38
Tabel 3 Lingkup Pendekatan Kajian Imbal Jasa Lingkungan Kolam Retensi Tawang
Kota Lama
Lingkup Daerah Aliran Sungai
DAS Kali
Semarang Lingkup Objek kolam
retensi Tawang Sebagai Pengendalian Banjir
Apek Kajian Penanganan Banjir dan Rob
1. Imbal
Jasa lingkungan 2.
Modal Sosial 1 3.
Partisipasi Masyara kat
4. Perencanaan
Mitigasi Banjir 5.
Perilaku Masyarakat DAS
6. Stakeholder
Analysis 1.
Polder 2.
Taman Hijau 3.
Wadukkolam retensi
Pengendali Banjir
4. Waduk Resapan
1. Aspek Biaya
2. Aspek KebijakanBir
okrasi 3.
Aspek Ekologi 4.
Aspek Ekonomi
5. Aspek Filsafat 6. Aspek GISPerpetaan
7. Aspek Hukum 8. Aspek Kerugian
9. Aspek Kesehatan 10. Aspek Komunikasi
11. Aspek Mitigasi 12. Aspek Moral
13. Aspek Politik
14. Aspek Psikologis 15. Aspek Sejarah
16. Aspek Sosial
17. Aspek Teknologi 18.
Aspek Teologi
19. Aspek
Kearifan LokalKearifan
Lingkungan
20. Aspek Kemiskinan
B. Sistem Polder
1. Pengertian Sistem Polder
Polder merupakan suatu sistem penanganan drainase perkotaan dengan cara mengisolasi daerah yang dilayani cathment area terhadap masuknya air dari luar
daerah, baik berupa over flow limpasan maupun aliran bawah permukaan gorong-gorong dan rembesan, serta mengendalikan ketinggian muka air banjir
didalam sistem sesuai dengan rencana. Sifat-Sifat Sistem polder antara lain:
39
1 Wilayah polder dibatasi dengan baik, dimana air yang berasal dari luar kawasan tidak boleh masuk, hanya air hujan dan kadang-kadang air
rembesan pada kawasan itu sendiri yang dikumpulkan. 2 Dalam polder tidak ada aliran permukaan bebas seperti pada daerah
tangkapan air alamiah, tetapi dilengkapi dengan bangunan pengendali pada pembuangannya dengan penguras atau pompa untuk mengendalikan aliran
ke luar. 3 Muka air di dalam polder air permukaan maupun air bawah permukaan
tidak bergantung pada permukaan air di daerah sekitarnya dan dinilai berdasarkan elevasi lahan, sifat-sifat tanah, iklim, dan tanaman.
Komponen Sistem polder terdiri dari Segeren, 1983: 1 Tanggul keliling dan atau pertahanan laut sea defense, atau konstruksi
isolasi lainnya 2 Sistem drainase lapangan field drainage system
3 Sistem pembawa conveyance system 4 Kolam penampung dan stasiun pompa outfall system
5 Badan air penerima recipient waters
2. Sejarah Sistem Polder
Sejarah polder dimulai dari negara Belanda dan telah memiliki riwayat panjang. Keberhasilannya juga sudah teruji. Saat ini sekitar 65 dari negara
Belanda akan banjir jika tidak ada sistem polder. Jika sekarang kita melihat sistem polder di negara Belanda maka kita melihat suatu sistem yang tertata dan teratur.
Tak ada yang menyangka bahwa hal ini bisa terjadi akibat pengembangan sistem
40
lahan dan air yang berangsur-angsur sejak seribu tahun yang lalu. Sistem polder ini diawali ketika para petani yang selalu memberi patok terhadap lahan gambut
garapannya. Mereka mengolah tanah gambut tersebut dengan membuat parit dan kanal. Tapi kenyataannya sistem drainase kanal terbuka buatan manusia tersebut
ternyata memicu penurunan level tanah subsidence. Ini mengancam kawasan mereka yang akan tenggelam jika tidak membuat pelindung banjir dan tindakan-
tindakan pengelolaan air. Agar tak terjadi banjir para petani berpikir sederhana yaitu dengan membangun tanggul. Pertama kali bangsa Belanda mengenal
tanggul kira-kira 1.000 tahun yang lalu. Sejak itu pula, tanggul dan sistem polder disempurnakan dan diperluas penggunaannya.
3. Polder di Belanda dan Indonesia