32
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perspektif Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada pokok kajian mengenai kebijakan, kondisi modal sosial, modal politik dan kearifan lingkungan di lingkungan masyarakat
sekitar kolam retensi Tawang dan pemangku kepentingan sebagai potensi dalam pengelolaan sistem kolam retensi polder berkelanjutan dengan model imbal jasa
lingkungan untuk memberikan insentif ekonomi bagi warga miskin. Kajian ini ditinjau dari berbagai perspektif, yakni implementasi kebijakan, modal sosial,
modal politik dan kearifan lingkungan dalam kerangka konsep pengembangan imbal jasa lingkungan sistem polder berkelanjutan guna memberikan insentif
ekonomi bagi warga miskin. Secara teoritis, segenap aspek tersebut ditelaah dari teori-teori yang relevan sesuai dengan persepektif tinjauan dari berbagai
perspektif sebagai berikut;
1. Perspektif Kebijakan Lingkungan
Berfokus pada kajian kondisi ekosistem kolam retensi Tawang Kota Lama dalam konteks implementasi kebijakan pengelolaan sistem polder yang dilakukan
oleh aktor kebijakan eksekutif dan aktor politik DPRD. Beberapa aspek yang ditelaah meliputi berbagai kebijakan yang telah dilakukan untuk pengelolaan
kolam retensi polder Tawang khususnya yang terkait dengan permasalahan fungsi dan manfaat kolam retensi polder sebagai pengendali banjir dan rob,
fungsi konservasi Kota Lama dan fungsi rekreasi atau pariwisata. Disamping itu
32
33
bebagai masalah yang terkait dengan konteks paradigma pembangunan berkelanjutan yang mencakup tiga dimensi yakni dimensi sosial, ekonomi dan
lingkungan sebagai satu kesatuan sistem. Tinjauan dari perspektif ini dimaksudkan untuk menganalisis aspek-aspek implementasi yang mencakup
komunikasi, sumber daya, disposisi, birokrasi dan struktur organisasi pengelolaan kolam retensi serta respon para aktor kebijakan dan para aktor politik terhadap
peluang pengembangan imbal jasa lingkungan IJL guna memberikan insentif ekonomi bagi warga miskin. Ada beberapa alternatif model analisis implementasi
kebijakan, antara lain adalah model implementasi kebijakan, model implementasi kebijakan menurut Meter dan Horn dan model implementasi kebijakan menurut
Edward. Berikut disajikan gambar bentuk dari ketiga model tersebut.
Gambar 5 Model Implementasi Kebijakan Menurut Edward
Sumber: Edward, Implementation Public Policy, 1981 Edward III mengajukan pendekatan masalah implementasi dengan terlebih
dahulu mengemukakan dua pertanyaan pokok, yakni: i faktor apa yang mendukung keberhasilan implementasi kebijakan? dan ii faktor apa yang
Communication
Resource
Deposition Bureaucratic
Implemntation
Structure
34
menghambat keberhasilan implementasi kebijakan? Berdasarkan kedua pertanyaan tersebut dirumuskan empat faktor yang merupakan syarat utama
keberhasilan proses implementasi, yakni komunikasi, sumber daya, sikap birokrasi atau pelaksana dan struktur organisasi, termasuk tata aliran kerja
birokrasi. Empat faktor tersebut menjadi kriteria penting dalam implementasi suatu kebijakan.
Ditegaskan oleh Edward III dalam Juliartha 2009:58 bahwa masalah utama dari administrasi publik adalah lack attention to implementation bahwa
without effective implementation the decision of policymakers will not be carried out successfully.
Komunikasi berkenaan dengan bagaimana kebijakan dikomunikasikan kepada organisasi danatau publik, ketersediaan sumber daya
untuk melaksanakan kebijakan, sikap, dan tanggapan dari para pihak yang terlibat dan bagaimana struktur organisasi pelaksanaan kebijakan.
Gambar 6 Model Implementasi Kebijakan Menurut Meter dan Horn
Sumber: Samodra Wibawa, 1994 Model pendekatan implementasi kebijakan yang dirumuskan Van Meter dan
Van Horn disebut dengan A Model of the Policy Implementation 1975
Komunikasi antar organisasi
dan pengukuhan aktivitas
Kondisi sosial ekonomi dan politik
Standar dan sasaran
kebijakan
Sumber daya Sikap pelaksana
Kinerja Kebijakan
Karakteristik organisasi
komunikasi antar organisasi
35
Agustino, 2006 Proses implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau performansi suatu pengejewantahan kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja
dilakukan untuk meraih kinerja implementasi kebijakan yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan berbagai variabel. Model ini mengandaikan bahwa
implementasi kebijakan berjalan secara linear dari keputusan politik, pelaksana dan kinerja kebijakan publik. Model ini menjelaskan bahwa kinerja kebijakan
dipengaruhi oleh beberapa variabel yang saling berkaitan, variabel-variabel tersebut yaitu: 1 Standar dan sasaran kebijakanukuran dan tujuan kebijakan, 2
Sumber daya, 3 Karakteristik organisasi pelaksana, 4 Sikap para pelaksana, 5 Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan, 6
Lingkungan sosial, ekonomi dan politik Model pendekatan implementasi kebijakan yang dirumuskan Van Meter dan
Van Horn digunakan untuk menganalisis perspektif modal sosial, modal politik serta kearifan lingkungan di lokasi penelitian terhadap penerapan imbal jasa
lingkungan Kolam Retensi Tawang.
2. Perspektif Imbal Jasa Lingkungan