Teori Belajar B.F. Skinner
elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti gerakan shalat dan tata cara ibadah haji.
3.
Belajar Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya
adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-masalah sosial seperti masalah keluarga,
masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah-masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
19
Selain itu, belajar sosial juga bertujuan untuk mengatur dorongan nafsu pribadi demi kepentingan
bersama dan memberi peluang kepada orang lain atau kelompok lain untuk memenuhi kebutuhannya secara berimbang dan proporsional.
Bidang-bidang studi yang termasuk bahan belajar sosial antara lain pelajaran Agama dan PPKN.
4. Belajar Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis,
teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas,
dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep- konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insight sangat
diperlukan. 5.
Belajar Rasional Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan
berfikir secara logis dan sistematis. Tujuannya ialah untuk memperoleh berbagai kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan
konsep-konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah. Bidang-bidang studi yang dapat digunakan
sebagai sarana belajar rasional sama dengan belajar pemecahan masalah. Bedanya, belajar rasional tidak memberi tekanan khusus
19
Nyanyi Khodijah, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pres, 2014, Cet 1, h. 53
penggunanya pada bidang eksakta. Artinya, bidang-bidang non eksakta pun dapat memberi efek yang sama dengan bidang studi
eksakta dalam belajar rasional. 6.
Belajar Kebiasaan Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-
kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, suri tauladan, dan
pengalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-
kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras secara kontekstual, serta selaras dengan norma dan tata nilai moral yang
berlaku. Belajar kebiasaan akan lebih tepat dilaksanakan dalam konteks pendidikan keluarga. Namun demikian, tentu tidak tertutup
kemungkinan penggunaan pelajaran agama sebagai sarana kebiasaan bagi para siswa.
7. Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar pertimbangan arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan
mengembangkan kecakapan ranah afektif yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai objek tertentu,
misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik, dan sebagainya. Bentuk belajar ini biasanya diterapkan dalam bidang studi bahasa, sastra,
kerajinan tangan, kesenian, dan menggambar, juga seni baca Al- Qur’an.
8. Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.
Tujuannya adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih