Tindak Pidana Hudud Berdasarkan Hukum Islam

65 Allah swt ialah hukuman tersebut tidak bisa dihapuskan oleh perseorangan atau masyarakat. 100 Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ciri khas dari tindak pidana hudud yaitu hukumanya tertentu dan terbatas, dalam arti bahwa hukuman tersebut telah ditentukan oleh syara’ dan tidak ada batas minimal dan maksimal. Selanjutnya hukuman hudud tersebut merupakan hak Allah swt semata-mata atau kalau ada hak manusia di samping hak Allah swt, maka hak Allah swt yang lebih dominan. Lebih lanjut tindak pidana hudud meliputi perzinaan, tuduhan berzina, minum minuman yang memabukkan, pencurian, perampokan, pembrontakan dan murtad.

b. Tindak pidana qishas dan diyat

Di dalam syariat Islam tindak pidana qishas dan diyat adalah tindak pidana yang diancam dengan hukuman qishas dan diyat. Arti qishas adalah setimpal. Artinya, membalas pelaku sesuai dengan apa yang dilakukan, atau menyamakan, maksudnya membalas pelaku kejahatan sesuai dengan perbuatan yang sama dalam hal pelaksanaannya. 101 Sedangkan pengertian diyat menurut bahasa adalah membayar tebusan dengan sejumlah harta benda karena perbuatannya. Keduanya merupakan hak indifidu yang kadar jumlahnya telah ditentukan, yakni tidak memiliki batasan minimal dan maksimal. Maksud hak individu di sini adalah sang korban atau keluarga korban dapat membatalkan hukuman tersebut dengan memaafkan 100 Abdul Qodir Audah, Ensiklopedi hukum Pidana Islam Jild 1, h. 99-100. 101 Abdul Qodir Audah, Ensiklopedi hukum Pidana Islam Jild 1, h. 99. 66 sang pelaku jika ia menghendakinya. Tindak pidana qishas meliputi pembunuhan sengaja, pembunuhan semi sengaja, penganiayaan sengaja, penganiayaan tersalah. 102

c. Tindak pidana takzir

Tindak pidana takzir dalam hukum Islam adalah hukuman atas tindak pidana yang hukumanya belum ditentukan oleh syara’ tetapi sepenuhnya diserahkan atau ditentukan oleh hakim atau ulul amri. 103 Yang dimaksd dengan takzir ialah ta’dib, yaitu memberi pendidikan pendisiplinan. Hukum Islam tidak menentukan macam-macam hukuman untuk tiap-tiap tindak pidana takzir, tetapi hanya menyebutkan sekumpulan hukuman, dari yang paling ringan sampai ke yang paling berat. Tindak pidana takzir meliputi tindak pidana hudud, qishas, diyat yang syubuhat, atau tidak memenuhi syarat tetapi sudah merupakan maksiat. Kemudian tindak pidana yang telah ditentukan oleh Al- Qur’an dan Al-Hadist, namun tidak ditentukan sanksinya. Selanjutnya tindak pidana yang ditentukan oleh ulil amri untuk kemaslahatan umat. Hakim diberi kebebasan untuk memilih hukuman-hukuman yang sesuai dengan macam tindak pidana takzir serta keadaan si pelaku, singkatnya hukuman tindak pidana takzir tidak mempunyai batasan tertentu. Meskipun demikian, hukum Islam tidak memberi wewenang kepada penguasa atau hakim untuk menentukan tindak pidana setengah hati, tetapi harus sesuai 102 Abdul Qodir Audah, Ensiklopedi hukum Pidana Islam Jild 1, h. 100. 103 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam Jakarta: Sinar Grafindo, 2005, h. 249.

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

0 13 21

Tindak Pidana Penyertaan Pembunuhan Perspektif Hukum Islam (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 959 K/Pid/2012)

1 7 116

Tindak pidana penyertaan pembunuhan Perspektif hukum islam (Analisis Putusan Mahkamah Agung No. 959 k/pid/2012)

0 6 116

SKRIPSI Overmacht Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif.

1 4 14

PENDAHULUAN Overmacht Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif.

0 2 14

OVERMACHT DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Overmacht Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Studi Komparatif Antara Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Positif.

1 7 21

KAJIAN TERHADAP ALASAN PENGAJUAN KASASI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM DAN TERDAKWA DALAM PERKARA PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Putusan Nomor : 1429 K/Pid/2010).

0 0 13

BAB IV PEMBERIAN REMISI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM A. Remisi dalam Hukum Positif - PEMBERIAN REMISI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDAN

0 0 50

Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Perbandingan Hukum Pidana Positif Dan Hukum Pidana Islam Mengenai Pembunuhan Berencana - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 89