Hukuman bagi pembunuhan semi sengaja

77 sebagian lagi hukuman tambahan. Hukuman pokok untuk tindak pidana pembunuhan semi sengaja adalah hukuman diyat dan kafarat. Hukuman diyat pembunuhan semi sengaja tidak diancam dengan hukuman qishas, melainkan dengan hukuman diyat. 120 Hal ini didasarkan pada hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Nasai, dan Ibn Majah dari Abdullah bin Umr ibn Ash, bahwa Rasulullah telah bersabda: “Ingatlah sesungguhnya diyat kekeliruan dan semi sengaja yaitu pembunuhan dengan cambuk dan tongkat adalah 100 ekor unta di antaranya 40 ekor didalam perutnya ada anaknya sedang bunting. 121 HR. Abu Daud dan Nasai Diyat untuk pembunuhan semi sengaja sama dengan pembunuhan sengaja, baik dalam kadar, jenis maupun beratnya. Selain itu pembunuhan semi sengaja juga dikenakan hukuman kafarat. Menurut jumhur ulama selain Malikiyah, hukuman kafarat diberlakukan untuk pembunuhan semi sengaja. Hal ini disebabkan karena statusnya dipersamakan dengan pembunuhan karena kesalahan, dalam hal ini tidak dikenakan hukuman qishas, pembebanan diyat pada aqilah dan pembayaranya dengan angsuran selama 3 tahun. Kafarat merupakan hukuman pokok yang kedua bagi pembunuhan semi sengaja. 122 120 Abdul Qodir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam Jild III, h. 329. 121 Imam Hafiz Abi Daud Sulaiman ibn Asy’ab Sajastany, Sunan Abi Daud Bairut: Dar A’lam, 2003, h. 749. 122 Abdul Qodir Audah, Ensiklopedi hukum pidana Islam, h. 340. 78 Selain dari pada itu pula, ada hukuman penganti bagi pembunuhan semi sengaja pula dikenakan hukuman takzir. Apabila hukuman diyat gugur karena sebab pengampunan atau lainnya, hukuman tersebut diganti dengan hukuman diyat. Seperti halnya dengan pembunuhan sengaja, dalam pembunuhan sini sengaja ini, hakim diberikan kebebasan untuk menentukan hukuman takzir yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh pelaku. Adapun hukuman yang lainnya yaitu hukuman tambahan. Seperti halnya dalam pembunuhan sengaja dalam pembunuhan semi sengaja juga terdapat hukuman tambahan, yaitu penghapusan hak waris dan wasiat. 123

f. Hukuman pembunuhan tersalah

Hukuman untuk pembunuhan karena kesalahan ini sama dengan hukuman untuk pembunuhan semi sengaja yaitu hukuman pokoknya diyat dan kifarat. Adapun hukuman tambahan bagi pelaku tindak pidana pembunuhan tersalah ini yaitu penghapusan hak dan waris. Hukuman diyat untuk pembunuhan karena kesalahan, seperti telah disingung di atas adalah diyat mukhafafah, yaitu diyat yang diperingan. Keringanan tersebut dapat dilihat dari dua aspek, yaitu: aspek kewajiban pembayaran dibebankan kepada keluarga. Aspek lainnya yaitu pembayaran diangsur selama tiga tahun. Adapun komposisi diyat bagi pembunuhan tersalah dibagi menjadi lima kelompok, yaitu: 20 ekor unta banat makhad unta betina memasuki usia 2 tahun, 20 ekor banu makhad unta jantan 123 Abdul Qodir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, h. 348. 79 memasuki 2 tahun, 20 ekor unta banat labun unta usia 2 tahun masuk 3 tahun, 20 ekor hiqqah unta memasuki usia 4 tahun, 20 ekor jaz’ah unta simpurna usia 4 tahun. Hukuman kafarat untuk pembunuhan karena kesalahan merupakan hukuman pokok. Adapun jenis kafarat ini sama seperti dalam pembicaraan mengenai hukuman bagi pembunuhan semi sengaja, yakni memerdekakan hamba sahaya mukmin 124 . Jadi, pembunuhan berencana dalam hukum Islam dikenal dengan tamalu, tamalu adalah kasus pidana yang sudah direncanakan sebelumnya. Jika jumlah perbuatan pelaku secara langsung lebih dari satu, baik semuanya sebagai pembunuh, maupun sebagian saja yang membunuh, atau melakukanya secara bersamaan atau bergantian, pelaku harus bertanggung jawab sebagai pembunuhan disengaja, selama satu perbuatannya atau beberapa perbuatannya bisa menyebabkan kematian dan membantu terjadinya kematian. Oleh karena itu, kejahatan ini dikategorikan sebagai pembunuhan sengaja dan pelakunya dikenakan hukuman qishas sebagai hukuman pokok. 1. Diat untuk pembunuhan sengaja adalah diat mughaladzah artinya diat yang diperberat. Dengan ketentuan yaitu: a. Memberikan seratus ekor unta, menurut syafi’iyaah dengan ketentuan umur unta lebih dari tiga tahun dan sebagianya harus sedang bunting; b. Pembayaran ditanggung sepenuhnya oleh pelaku; 124 Abdul Qodir Audah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, h. 348.

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

0 13 21

Tindak Pidana Penyertaan Pembunuhan Perspektif Hukum Islam (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012)

1 7 116

Tindak pidana penyertaan pembunuhan Perspektif hukum islam (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 959 k/pid/2012)

0 6 116

SKRIPSI Overmacht Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif.

1 4 14

PENDAHULUAN Overmacht Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif.

0 2 14

OVERMACHT DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Overmacht Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif.

1 7 21

KAJIAN TERHADAP ALASAN PENGAJUAN KASASI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DAN TERDAKWA DALAM PERKARA PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Putusan Nomor : 1429 K/Pid/2010).

0 0 13

BAB IV PEMBERIAN REMISI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM A. Remisi dalam Hukum Positif - PEMBERIAN REMISI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDAN

0 0 50

Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Perbandingan Hukum Pidana Positif Dan Hukum Pidana Islam Mengenai Pembunuhan Berencana - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 89