166
akhir bagi manusia. Al-Farabi juga menekankan empat jenis sifat utama yang harus menjadi perhatian untuk mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat bagi bangsa-bangsa dan setiap warga Negara, yakni :
a.
Keutamaan teoritis, yaitu prinsip-prinsip pengetahuan yang diperoleh sejak awal tanpa diketahui cara dan asalnya, juga yang
diperoleh dengan kontemplasi, penelitian dan melalui belajar. b.
Keutamaan pemikiran, adalah yang memungkinkan orang mengetahui hal-hal yang bermanfaat dalam tujuan. Termasuk
dalam hal ini, kemampuan membuat aturan-aturan karena itu disebut keutamaan pemikiran budaya fadhail fikriyah madaniyah.
c. Keutamaan akhlak, bertujuan mencari kebaikan. Jenis keutamaan
ini barada di bawah dan menjadi syarat keutamaan pemikiran. Kedua jenis keutamaan tersebut terjadi dengan tabiatnya dan bisa
juga terjadi dengan kehendak sebagai penyempurnaan tabiat atau watak manusia.
d. Keutamaan amaliah, diperoleh dengan dua cara, yaitu pernyataan-
pernyataan yang memuaskan dan merangsang.
E. Etika Ideal Akhlak Fadhilah
Istilah etika ideal sampai saat ini belum ditemukan pembahasannya tentang itu, mungkin kalau dalam istilah akhlak etika ideal ini identik
dengan akhlak fadhilah, atau akhlak utama yang juga akhlak mahmudah, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Pengertian Akhlak Al-Fadhilah. Akhlak yang baik adalah segala tingkah laku yang terpuji mahmudah juga bisa dinamakan fadhilah
keutamaan.
6
Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungkapan bahasa Arab akhlak mahmudah, akhlak karimah, akhlak fadhilah.
Sedangkan Al-Ghazali menyebutnya akhlak al-munjiyat artinya akhlak yang menyelamatkan pelakunya.
Sifat-sifat yang baik atau akhlak yang terpuji ini sering disebut dengan fadhilah keutamaan dan dengan demikian sifat benar dinamakan
dengan fadilatus sidq dan sebagainya. Akan tetapi, dalam pembahasan ilmu akhlak tidak semua sifat yang baik dapat dinamakan sebagai
keutamaan, namun setiap sifat yang dinilai sebagai keutamaan adalah baik.
167
Dalam pembahasan tentang keutamaan akhlak dititikberatkan pada pembahasan tentang sifat-sifat yang terpendam dalan jiwa manusia
yang melahirkan perbuatan-perbuatan lahiriah. Karena sifat atau keadaan batin dapat berbolak balik, baik atau jelek, maka tingkah laku
manusia bisa menjadi baik atau buruk. Jadi akhlak yang utama itu adalah akhlak terpuji yang lahir dari jiwa
baik dan benar yang terdidik melawan sifat yang buruk, dan terbiasa melakukan kebaikan.
2. Cabang-cabang Akhlak al-Fadhilah
Dalam membahas cabang-cabang akhlak al-fadhilah terdapat beberapa pembagian menurut para tokoh, dan satu sama lain berbeda dalam
membaginya. Adapun untuk membahas percabangan akhlak al- fadhilah, maka terlebih dahulu memulai dengan membahas tentang
empat talenta dalam kekuatan akhlak menurut Ibn Miskawaih, antara lain :
a. Kebijaksanaan.
Ibnu Miskawaih berpendapat bahwa kebijaksanaan adalah keutamaan jiwa rasional yang mengetahui segala yang maujud
ada, baik yang bersifat ketuhanan maupun hal-hal yang bersifat kemanusiaan. Pengetahuan ini membuahkan pengetahuan rasional
yang mampu memberi keputusan antara kewajiban dan larangan. Miskawaih juga memberi pengertian bahwa kebijaksanaan adalah
pertengahan antara kelancangan dan kedunguan. Yang dimaksud dengan kelancangan adalah penggunaan daya pikir yang tidak tepat
ma la yanbaghi wa kama la yanbaghi. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, masing-masing keutamaan.memiliki cabang
yang sangat banyak sesuai perkembangan istilah. Miskawaih menjelaskan bahwa terdapat enam keutamaan yang termasuk dalam
al-Hikmat kebijaksanaan ini, yaitu: 1 ketajaman intelegensi intellegenci, 2 kuat ingatan retention, 3 rasionalitas
rationality, 4 tangkas dan jernih pemikiran quickness and soundness of understanding, 5 Jernih ingatanpemahaman clarity
of mind, 6 mudah dalam belajar capacity for learning easily.
Asmaran As, 1994 : 208. Secara sederhana, yang dimaksud dengan kebijaksanaan ini adalah
kemampuan dan kemauan seseorang menggunakan pemikirannya secara benar untuk memperoleh pengetahuan, berupa apapun,
sehingga mendapatkan pengetahuan yang rasional. Pengetahuan