19
umum  jarimah  adalah  unsur-unsur  yang  terdapat  pada  setiap  jarimah,  yang
terdiri dari:
1 Unsur  formal  al-rukn  al-syar’i,  yakni  adanya  nash  yang  melarang
perbuatan-perbuatan tertentu yang disertai ancaman hukuman;
2 Unsur materil al-rukn al-madi, yakni adanya perbuatan yang membentuk
jarimah,  baik  berupa  melakukan  perbuatan  yang  dilarang  maupun
meninggalkan perbuatan yang diperintahkan;
3 Unsur  moril  al-rukn  al-adaby,  yakni  pelaku  jarimah,  ia  adalah  orang
yang  dapat    menerima  khitab  atau  dapat  memahami  taklif,  atau  disebut
sebagai mukallaf.
Menurut unsur khusus jarimah adalah unsur  yang terdapat pada suatu jarimah  yang  lain.  Sebagai  contoh:  menghilangkan  nyawa  manusia  oleh
manusia lainnya dalam jarimah pembunuhan.
b. Menurut Hukum Positif
Unsur  tindak  pidana  dapat  dibedakan  menjadi  dua  sudut  pandang, yakni: dari sudut teoritis dan dari sudut undang-undang. Maksud dari teoritis
adalah  berdasarkan  pendapat  para  ahli  hukum,  yang  tercermin  pada  bunyi rumusannya.  Sedangkan  sudut  undang-undang  adalah  bagaimana  kenyataan
tindak  pidana  itu  dirumuskan  menjadi  tindak  pidana  tertentu  dalam  pasal- pasal peraturan perundang-undangan yang ada.
28
28
Adami  Chazawi,  Pelajaran  Hukum  Pidana  Bag  I  Jakarta:  PT.  Raja  Grafindo  Persada, 2002, cet. ke-1, h. 78-79.
20
1 Unsur Tindak Pidana Menurut Beberapa Teoritisi
  Menurut moeljatno, unsur tindak pidana adalah: a.
Perbuatan; b.
Yang dilarang oleh aturan hukum; c.
Ancaman pidana bagi yang melanggar larangan.   Menurut R. Tresna, tindak pidana terdiri dari unsur sebagai berikut:
a. Perbuatanrangkaian perbuatan manusia;
b. Yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan;
c. Diadakan tindakan penghukuman atau sanksi.
  Menurut  Apeldoorn  elemen  atau  unsur  delik  itu  terdiri  dari  elemen objektif yang berupa adanya suatu tindakan yang bertentangan dengan
hukum  onrecht  matigwederrechttelijk  dan  elemen  subjektif  yang berupa
adanya seorang
pembuat dader
yang mampu
bertanggungjawab  atau  dipersalahkan  toerekeningsyat  baarheid terhadap kelakuan yang bertentangan dengan hukum.
29
Di samping itu pula ada yang membagi unsur tindak pidana secara terperinci,  dan  ini  didasarkan  atas  susunan  dari  tiap-tiap  tindak  pidana
yang  bersangkutan,  sehingga  secara  alternatif  setiap  tindak  pidana  harus mempunyai unsur yang pada umumnya sesuai dengan luasnya isi rumusan
tindak  pidana  yang  pada  umumnya  sesuai  dengan  luasnya  isi  rumusan
29
L.J. Van Apeldoorn, Pengantar Ilmu Hukum Jakarta: Pradya Paramita, 1978, cet.  ke-15, h. 338-339.