148
Untuk aktivitas ini, maka kerja sama berbagai pihak: pemerintah, perguruan tinggi, LSM, dan swasta, menjadi penting. Kelima, memperkenalkan konsep
relawan DAS. Peran lain Komite DAS di tiap desakelurahan adalah mengajak setiap masyarakat DAS di desa kelurahan yang bersangkutan yang peduli, mulai
dari anak sekolah sampai orang dewasa, untuk menjadi relawan DAS. Tugas mereka adalah mengimplementasikan rencana yang telah dibuat. Penggunaan
atribut-atribut relawan bekerjasama dengan pihak sponsor swasta dapat dipertimbangkan. Keenam, memfasilitasi terbangunnya jaringan antar sesama
Komite DAS desakelurahan, serta jaringan antara Komite-Komite DAS dengan institusi-institusi pemerintah, perguruan tinggi, LSM, dan dunia usaha.
5. Tugas Pemerintah
Tugas pemerintah dalam desain kelembagaan seperti ini adalah menfasilitasi terbentuknya Forum DAS di tiap-tiap DAS, dimana Forum DAS ini nantinya akan
bertugas menfasilitasi terbentuknya Komite DAS di tiap desakelurahan di DAS yang bersangkutan. Desain kelembagaan yang polisentris seperti ini diharapkan
dapat menjadi alternatif terhadap rendahnya kinerja pemerintah di berbagai level dalam pengendalian banjir di Indonesia selama ini. Jika desain kelembagaan
seperti ini diterapkan secara konsisten, maka bebas banjir bukanlah sesuatu yang mustahil.
6. Konsep Pembangunan berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya yang berprinsip memenuhi kebutuhan
sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan
149
menurut Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang
harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan
tanpa mengorbankan
kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Banyak laporan PBB, yang terakhir
adalah laporan dari KTT Dunia 2005, yang menjabarkan pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama ekonomi, sosial, dan lingkungan yang
saling bergantung dan memperkuat. Berikut konsep tiga pilar pembangunan berkelanjutan;
Gambar 14. Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan
Sumber: Scheme of sustainable development: at the confluence of three preoccupations
, United Nations, 1990 Dengan demikian pembangunan tidak hanya dipahami sebagai
pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual. Dalam pandangan ini, keragaman
budaya merupakan kebijakan keempat dari lingkup kebijakan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan Hijau pada umumnya dibedakan dari pembangunan
150
bekelanjutan, dimana pembangunan hijau lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan diatas pertimbangan ekonomi dan budaya. Pendukung Pembangunan
Berkelanjutan berargumen bahwa konsep ini menyediakan konteks bagi keberlanjutan menyeluruh dimana pemikiran mutakhir dari Pembangunan Hijau
sulit diwujudkan. Sebagai contoh, pembangunan pabrik dengan teknologi pengolahan limbah mutakhir yang membutuhkan biaya perawatan tinggi sulit
untuk dapat berkelanjutan di wilayah dengan sumber daya keuangan yang terbatas. Beberapa riset memulai dari definisi ini untuk berargumen bahwa
lingkungan merupakan kombinasi dari alam dan budaya.
C. Definisi Konsep