Kontrol Sosial Pemeritah Desa Bandar Khalipah

Dari hasil wawancara dengan ketua Geng Motor CKR Cocok Kam Rasa yaitu Adrian membuktikan bahwa, dalam sebuah kelompok Geng Motor juga memiliki susunan struktur keanggotaan yang jelas, dan juga dilengkapi dengan pemberian tugas masing – masing pada nggota. 4.5. Kontrol Sosial Pemerintah Terhadap Geng Motor 4.5.1. Kontrol Sosial Pemerintah Secara Preventif Kontrol sosial secara preventif adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah setempat, baik yang itu yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Bandar Khalipah, lembaga kepolisian, lembaga pendidikan, yaitu dengan cara - cara seperti melakukan sosialisasi atau penyuluhan, penyuluhan, dan berbagai tindakan preventif lainnya.

1. Kontrol Sosial Pemeritah Desa Bandar Khalipah

Himbauan secara langsung yang dilakukan oleh Kepala Desa Bandar Khalipah kepada masyarakat, khususnya himbauan terhadap anak remaja, pembinaan melalui kegitan – kegitan, seperti: remaja mesjid, BKPM Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat, menyediakan fasilitas olahraga untuk anak remaja, seperti: bela diri karate, sepak bola, volly, latihan teater dan berbagai kegiatan olahraga lainnya. Itu semua merupakan bagian dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemeritah Desa Bandar Khalipah untuk mengatasi, mengendalikan atau mengurangi banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, yang salah satu contohnya adalah perilaku yang ahir - ahir ini sangat meresahkan masyarakat, seperti Geng Motor. Untuk lebih jelasnya berikut hasil pemaparan Kepala Desa Bandar Khalipah yaitu bapak Misno saat peneliti melakukan wawancara. Universitas Sumatera Utara “...Geng Motor itu sangat meresahkan masyarakat yang berada di Desa Bandar Khalipah..untuk itu kami memberikan bimbingan untuk senantiasa bertanggung jawab pada pada anak - anaknya khususnya remaja agar tidak membiarkan mereka setiap malam minggu dan malam senin untuk membebaskan anaknya mengendarai sepeda motor yang tak tau jelas kemana arahnya.....kami selalu mengupayakan dan saya selalu terjun ke masyarakat malalui himbauan - himbauan yang kami bina dalam setiap remaja mesjid dan berkumpulan remaja yang ada di dusun..sehingga anak - anak tidak mempunyai waktu luang khususnya malam hari setelah belajar mereka dapat mengikuti kegitan ke mesjid..dan juga kami membuat suatu gelanggang kegiatan remaja mesjid..sehingga inilah upaya kami menekan kecilnya kemungkinan anak - anak mengikuti kegitan - kegitan Geng Motor...remaja mesjid yang ada di Desa Bandar Khalipah ini ada 24 remaja mesjid dan itu hampir setiap malam melakukan latihan - latihan derama, gontong royong..dan kemudian mereka mengikuti kegitan - kegitan olah raga..yang disedikan yang difasilitasi oleh masyarakat...yang kami lakukan biasanya mengangkap remaja tersebut,..kami melakukan pembinaan dan bimbingan di kantor desa ini..kemudian kami memanggil orang tuanya untuk senantiasi lebih mengawasi anak tersebut..Kalo menghukum remaja tidak punya hak untuk menghukum...hanya membina..tapi kalau memang itu benar - benar fatal kami akan serahkan pada penegak hukum..namun kami tidak pernah melanjutkannya ke polsektabe..,atau poleskta..kami bina dulu melalui kamtibnas yang ada di Desa Bandar Khalipah,... yang juga juga anggotanya mempunyai satuan-satuan polisi masyarakat..yang terdiri dari 105 anggota..kami membebankan kepada mereka untuk membina masyarakat..khususnya remaja..karna polmas yang ada disini mencangkup ke dusun- dusun..dengan pakaian dinas yang telah ada...” Hasil wawancara tgl 25 juli 2013 Dari hasil wawancara dengan bapak Misno, dapat ketahui bahwa kontrol sosial yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Bandar Khalipah untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, seperti Geng Motor tidak hanya dilakukan dalam bentuk himbauan