasi atau pengarahan secara teratur dan berkelanjutan, melakukan pembinaan terhadap siswa yang dilakukan oleh guru - guru khususnya dilakukan oleh guru wali kelas, guru budi pekerti BP, dan Universitas Sumatera Utara PKS kesiswaan. Namun ketika pengarahan, dan pembinaan yang dilakukan tidak diindahkan oleh siswa, maka tanpa memebeda - bedakan siswa, sekolah secara terpaksa harus dikenakan sanksi administrasi. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan Wakil Kepala Sekolah SMK 1 Percut Sei Tuan yaitu bapak Sukirman. “kan gini kan...kalau udah dilakukan pengarahan, pembinaan yang dilakukan oleh wali kelas dan guru BP, tapi toh dia tetap melanggar...maka pernyaataan harus tetap disegel..kalau pernyataan disegel juga toh tidak diindahkan, maka sanksinya lebih meningkat lagi..” Hasil wawancara pada tanggal 8 juni 2013 Dari hasil wawancara dengan bapak Sukirman dapat diketahui bahwa, peran kontrol sosial secara persuasif yang dilakukan oleh SMK 1 Percut Sei Tuan dalam mengendalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja, seperti Geng Motor yang mayoritas anggotanya adalah remaja yaitu dengan cara melakukan tindakan pegarahan, pembujukan, dan pembinaan secara rutin dan berkelanjutan namun tetap diberlakukan batas toleransi. Hasil wawancara dengan bapak Sukirman menunjukkan bahwa sekolah yang berperan untuk mengendalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja, seperti perilaku Geng Motor tidak cukup dilakukan dengan tindakan sosialisai, pengarahan, pembinaan saja. Namun untuk mengendalikan perilaku remaja yang menyimpang seperti Geng Motor juga perlu dilakukan pengendalian dengan pemberian sanksi – sanksi yang tegas yaitu dengan tujuan memberikan efek jera, sehingga tidak mengulanginya lagi. Hasil wawancara dengan bapak Sukirman tersebut sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Nasution 2010 : 18 yang megatakan bahwa Universitas Sumatera Utara kotrol langsung di sekolah berlangsung disekolah bersumber pada guru - guru, merekalah yang menentukan kelakuan yang bagaimana yang diharapkan dari murid - murid agar tidak melakukan tindakan atau perilaku menyimpang. Bila siswa melanggar peraturan, guru - guru dapat menggunakan otoritas untuk menindak murid itu sehingga tidak akan mengulanginya lagi. Dari hasil wawancara diatas dan juga teori yang diungkapkan oleh Nasution, maka peneliti berasumsi bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan juga sekaligus sebagai agen kontrol sosial yang bertujan untuk mentransformasi nilai - nilai luhur kepada siswa, memberikan pengetahuan intelektual pada siswa, juga berperan membentuk karakter siwa agar kedepannya memilki kontrol batin yang kuat, sehingga kedepannya tidak dengan mudah terpengaruh terhadap hal - hal yang menyimpang seperti perilaku Geng Motor yang sangat menggangu ketertiban masyarakat, juga anggotanya kerep kali terlibat dalam hal - hal yang membahayakan dirinya sendiri, seperti menggunakan obat terlarang, merampok, dan berbagai tindakan pidana lainnya. Untuk itu, peneliti berasumsi bahwa seharusnya sekolah sebagai agen kontrol sosial yang berperan dalam mengendalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja, selain mentransformasi ilmu pengetahuan kepada siswa, juga seharusnya lebih menekankan pada pembinaan pendidikan berkarakter, sehingga remaja yang memiliki karakter moral yang baik tidak mudah terpengaruh terhadap hal - hal yang menyimpang seperti perilaku Geng Motor. Untuk membentuk karakter siswa yang baik tentu saja tidak mudah, namun peneliti berpendapat bahwa sekolah sebagai lembaga pendidikan yang juga berperan sebagai agen Universitas Sumatera Utara kontrol sosial secara penuh memiliki otoritas yang penuh untuk memberlakukan sanksi - sanksi yang tegas terhadap siswa yang sudah sering sekali mengabaikan himbauan, pengarahan dan berbagai pembinaan yang dilakukan. Namun, harus disadari juga bahwa sekolah sebagai agen kontrol sosial juga harus terlebih dahulu melakukan sosialisasi, pengerahan, pembujukan, pembenaan dan berbagai tindakan preventif, persuasif lainnya dengan baik, sebelum memberikan sanksi - sanksi administarasi pada siswanya. Peneliti melihat bahwa, sekarang ini banyak sekali sekolah - sekolah khususnya sekolah SMA Sekolah Menengah Ahir dan SMK Sekolah Menengah Kejuruan gagal melakukan kontrol sosial yang berupa sosialisasi, pengerahan, pembinaan, dan pembentukan karakter yang baik. Peneliti juga melihat bahwa banyak sekali sekolah tidak dengan sungguh - sungguh melakukan sosialisasi nilai yang baik, pembentukan karakter atau moral yang baik pada siswanya. Akibat dari kegagalan tersebut, maka tidak heran akhir - akhir ini banyak sekali tindakan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak remaja. Salah satu tindakan perilaku menyimpang yang mayoritas dilakukan oleh anak remaja adalah perilaku Geng Motor. Terlepas dari asumsi peneliti diatas, maka dengen tidak bertujuan untuk menilai, peneliti melihat bahwa kontrol sosial dilakukan oleh SMK 1 Percut Sei Tuan sudah baik. Hal ini dibuktikan dengan sangat sedikitnya siswa dari SMK 1 Percut Sei tuan yang terlibat dalam kegiatan - kegiatan yang menyimpang seperti, narkoba, pencurian, dan kegiatan perilaku Geng Motor. Universitas Sumatera Utara

3. Pemerintah Desa Bandar Khalipah