1. Kontrol Lembaga Keluarga
Pengawasan oleh orangtua terhadap anak - anaknya secara terus menerus, penanaman nilai - nilai dan norma agamaadat, pemberian sifat sosial pada anak,
pembentukan tanggung jawab yang kuat pada diri anak, penanaman sifat jujur pada diri sendiri dan pada orang lain, disiplin waktu, yang dilakukan oleh
orangtua terhadap anak – anaknya. Itu semua merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga keluarga untuk mengatasi perilaku yang tidak
diinginan atau menyimpang pada remaja. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga yang tinggal di jalan Balai Desa No.1 Desa Bandar Khalipah
Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu bapak Samsudi, SE. “...Mengontrol anak itu tidak gampang dan tidak sulit, tergantung
bagaimana kita menghadapi mereka, salah satu kontrol yang selalu saya tekankan pada anak - anak mencegah perilaku mereka yang
tidak saya inginkan adalah: 1 Menanamkan kejujuran pada diri sendiri, artinya saya sebagai orang tua mereka selalu berusaha
untuk menekankan pada batin mereka bahwa jujur itu adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama jujur pada diri sendiri,
karna dengan jujur pada diri sendiri maka insya Allah segala kegiatan yang mereka akan lakukan dapat mereka pertanggung
jawabkan, karna tanggung jawab itu adalah penting. 2 Disiplin waktu, artinya bahwa mereka saya berikan kebebasan tanpa ada
batasan sejauh kegitan mereka tidak negatif dan tidak melebihi jam 10 malam. 3 Memberikan sifat sosial, saya juga selalu berusaha
mengajak mereka untuk merasakan kesusahan orang lain karena dengan merasakan kesusahan orang lain maka sifat egoisme
mereka juga akan terkikis dan yang paling penting tindakan mereka dalam segala hal termasuk dalam belajar juga akan semakin
bersungguh sungguh. 4 Menanamkan nilai - nilai dan norma, dalam hal ini norma yang paling saya tekankan adalah norma
agama dan ahlak, karena dengan menghayati norma agama maka perilaku mereka yang di laur rumah bisa di kontrol sendiri oleh
mereka sendiri dengan selalu berpatokan pada ajaran - ajaran agama sebelum bertindak dan juga dengan ahlak mereka akan
lebih menghargai orang yang lebih tua dari dirinya. Disini juga saya selalu menekankan pada mereka untuk berpadai - pandailah
membawa diri karna rambut sama hitam kita tidak ada yang tau,
Universitas Sumatera Utara
jadi dalam segi berbicara saya juga selalu menekankan pada mereka untuk berhati - hati....”.
Hasil wawancara di Desa Bandar Khalipah, 2 Juni 2013 Dari hasil wawancara dengan bapak Samsudi, dapat diketahui bahwa
kontrol sosial yang dilakukan oleh bapak Samsudi terhadap anak - anaknya adalah dengan pengawasan secara terus menerus, penanaman nilai - nilai dan norma
agamaadat, pemberian sifat sosial pada anak, pembentukan tanggung jawab yang kuat pada diri anak, penanaman sifat jujur pada diri sendiri dan pada orang lain,
disiplin waktu, merupakan salah satu upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan dan mencegah anaknya bergabung dengan kelompok sosial yang
menyimpang seperti Geng Motor. Hasil wawancara dengan bapak Samsudi sesuai dengan teori yang
diungkapakan oleh Hirschi dalam Atmasasmita 1992 yang menyatakan bahwa, ada empat unsur utama didalam kontrol sosial internal, yaitu: attachement kasih
sayang, commitment tanggung jawab, involment keterlibatan atau partisipasi, dan bilieve kepercayaan dan keyakinan. Keempat unsur tersebut dianggap
merupakan social bonds yang berfungsi untuk mengendalikan perilaku individu. Bila tindakan kontrol yang dilakukan oleh bapak Samsudi terhadap anak-
anaknya dilakukan oleh semua orangtua, maka besar kemungkinan masalah banyaknya perilaku menyimpang yang banyak terjadi dikalangan remaja yang
banyak terjadi ahir - ahirnya, seperti misalnya tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh kelompok sosial seperti Geng Motor, akan teratasi secara tidak
langsung.