saja. Memberikan pembinaan melalui kegiatan, seperti remaja: mesjid, BKPM Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat, menyediakan fasilitas olah raga untuk anak remaja seperti Universitas Sumatera Utara bela diri karate, sepak bola, volly, latihan teater serta tindakan - tindakan preventif lainnya, itu semua merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh Kepala Desa Bandar Khalipah untuk mengurangi dan mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja khususnya tindakan Geng Motor yang kebanyakan anggotanya adalah anak remaja. Hasil wawancara dengan bapak Misno sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Horton dan Hunt 1996 : 178 yang mengatakan bahwa, pengendalian sosial melalui proses sosialisas, maka seseorang akan menginternalisasikan menghayati norma - norma, nilai, dan hal - hal yang tabu dalam masyarakatnya. Menginternalisasikan hal tersebut berarti menjadikannya bagian dari perilaku otomatis seseorang yang dilakukannya tanpa pikir, orang yang menginternalisasikan suatu nilai secara penuh akan menerapkan nilai tersebut meskipun tidak ada seorangpun yang melihatnya. Dari teori yang dikemukan oleh Horton dan Hunt 1996 : 178 diatas, maka peneliti berasumsi bahwa, untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja khususnya mereka yang tinggal di daerah perkotaan atau daerah pinggirang kota yang umumnya menjadi daerah yang sangat rawan terhadap kegiatan - kegitan yang menyimpang dari nilai - nilai dan norma masyarakat, maka salah satu hal yang sangat penting untuk mencegah perilaku mereka ke hal - hal yang tidak diinginkan adalah dilakukannya sosialisasi formal tentang dampak perilaku tersebut terhadap masa depan remaja formal. Peneliti beranggapan bahwa, seseorang yang masih berada dalam usia remaja, maka dapat dikatakan bahwa selain perilaku mereka yang masih labil, pemikiran dan tingkah laku mereka juga rentan masih gampang Universitas Sumatera Utara terpengaruh lingkungan disekitar mereka. Untuk itu, perlu adanya sosialisasi formal baik yang berbentuk himbauan, nasehat, atau berbagai upaya lainnya yang dilakukan secara rutin oleh pemeritah setempat. Bila sosialiasi terus - menerus dilakukan oleh Pemerintah Desa Bandar Khalipah dan dilaksanakan dengan benar - benar dan teratur, maka masyarakat Desa Bandar Khalipah, khususnya remaja Desa Bandar Khalipah secara berangsur - angsur akan menginternalisasikan nilai - nilai yang disosialisasikan oleh Pemerintah Desa Bandar Khalipah, sehingga dengan demikian tingkat perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat atau remaja Desa Bandar Khalipah juga akan ikut berkurang. Namun, kini banyak kota - kota besar seperti Kota Medan pada umumnya ditandai dengan banyaknya tindakan - tindakan yang menyimpang, bahkan ada yang sampai tindakan anarkis, seperti misalnya Geng Motor. Bahayanya lagi semua tindakan menyimpang yang dilakukan oleh kelompok sosial seperti Geng Motor, banyak dilakukan oleh anak remaja. Bila dianalisis dengan teori - teori tentang kontrol sosial yang dikemukan oleh Horton dan Hunt 1996 : 178, maka dapat diambil diketahui bahwa banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja disebabkan oleh kurangnya kontrol sosial atau sasialisasi yang dilakukan oleh agen - agen kontrol sosial, seperti: pemerintah setempat. Selain hasil wawancara dengan bapak Misno sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Horton dan Hunt, hasil wawancara dengan bapak Misno juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hirschi dalam Atmasasmita 1992 yang dalam teorinya yang menyatakan tentang unusur yang social bonds dalam Universitas Sumatera Utara mengendalikan perilaku menyimpang, yaitu involvement keterlibatan. Hirschi mengatakan bahwa, dengan adanya kesadaran, keterlibatan, partisipasi individu terhadap aktivitas - aktivitas normatif konvensional, maka dengan