Jenis Tanah Andesit Sudamanik Qvas

127

4.3.2. Kepadatan Penduduk

Dengan luas Jabodetabek kurang lebih sebesar 6.665,05 Km 2 , kepadatan penduduk di Jabodetabek pada tahun 2009 rata-rata mencapai 3.919,20 orangKm 2 dengan perincian 13.941,29 jiwakm 2 untuk DKI Jakarta, kemudian Kabupaten Bogor 1.521,54 jiwaKm 2 , Kota Bogor 8.434,69 jiwaKm 2 , Kabupaten Tangerang 2.350,40 jiwaKm 2 , Kota Tangerang jiwaKm 2 , Kota Tangerang Selatan 7.481,74 jiwaKm 2 , Kabupaten Bekasi 2.006,60 jiwaKm 2 , Kota Bekasi 11.221,25 jiwaKm 2 dan Kota Depok sebanyak 7.561,65 jiwaKm 2 . Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Kepadatan Penduduk Jabodetabek Tahun 2002, 2006 dan 2009 No KotaKabupaten Luas Tahun Jiwa Km 2 2002 2006 2009 1 DKI Jakarta 661,56 11.271,74 13.573,55 13.941,29 2 Kabupaten Bogor 2.942,64 1.315,58 1.432,54 1.521,54 3 Kota Bogor 112,18 6.671,00 7.836,85 8.434,69 4 Kota Depok 203,26 4.689,17 6.988,49 7.561,65 5 Kabupaten Tangerang 1.091,42 2.313,85 2.856,04 2.350,40 6 Kota Tangerang 163,87 5.481,30 8.111,85 10.084,76 7 Kota Tangerang Selatan 148,22 - - 7.481,74 8 Kabupaten Bekasi 1.133,68 1.372,77 1.812,50 2.006,60 9 Kota Bekasi 208,22 7.122,53 8.291,40 11.221,25 Jumlah 6.665,05 2.924,60 3.559,23 3.919,20 Sumber : BPS dan Hasil Analisa

4.3.3 Ketenagakerjaan

Penduduk yang bekerja di DKI Jakarta setiap tahunnya terus mengalami perkembangan yang meningkat dimana pada tahun 2002 sebanyak 2.377.268 sedangkan tahun 2009 sebanyak 4.118.390 jiwa. Penduduk yang bukan angkatan kerja mulai tahun 2002 sampai dengan 2009 hampir stabil dimana pada tahun 2009 sebanyak 2.351.354 jiwa. Angka pengangguran di DKI Jakarta pada tahun 2009 mencapai 6,8. Pencari pekerjaan di DKI Jakarta pada tahun 2002 sebanyak 285.384 jiwa dan pada tahun 2009 sebanyak 569.337 jiwa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14 128 Tabel 14. Perkembangan Jumlah Ketenagakejaan di DKI Jakarta Tahun 2002 – 2009 Jiwa Tahun Bekerja Jiwa Mencari Pekerjaan Jiwa Bukan Angkatan Kerja Jiwa 2002 2.377.268 285.384 2.458.280 2003 2.298.477 581.592 2.489.013 2004 3.497.359 602.741 2.520.129 2005 3.565.331 615.917 2.447.567 2006 3.531.799 590.022 2.449.913 2007 3.842.944 552.380 2.371.599 2008 4.191.966 580.511 2.176.604 2009 4.118.390 569.337 2.351.354 Sumber : BPS 2002 – 2009 Tabel 15. Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di DKI Jakarta pada Tahun 2002 – 2009 Jiwa No Sektor 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 1 Pertanian 13.808 17.232 20.655 19.651 22.543 25.434 19.171 17.747 2 Pertambangan dan penggalian 10.457 9.997 9.536 2.953 9.410 4.091 12.742 11.853 3 Industri dan pengolahan 643.677 686.877 730.076 698.782 556.086 585.427 712.079 627.961 4 Listrik, gas dan air bersih 12.823 13.516 14.208 9.072 12.733 11.058 15.077 10.599 5 Bangunan 130.956 138.330 145.704 174.426 162.717 159.462 171.112 164.607 6 Perdagangan, hotel dan restoran 1.215.143 1.229.673 1.244.202 1.391.304 1.404.854 1.386.020 1.401.775 1.555.412 7 Pengangkutan dan komunikasi 283.471 297.044 310.616 326.539 295.724 320.577 340.988 408.373 8 Keuangan dan jasa persewaaan dan jasa persh 183.008 199.686 216.363 172.938 233.238 219.709 306.896 289.772 9 Jasa-jasa 774.183 790.091 805.999 769.666 834.494 831.250 1.075.136 1.100.632 Jumlah 3.267.526 3.382.443 3.497.359 3.565.331 3.531.799 3.543.028 4.054.976 4.186.956 Sumber : BPS tahun 2002 – 2009. Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan utama sektor di DKI Jakarta pada tahun 2002 – 2009 setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2009, sektor Perdagangan, 129 hotel dan restoran menyerap tenaga kerja paling tinggi yaitu 1.555.412 orang kemudian sektor jasa 1.100.632 orang dan sektor industri dan perdagangan sebanyak 627.961 orang. Sebaran Jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut lapangan pekerjaan utama dapat dilihat pada Tabel 15.

4.4. Kondisi ekonomi

Struktur perekonomian dapat dilihat dari komposisi PDRB suatu wilayah yang merupakan suatu indikator pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Dalam penelitian ini, wilayah yang diteliti adalah Indonesia yang terdiri dari DKI Jakarta, Bodetabek, dan Sisa Indonesia. DKI Jakarta didominasi oleh sektor tersier yaitu sektor bank dan lembaga keuangan lainnya yang sangat kuat yaitu sebesar 75.09, serta sektor jasa hiburan dan rekreasi sebesar 53.85 dari total nasional. Jika dibandingkan dengan luas wilayah DKI Jakarta yang hanya 0.03 serta jumlah penduduk sebesar 4.14 dari total Indonesia, maka sektor-sektor tersebut mendominasi di DKI Jakarta, dengan kata lain DKI Jakarta merupakan pusat dari sektor-sektor tersebut. Wilayah Bodetabek didominasi oleh sektor sekunder yaitu sektor listrik, gas, dan air minum sebesar 17.56, serta sektor industri sebesar 17.22 dari total nasional. Apabila dibandingkan dengan luas wilayah Bodetabek yang hanya sebesar 0.32 serta jumlah penduduk sebesar 6.93 dari total Indonesia maka dapat dilihat bahwa sektor- sektor tersebut sangat mendominasi di Bodetabek. Sementara itu perekonomian diluar DKI Jakarta dan Bodetabek, yaitu Rest of Indonesia masih didominasi oleh sektor primer yaitu sektor tanaman perkebunan sebesar 99.81, serta sektor kehutanan sebesar 99.97 dari total nasional. Dibandingkan dengan keadaan nasional kegiatan ekonomi di DKI Jakarta dan Bodetabek sudah lebih dahulu bergeser dari sektor primer menuju sektor sekunder dan tersier. Adanya perbedaan intensitas kegiatan ekonomi secara sektoral, menunjukkan adanya perbedaan struktur kegiatan produksi. Hal ini berimplikasi pada perbedaan dalam penggunaan input produksi, teknologi produksi dan keahlian sumberdaya manusia. Untuk selanjutnya berimplikasi pada pola hubungan ekonomi antar wilayah yang menentukan keterkaitan ekonomi secara sektoral maupun spasial antar wilayah.