Kelembagaan Imbal Jasa Lingkungan

99 disekitar objek dan daya tarik wisata maupun bagi pemerintah. Selanjutnya Suwantoro 1997: 120 pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap. Pada dasarnya pengembangan pariwisata dilakukan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan permasalahan Mill, 2000: 168. Pengembangan pariwisata secara mendasar memperhatikan beberapa konsep seperti: 1 pengembangan pariwisata berkelanjutan, 2 pembangunan wilayah terpadu dan pengembangan produk wisata, 3 pembangunan ekonomi pariwisata; serta 4 pengembangan lingkungan

7. Kelembagaan Imbal Jasa Lingkungan

a. Program Penguatan Kapasitas dan Status Hukum Lembaga Imbal Jasa Lingkungan Lembaga imbal jasa lingkungan yang akan dibentuk memerlukan penguatan dalam kapasitas dan status hukumnya agar sumber daya dan sumber dana baik dari pemerintah maupun dari partisipasi masyarakat sebagai pemanfaat jasa lingkungan kolam retensi polder dan masyarakat miskin sebagai penyedia jasa lingkungan merupakan prasyarat yang amat penting untuk menjamin berbagai program pengelolaan kolam retensi polder berkelanjutan. Tujuannya ialah agar: i lebih terkendali dan efektif dalam operasional pemeliharaan polder sesuai standar manajemen, ii menjamin dan melayani sebanyak mungkin warga miskin yang terlibat dalam program, iii penyelenggaraan kegiatannya secara hukum terlindungi, dan dana yang dikelolanya aman, akuntabel, iv komitmen pemerintah dan semua pemangku 100 kepentingan dalam penerapan imbal jasa lingkungan, yakni adanya kepastian kesepakatan awal antara penyedia jasa dan pemanfaat jasa-jasa lingkungan pengelolaan polder, serta iv berkelanjutan dan pengembangan kelembagan melalui kerjasama dengan berbagai kelembagaan baik pemerintah daerah, swasta dan masyarakat baik nasional, regional maupun internasional. Penguatan lembaga imbal jasa lingkungan ini sangat diperlukan guna menghindari resiko gagalnya investasi semua jenis modal, yakni modal manusia, modal ekonomi dan modal sosial yang telah dicurahkan dan yang lebih penting adalah terjaminnya “proses jual-beli” antara pemerintah dan masyarakat yang membeli jasa dan masyarakat miskin sebagai penyedia jasa lingkungan. b. Perumusan Dasar Hukum dan Peran Lembaga Imbal Jasa Lingkungan dalam Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi Program. Perumusan dasar hukum bagi eksistensi lembaga imbal jasa lingkungan, setidaknya menyangkut tiga hal, yaitu: i pilihan bentuk badan hukum bagi lembaga imbal jasa lingkungan, ii status kepemilikan aset-aset yang dimiliki masyarakat dan pemerintah dana, saranaprasarana, kelembagaan, dan iii status hukum penyelenggaraan operasional pengelolaan kolam retensi polder. Adanya kebijakan pemerintah penerapan imbal jasa lingkungan polder akan menjadi landasan hukum bagi peningkatan peran dan keberadaan lembaga yang difasilitasi pemerintah maupun organisasi sebagai lembaga yang mengelola operasional pemeliharaan polder yang melibatkan masyarakat 101 miskin masyarakat, pelayanan sosial, dan pelayanan bagi kegiatan keuangan dan pendampingan usaha. Dengan status hukum yang jelas, maka fungsi dan pemanfaatan lembaga imbal jasa lingkungan untuk program-program pemerintah dimasa yang akan datang dapat berjalan dengan baik, dimana prinsip-prinsip partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas akan terjaga. Disamping aspek hukumnya, untuk peningkatan kinerja pelayanan, meningkatkan akuntabilitas dan menjamin keberlanjutan, maka diperlukan juga penguatan kapasitas capacity building bagi manajemen dan staf badan pengelola polder, fasilitator, dan pendamping lokal. Materinya terutama dalam aspek manajemen, pengelolaan kegiatan dan anggaran, penguatan kelompok dan kegiatan ekonominya, kerjasama antar lembaga networking, serta monitoring dan pelaporan. Sasaran akhir perumusan kebijakan dasarkepastian hukum lembaga imbal jasa lingkungan berdasarkan regulasi yang ada - Kajian inventarisasi landasan hukum kelembagaan imbal jasa lingkungan - Pelaksanaan lokakaryaWorkshop tentang eksistensi dan landasan hukum kelembagaaan imbal jasa lingkungan c. Penetapan Program-Program, Prosedur dan Mekanisme Penerapan Imbal Jasa Lingkungan Pada sisi penerima manfaat, agar pinjaman yang diterima bermanfaat secara efektif bagi pengembangan kegiatan ekonomi perempuan dan yang terkait, serta lancar kinerja pengembaliannya, maka perlu dikuatkan landasannya. Untuk itu, pertama, perlu penguatan organisasi kelompok dan 102 kebiasaan menabung. Setelah mereka nanti menerima pinjaman, kebiasaan tersebut dilanjutkan dengan kewajiban menabung di bank melalui unit layanan dana bergulir. Perlu dipertimbangkan pula bahwa pinjaman dana bergulir tidak semata-mata untuk kegiatan produktif ekonomi semata, tetapi juga bisa menjadi „dana darurat‟ untuk kegiatan sosial pinjaman untuk biaya kesehatanmasuk rumah sakit, daftar sekolah, anak nikahkhitan, dan lainnya. Tentunya untuk hal ini harus sangat hati-hati dan perlu diingat bahwa awalnya dana simpanpinjam bagi perempuan SPP memang untuk kebutuhan mendesak, agar masyarakat tidak terjerat “lintah darat”.

H. Pembangunan Berkelanjutan