Tindak pidana takzir Berdasarkan Hukum Islam
67
dengan kepentingan masyarakat dan tidak boleh berlawanan dengan nash ketentuan serta prinsip umum hukum Islam. Dari keterangan di atas, jelaslah
bahwa tidak ada satu kejahatanpun yang tidak dikenakan sanksi hukuman.
104
Maksud pokok hukuman adalah untuk memelihara dan mewujudkan kemaslahatan manusia dan menjaga mereka dari hal-hal yang mafsadah.
Sebagaimana tujuan utama dari penetapan dan penerapan hukuman dalam syariat Islam adalah sebagai pencegahan perbuatan jarimah, perbaikan dan
pendidikan.
105
Macam-macam hukuman dalam hukum pidana Islam dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama, yaitu hukuman yang didasarkan atas pertalian
antara satu hukuman dengan hukuman yang lainnya. Dalam hal ini pula terdapat empat macam hukuman yakni:
1 Bentuk hukuman pokok uqubah asliyyah atau hukuman asal adalah
hukuman yang diberlakukan dan dijatuhkan terhadap suatu jarimah atau kejahatan yang aturanya telah diatur secara jelas oleh Al-
Qur’an. 2
Bentuk hukuman penganti uqubah badaliyyah yakni hukuman yang mengantikan hukuman pokok, apabila hukuman pokok tidak dapat
dilaksanakan karena alasan yang sah. 3
Hukuman tambahan uqubah tabaiyyah yakni hukuman yang mengikuti hukuman pokok tanpa memerlukan keputusan sendiri.
104
Abdul Qodir Audah, Ensiklopedi hukum Pidana Islam Jild 1, h. 100.
105
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas-Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, h. 137-138.
68
4 Selanjutnya bentuk yang keempat yakni hukuman pelengkap uqubah
takmiliyyah yakni hukuman yang mengikuti hukuman pokok dengan syarat adanya keputusan tersendiri dalam hakim.
106
Bagian kedua dari macam-macam hukuman yaitu ditinjau dari segi kekuasaan hakim dalam menentukan berat ringanya hukuman. Dalam hal ini
terdapat 2 dua macam hukuman yakni 1 hukuman yang hanya mempunyai satu batas. Artinya tidak ada batasan tertinggi dan terendah, seperti hukuman
had, dan 2 hukuman yang mempunyai batasan tertinggi dan terendah, di mana hakim diberi kebebasan untuk memilih hukuman yang sesuai dengan
kedua batas tersebut.
107
Kemudian bagian ketiga, dari macam-macam hukuman yaitu didasarkan atas terdapat atau tidaknya nash dalam Al-
Qur’an dan Al-Hadist. Mengenai hukuman yang didasarkan pada ada atau tidaknya nash dibagi
menjadi dua macam hukuman yaitu meliputi jarimah Hudud, ialah hukuman yang ditetapkan atas jarimah hudud, yaitu: zina, menuduh berzina, pencurian,
perampokan, minum minuman keras, murtad dan pemberontakan. Qishas dan diat
, ialah hukuman yang sudah ditentukan syara pada jarimah pembunuhan dan penganiayaan. Kifaraat, ialah hukuman yang ditetapkan untuk sebagian
jarimah qishas dan diat dan beberapa jarimah takzir. Adapun yang lainnya
yaitu hukuman yang tidak ada nashnya. Hukuman ini disebut dengan
106
Abdul Qodir Audah, Ensiklopedi hukum Pidana Islam Jild 1, h. 39.
107
A. Hanafi, Azaz-Azaz Hukum Pidana Islam Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1967, cet. ke-1, h. 260-261.
69
hukuman takzir, yaitu hukuman yang diserahkan kepada kebijaksanaan penguasa.
Selanjutna bagian keempat, dari macam-macam hukuman yaitu digolongkan berdasarkan atas tempat dilakukanya atau sasaran hukuman.
Mengenai penggolongan yang didasarkan pada tempat dilakukan ini, terdapat tiga macam. Macam hukumanya yaitu hukuman badan atau hukuman yang
dikenakan terhadap jiwa manusia dan hukuman harta. Hukuman badan adalah hukuman yang dikenakan terhadap badan manusia, seperti hukamn jilid.
Sedangkan maksud dari hukuman jiwa adalah hukuman mati. Adapun hukuman harta yaitu hukuman yang dikenakan terhadap harta terhukum,
seperti diyah dan perampasan.
108
Dari penjelasan singkat di atas, penulis tidak menguraikan tiap-tiap hukuman yang akan dijatuhkan pada setiap tindak pidana, tetapi penulis hanya
membatasi pada hukuman yang berkenaan dengan kejahatan terhadap nyawa atau pembunuhan. Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai
pengetian pembunuhan, macam-macam pembunuhan yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pembunuhan sengaja, pembunuhan semi sengaja dan
pembunuhan tesalah, maka dalam point ini penulis akan membahas mengenai hukuman pada tiap-tiap pembunuhan tesebut, dan bagaimana sanksi hukuman
bagi pelaku pembunuhan berencana dalam Islam.
108
A Dazuli, Fiqh Jinayah, Upaya Penangulangan Kejahatan Dalam Islam Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, cet. ke-2, h. 29.
70