Universitas Sumatera Utara
Namun peneliti melihat bahwa sekarang ini, khususnya di daerah perkotaan kontrol sosial yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak - anaknya
cendrung tidak sesuai dengan kontrol yang sebagaimana seharusnya yang dijelaskan dalam teori - teori sosiologi tentang tahap - tahap yang harus dilakukan
dalam mengendalikan perilaku menyimapang dikalangan remaja. Itu semua dapat diterima karena mungkin melihat banyaknya kesibukan dan juga tingginya stres
orangtua diluar rumah untuk mencari nafkah keluarganya, khususnya orangtua yang bekerja di sektor - sektor tertentu. Akitbatnya adalah anak - anak mereka
merasa bahwa dirinya kurang mendapatkan perhatian dan juga kasih sayang dari orangtuanya, sehingga sering sekali karena dengan perasaan kurangnya perhatian
dan kasih sayang dari orangtuanya anak remaja tersebut melampiasan perilaku mereka ke hal - hal yang negatif.
Dari hasil wawancara dengan bapak Samsudi dan juga teori yang diungkapkan oleh Hirschi dalam Atmasasmita 1992 yang menyatakan bahwa,
ada empat unsur utama didalam kontrol sosial internal, yaitu: attachement kasih sayang, commitment tanggung jawab, involment keterlibatan atau partisipasi,
dan bilieve kepercayaan dan keyakinan, maka peneliti berasumsi bahwa banyaknya perilaku Geng Motor yang sangat meresahkan masyarat ahir - ahir ini,
dimana kebanyakan anggotanya merupakan pelajar remaja yang masih labil adalah suatu fenomena sosial yang menunjukkan bahwa banyak orangtua
sekarang rentan kurang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak - anak mereka. Banyak diantara orangtua sekarang hanya tau bahwa kewajiban
mereka terhadap anak - anaknya adalah memberikan materi saja, namun menurut
Universitas Sumatera Utara
peneliti bahwa sesunggunya anak - anak remaja tidak hanya butuh materi saja, kasih sayang dan perhatiaan dari orangtua adalah sesuatu kebutuhan pokok bagi
mereka selain materi. Peneliti melihat bahwa tindakan yang dilakukan oleh informan penelitian
dari kepala keluarga yang telah diwawancarai yaitu bapak Samsudi dalam mengendalikan dan mengawasi anak - anaknya dari agar tidak melakukan perilaku
menyimpang dan juga tidak terpengaruh dengan kelompok sosial yang menyimpang adalah dengan cara, seperti: pengawasan secara terus menerus dan
juga penanaman nilai -nilai dan norma agamaadat, pemberian sifat sosial pada anak, pembentukan tanggung jawab yang kuat pada diri anak, penanaman sifat
jujur pada diri sendiri dan pada orang lain, disiplin waktu adalah salah satu bentuk perhatian dan kasih sayang yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak -
anaknya. Sejalan dengan bapak Samsudi, salah satu kepala keluarga yang tinggal di
Jalan Balai Desa No.1A Desa Bandar Khalipah yaitu bapak Tarmizi juga mengatakan bahwa kontrol yang dia lakukan terhadap anak - anaknya agar
tindakan mereka tidak menyimpang dari nilai- nilai sosial seperti narkoba, mabuk - mabukan dan terlebih - lebih bergabung dengan kelompok sosial yang
menyimpang yang ahir - ahir ini sering sekali menjadi pembicaraan masyarakat karna tindakan mereka yang sangat meresahkan masyarakat yaitu Geng Motor.
Bapak Tarmiji mengatakan bahwa pengawasan orang tua, kasih sayang orangtua menjadi faktor yang sangat penting dalam membentuk perilaku yang baik pada
anak. Selain itu, bapak Tarmiji juga mengatakan bahwa penanaman nilai - nilai
Universitas Sumatera Utara
agama pada anak juga menjadi hal yang tidak kalah penting, menurutnya dengan pembekalan nilai - nilai agama pada diri anak adalah salah satu cara dapat
dilakukan untuk mengendalikan tindakan menyimpang dikalangan remaja. Hal ini dikarenakan, bahwa menurut bapak Tarmiji ajaran agama itu sendiri sangat
berpengaruh dalam membentuk kontrol batin dalam diri seorang anak. Untuk lebih jelasnya berikut pemaparan hasil wawancara saya dengan bapak Tarmiji.
