Kontrol Lembaga Keluraga Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap “Geng Motor” (Studi di Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara)

organisasi - organisasi gereja, mengikuti kegiatan PA Pendalaman Alkitab dan berbgai kegitan lainya. Dari hasil wawancara dengan bapak Hj. Eddi Kisno Siswanto dan tokoh agama umat kriste, yaitu ibu Boru Hutagaul, maka peneliti berpendapat bahwa selain melakukan pembinanan terhadap remaja, maka pembinanan terhadap orangtua yang dilakukan dalam bentuk - bentuk ceramah dari berbagai pihak, baik itu yang dilakukan oleh tokoh agama juga harus dilakukan. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan kemampuan orangtua dan pemahaman orangtua tentang cara - cara mendidik anak yang benar atau ideal.

4.6.2. Kontrol Sosial Masyarakat Secara Persuasif

Merupakan salah cara yang dapat dilakukan oleh agen kontrol sosial seperti, lembaga keluarga, tokoh agama yaitu dengan tujuan untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, seperti Geng Motor yaitu dengan cara - cara seperti: membujuk dan mengajak secara lebih inten, merayu, memberikan imbalan. Adapun bentuk kontrol sosial yang dilakukan oleh lembaga keluraga dalam mengendalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja, seperti Geng Motor adalah sebagai berikut:

1. Kontrol Lembaga Keluraga

Bujukan dan nasehat yang tidak henti - hentinya orangtua terhadap anak - anaknya agar tidak mengulangi suatu tindakan yang menyimpang dan tidak diharapkan adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh orangtua dalam mengendalikan perilaku anak remaja dari tindakan yang tidak diinginkan atau menyimpang. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan Universitas Sumatera Utara seorang kepala keluarga yang tinggal di Desa Bandar Khalipah yaitu bapak Tarmiji. “...kalo anak saya salah, ya kita nasehati agar tidak di ulang - ulangi, kalo masih tetap aja di ulangi ya saya tetap nasehatin dia..tapi mugkin saya kasih hukuman mengurangi kebebasan dia keluar rumah.,,kalau memukul saya hampir ga pernah melakukannya pada anak saya..karena dengan memukul berarti sama saja kita membentuk karakter anak kita jadi lebih bandel kedepannya..” Hasil wawancara pada tanggal 15 Juni 2013 Hasil wawancara dengan bapak Tarmiji dapat diketahui bahwa, untuk mengendalikan perilaku menyimpang pada anak remaja yang telah berulang kali melakukan tindakan yang tidak diinginkan atau menyimpang adalah dengan cara melakukan bujukan dan nasehat yang tidak henti - hentinya yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak – anaknya, yaitu dengan tujuan agar tidak mengulangi suatu tindakan yang tertentu yang menyimpang dan tidak diharapkan. Sesuai dengan pernyataan Basrowi 2005 : 98 yang menyatakan bahwa, untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara persuasive yaitu dilaksanakan dengan membujuk dan mengajak secara halus membujuk, merayu seseorang atau sekelompok orang agar mematuhi nilai - nilai dan norma - norma sosial yang berlaku di masyarakat. Artinya bahwa, apabila remaja telah malakukan perbuatan atau perilaku menyimpang secara berulang - ulang, maka sebagai orangtua harus bersabar dan melakukan pembujukan secara terus menerus pada anaknya, sehingga dengan demikian pada ahirnya anak remaja secara tidak langsung akan mematuhi keinginan dari orangtuanya tidak mengulangi suatu perbuatan tertentu yang dilarang. Universitas Sumatera Utara Namun peneliti melihat bahwa, banyak dari orangtua anak remaja saat ini tidak memiliki kesabaran untuk membujuk dan mendidik anaknya, banyak orangtua dari anak remaja sering sekali langsung emosi dan melakukan tindakan kekerasan untuk mengendalikan perilaku anak-anaknya yang menyimpang. Bila tindakan kekerasan terus - menerus dilakukan oleh orangtua terhadap anak - anaknya, maka perilaku dan karakter anak juga akan terbentuk untuk terus melakukan tindakan perilaku yang lebih menyimpang dari yang sebelumnya.

2. Kontrol Tokoh Agama