sendirinya akan peluang seseorang untuk melakukan tindakan - tindakan yang melanggar hukum. Dari teori ini menunjukkan bahwa kegitan - kegitan, seperti olah raga atau kegiatan - kegitan yang dapat mengisi waktu luang remaja merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam mengendalikan perilaku yang tidak diinginkan atau perilaku menyimpang pada remaja. Sejalan dengan hasil wawancara dengan bapak Misno dan juga teori Hirschi dalam Atmasasmita 1992 yang mengatakan bahwa involvement keterlibatan merupakan salah satu bagian dari social bonds dalam mengendalikan perilaku menyimpang, maka peneliti berasumsi bahwa sarana - dan prasana seperti tanah lapang yang selama ini telah ada di setiap daerah tertentu, termasuk juga yang ada di daerah Desa Bandar Khalipah, perlu dilakukannya pemanfaatan secara lebih maksimal. Pemanfaatan tanah lapang tersebut bisa dilakukan oleh pemerintah Desa Bandar Khalipah, misalnya dengan menyisihkan sebagian anggarannya untuk perbaikan atau meningkatkan fungsi tanah lapan tersebut. Perbaikan dan miningkatkan fungsi tanah lapang dalam hal ini bisa dilakukan misalnya dengan menambah berbagai sarana aktifitas olah raga didalamnya, seperti sarana bola volly, basket, karate, dan berbagai kegiatan lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan yaitu untuk menyalurkan bakat remaja khusunya mereka yang secara ekonomi kurang mapan atau kurang sejahtera, sehingga remaja tidak Universitas Sumatera Utara terlibat dalam kegiatan atau aktifitas - aktifitas yang menyimpang seperti Geng Motor. 2. Kontrol Sosial Lembaga Kepolisian Penyuluhan atau sosialisasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian ke sekolah - sekolah dan rumah ibadah dengan tujuan memberikan informasi bahwa, Geng Motor adalah kelompok anarkis yang tidak perlu ditiru. Bagi mereka yang ikut terlibat dalam sebuah kelompok Geng Motor, maka kepolisian menyatakan bahwa mereka akan diproses secara hukum sampai ke pengadilan. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan Kabit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan yaitu bapak AKP Faidir. “..Tindakan preventif yang kita lakukan adalah dengan melakukan penyuluhan atau sosialisasi ke sekolah - sekolah dan juga rumah ibadah, dan salah satu strategi yang kami lakukan untuk mencegah timbulnya Geng Motor adalah dengan membritahukan sanksi - sanksi hukum bagi mereka yang terlibat dalam Geng Motor. Artinya bahwa kami membritahukan kepada masyarakat terlebih- lebih anak - anak remaja dimana anggota Geng Motor kebayakan adalah anak - anak remaja yang mayoritas adalah pelajar SMA atau STM, bahwa bagi mereka yang terlibat dalam aksi Geng Motor maka akan kami proses secara hukum sampai pengendilan dan kami tidak akan berikan toleransi sedikit pun, sehingga dengan demikian anak - anak remaja akan berpikir dua kali untuk membentuk Geng Motor yang sering meresahkan masyarakat...” Hasil wawancara di Polsek Percut Sei Tuan, 10 Juni 2013 Dari hasil wawancara dengan bapak AKP Faidir menunjukkan bahwa, sosialisasi atau penyuluhan yang dilakukan oleh pihak kepolisian ke sekolah - sekolah dan rumah ibadah, yaitu dengan tujuan memberikan informasi bahwa, Geng Motor adalah kelompok anarkis yang tidak perlu ditiru adalah salah satu upaya yang sangat penting dilakukan untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, hal ini dikarenakan dengan adanya proses Universitas Sumatera Utara sosialisasi yang dilakukan oleh berbagai pihak kepada remaja, yang bertujuan untuk memberikan pedoman tentang bagaimana seharusnya berprilaku dalam kehidupan masyarakat dan juga bagaimana seharusnya sikap yang seharusnya diambil oleh masyarakat, agar tidak terpengaruh oleh sekolompok orang tertentu yang akan membawa remaja untuk melakukan tindakan yang menyimpang, seperti Geng Motor. Hasil wawancara diatas sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Bagong 