Mekanisme Imbal Jasa Lingkungan

97 lingkungan adalah a perorangan, b kelompok masyarakat, c perkumpulan, d badan usaha, e pemerintah daerah, f pemerintah pusat, yang memiliki segala bentuk usaha yang memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi pokoknya. Satu contoh program pembayaran jasa lingkungan di Indonesia adalah jasa lingkungan pemanfaatan air yang dilakukan oleh PT. Krakatau Tirta Industri KTI. http:www.krakatautirta.co.idprogram-jasa-lingkungan.

6. Mekanisme Imbal Jasa Lingkungan

a. Skema Pasar Terbuka Skema ini jarang diterapkan dan cenderung dapat diterapkan di negara yang sudah maju. Pemerintah dapat mendefinisikan barang atau jasa apa saja dari multifungi DAS yang dapat diperjual belikan. Selanjutnya dibuat regulasi yang dapat menimbulkan permintaan. Perlu sebuah kerangka regulasi yang kuat dan penegakan hukum, transparansi, penghitungan secara ilmiah yang akurat dan sistem verifikasi yang terjamin. Pemanfaat jasa lingkungan di luar jurisdiksi hukum Indonesia tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku Prinsip kebijakan ini dimaksudkan sebagai instrumen keputusan politik untuk membantu memelihara dan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan ekosistem secara berkelanjutan Suyanto 2009: 23. 98 b. Skema pembayaran publik Pendekatan ini sering digunakan bila pemerintah bermaksud menyediakan landasan kelembagaan untuk suatu program dan sekaligus menanamkan investasinya. Pemerintah dapat memperoleh dana melalui beberapa jenis iuran dan pajak. Contohnya, kebijakan penetapan harga air, persetujuan penggunaan pajak air untuk melindungi DAS, menciptakan mekanisme pengawasan, pemantauan dan pelaksanaan regulasi yang bersifat melindungi penyedia jasa dan menerapkan denda bagi pelanggarnya. Selain mekanisme yang dipergunakan dalam imbal jasa multifungsi, tipe imbalan berkaitan dengan jasa lingkungan akan menentukan implementasi lapangan. Gouyon 2004 membagi imbalan berkaitan dengan jasa lingkungan dalam 3 kategori yaitu: 1 imbalan berupa pembiayaan langsung, seperti pemberian subsidi atas pertukaran suatu perubahan tata guna lahan, 2 imbalan non finansial, misalnya penyediaan infrastruktur, pelatihan, manfaat atau jasa-jasa lainnya bagi pihak yang menyediakan jasa lingkungan, 3 akses ke sumber daya atau pasar, seperti pemilikan lahan, atau akses pasar yang lebih baik dengan sertifikasi jasa lingkungan atau dengan skema alokasi kontrak publik c. Konsep Pengembangan Imbal Jasa Lingkungan Ada beberapa pendapat para ahli tentang arti dari pengembangan itu sendiri. Menurut Paturusi 2001 mengungkapkan bahwa pengembangan adalah suatu strategi yang dipergunakan untuk memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu objek dan daya tarik wisata sehingga dapat dikunjungi wisatawan serta mampu memberikan manfaat bagi masyarakat 99 disekitar objek dan daya tarik wisata maupun bagi pemerintah. Selanjutnya Suwantoro 1997: 120 pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap. Pada dasarnya pengembangan pariwisata dilakukan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan permasalahan Mill, 2000: 168. Pengembangan pariwisata secara mendasar memperhatikan beberapa konsep seperti: 1 pengembangan pariwisata berkelanjutan, 2 pembangunan wilayah terpadu dan pengembangan produk wisata, 3 pembangunan ekonomi pariwisata; serta 4 pengembangan lingkungan

7. Kelembagaan Imbal Jasa Lingkungan