“....sebenarnya untuk mencegah perilaku anak yang menyimpang ada beberapa hal penting yang harus kita lakukan sebagai orang
tua, hal-hal tersebut berkaitan dengan kontrol internal dan external terhadap anak. Berkaitan dengan kontrol tersebut maka saya
sebagai orang tua mengambil langkah-lagkah berikut: 1 Pengawasan, Saya sebagai orang tua selalu berusaha semaksimal
mungkin untuk mengawasi segala aktifitas mereka baik diluar maupun dirumah, dalam artian kalau dia di luar rumah dengan
siapa, apa tujuannya, dan sama siapa. Dengan mengetahui yang sebutin diatas maka mudah-mudahan tingkah laku mereka akan
tetap jauh dari hal - hal yang tidak baik. 2 Memberikan teguran dan nasehat, kalau perilaku mereka tidak sesuai dengan harapan
saya atau anak - anak saya melakukan kesalahan, maka peran yang saya ambil sebagai orang tua adalah menegur, menasehati mereka
dalam arti memberikan pengajaran pada mereka tentang mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Terus
terang seumur anak saya saya tidak pernah memukul dan memarahi meraka, kalaupun saya marah ya paling diam-diam aja
melototin mereka dan ketika saya melakukan hal seperti ini anak- anak saya pun mengerti bahwa ayahnya sedang marah. Selanjutnya
yang tidak pernah lupa saya lakukan adalah menasehati mereka, hampir setip hari ketika semua ngumpul atau pada saat makan
saya menasehati mereka. Kenapa saya menasehati mereka pada saat lagi ngumpul semua? Hal itu saya lakukan dengan tujuan agar
adek-adeknya juga bisa sekalian dinasehati, nasehat untuk kakaknya bukan bererati seolah-olah hanya untuk kakaknya tetapi
untuk adek-adeknya juga. 3 Menanamkan nilai-nilai agama pada diri mereka, Sebagai orang tua mereka, saya sering mengajak
mereka untuk sholat sama-sama bahkan hal itu saya lakukan hampir setiap malam selagi saya ada dirumah, kalau nilai-nilai
adat atau kebudayaan mungkin saya jarang mengajarkan mereka, karna saya sebagai perantau disini juga sebenarnya sudah tidak
mengerti lagi adat - adat Minangkabau, hal ini mingkin karena sudah kelamaan merantau..ucap bapak Tarmiji sambil tersenyum.
Universitas Sumatera Utara
4 Membentuk tanggung jawab dalam diri mereka sejak dini, hal ini saya lakukan dengan memberikan praturan yang tegas
pada anak-anak saya, seperti misalnya kalau udah jam 10 malam
apapun alasannya mereka harus pulang kerumah. Dengan peraturan seperti itu maka mudah - mudahan mereka akan
mempunyai kebiasaan yang akan terbawa kemana pun mereka pergi dan tentunya mereka akan lebih menghargai yang namanya
waktu...”
Hasil wawancara di Desa Bandar Khalipah, 3 Juni 2013 Hasil wawancara dengan bapak Tarmiji membuktikan bahwa, peran
orangtua untuk mengendalikan perilaku dari seorang anak remaja adalah sesutu yang sangat dominan. Untuk itu perlu adanya pembinaan yang dilakukan terhadap
orang tua yaitu tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik, cara mengasuh anak secara ideal, dan cara meningkatkan prestasi anak di sekolah yang dilakukan
oleh orangtua. Melihat banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, yang salah
satu contohnya adalah Geng Motor yang kebanyakan anggotanya adalah anak remaja, maka peneliti berasumsi bahwa banyaknya perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh remaja tersebut adalah bukti nyata dari gagalnya orangtua dalam menjalankan perannya sebagai agen kontrol sosial, khususnya dalam hal ini
sebagai agen kontrol sosial internal. Peneliti melihat bahwa banyak diantara orangtua sekarang, khususnya
mereka yang tinggal di perkotaan ataupun mereka yang tinggal di pinggiran kota khususnya mereka yang memiliki kesibukan yang padat untuk bekerjaberkrier
mendapatkan nafkah keluarganya sering sekali mengabaikan waktu kebersamaan dengan anak - anaknya atau keluarganya, sehingga banyak orangtua masa kini
sering sekali mengalami masalah dalam relasi dengan anak - anaknya. Jadi waktu
Universitas Sumatera Utara
untuk berbicara berbagi rahasia, kasih sayang, memberikan pelajaran komitmen, dan nilai - nilai penting lainya tidak tersampaikan pada anak - anaknya. Akibat
dari kurangnya waktu kebersamaan, kasih sayang, perhatian dari orangtua terhadap anak - anaknya, maka pada ahirnya akan membawa seorang anak remaja
untuk terlibat dalam hal - hal yang menyimpang, yang salah satu contohnya ,seperti perilaku Geng Motor.
2. Kontrol Tokoh Agama