2010 yang menyatakan bahwa, kontrol sosial yang dilakukan melalui proses sosialisasi juga dapat mengingatkan kapada masyarakat tentang tindakan - tindakan yang selama ini mereka lakukan secara tidak sadar merupakan tindakan yang termasuk dalam kategori yang menyimpang. Namun. karena kurang adanya sosialisasi yang baik kepada masyarakat dan juga pemahaman yang baik, serta adanya kebudayaan lokal yang membenarkan tindakan tersebut, maka bisa saja seseorang secara tidak sadar telah melakukan tindakan penyimpangan. Artinya bahwa. dengan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak yang menangani kasus perilaku seperti Geng Motor, maka anak remaja bisa saja menganggap bahwa Geng Motor itu bukan suatu kelompok yang menyimpang dan berbahaya, ditambah dengan anak remaja yang masih rentan labil, maka akan sangat mudah terpengaruh oleh teman - teman dan lingkungannya. Namun bila sosialisisasi terus - menerus dilakukan secara rutin, maka remaja pada ahirnya memiliki kesadaran dan pemahaman tersendiri yang pada ahirnya akan membuat mereka menghindari bergabung atau berbuat menyimpang seperti kelompok sosial Geng Motor. Universitas Sumatera Utara Sejalan dengan pernyaataan yang diungkapkan oleh bapak AKP Faidir, Kanit Provos Polsek Percut Sei Tuan yaitu bapak Zulfikar, juga menjelaskan bahwa untuk mengatasi banyaknya Geng Motor di sekitar Kecamatan Percut Sei Tuan maka peran yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Percut Sei Tuan adalah dengan cara, seperti: melakukan apel upacara bersama setiap hari senin ke sekolah - sekolah terutama sekolah yang siswanya dianggap banyak terlibat atau bergabung dengan Geng Motor atau sekolah yang dianggap rawan masalah tingkah laku siswanya. Tujuan dari pada apel ini adalah untuk memberikan arahan dan nasehat kepada siswa - siswa tentang apa untung dan ruginya menjadi anggota Geng Motor, sehingga dengan demikian kecendrungan siswa atau pelajar untuk bergabung dengan Geng Motor akan semakin berkurang. “ ...Geng Motor di wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan ini sudah jauh berkurang daripada sebelumnya, disebabkan apa bisa berkurang? Karena setiap hari senin seluruh perwira yang ada di Polsek Percut ini selalu memimpin upacara IRUP pada hari senin di sekolah - sekolah, terutama yang kami anggap rumah - rumah sekolah yang kami anggap siswanya rawan masalah tingkah laku muritnya. Jadi setiap hari senin, baik Kapolsek, Waka Polsek, Kanit Isabara Serse, maupun Kanit Provos selalu mengadakan upacara setiap Hari senin di rumah - rumah sekolah yang ada di wilayah percut, terutama yang menjadi atensi bagi kami SMK teladan, SMK Prayatna, maupun SMA 1 Percut. Kami selalu memberikan pengarahan tentang apa untungnya dan apa ruginya untuk menjadi anak Geng Motor selama dia masih berstatus sebagai pelajar. Hal ini kami lakukan sejak banyak muncul Geng Motor di sekitar Percut, waktu itu Kapolsek masih dijabat oleh Kapolsek lama yaitu Kompol Maringan Simanjuntak, SH, MA, dan kami di perintahkan seluruh personel polisi baik itu BAGIN yaitu BINMAS, selalu memberi pengarahan kepada siswa-siswa SMU maupun SMK sewaktu upacara apel setiap hari senin di sekolah - sekolah dan sampai sekarang masih dilaksanakan...” Hasil wawancara di Polsek Percut Sei Tuan, 19 juni 2013 Universitas Sumatera Utara Hasil wawancara dengan bapak Zulfikar membuktikan bahwa sosialisasi merupakan bagian dari kontrol sosial yang sangat penting dalam mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, yang salah satu contohnya adalah perilaku Geng Motor. Untuk itu perlu adanya sosialisasi yang dilakukan oleh semua pihak agen sosialisasi kepada remaja yang masih rentan labil dan gampang dipengaruhi, khususnya dalam hal ini adalah sosialisasi secara rutin dan berkelanjutan yang dilakukan oleh kepolisian.

3. Kontrol Sosial Lembaga Pendidikan