Input-Output Regional Model Input-Output I-O

38 Perbedaannya adalah kenyataan bahwa teknologi yang digunakan oleh suatu daerah tertentu bisa jadi sangat berbeda dengan teknologi produksi yang digunakan di tingkat nasional. Ada dua cara yang umumnya digunakan untuk mendapatkan koefisien teknologi yang spesifik untuk daerah tertentu. Cara pertama dengan menggunakan koefisien teknologi di tingkat nasional, dan cara kedua menggunakan koefisien teknologi yang spesifik untuk daerah tersebut. 1. Input-Output daerah dengan koefisien nasional. Dengan metode ini, teknologi yang digunakan di perekonomian suatu wilayah diasumsikan sama dengan teknologi yang digunakan oleh perekonomian nasionalnya A. Hanya saja, matriks A tersebut perlu disesuaikan dengan satu kondisi spesifik di daerah melalui persentase persediaan regional regional supply percentage. Persentase persediaan regional ini menunjukkan persentase dari total output di daerah tertentu yang diproduksi dan dijual di daerah yang bersangkutan. 2. Input-Output daerah dengan koefisien regional. Alternatif lain dari analisis Input-Output untuk daerah tunggal ini adalah dengan menggunakan koefisien daerah. Koefisien regional tersebut didapatkan benar-benar dari daerah yang bersangkutan. Dengan kata lain, metode ini membuat suatu tabel input-output regional untuk daerah yang dianalisis. Caranya adalah dengan melakukan survai kepada sektor-sektor produksi di daerah tersebut. Dengan demikian didapatkan suatu tabel Input-Output yang memang mencerminkan situasi daerah tersebut.

2.3.2. Model Interregional Input-Output

Model interregional Input-Output dibedakan menjadi dua jenis yaitu model input output antar daerah dan multi daerah. Untuk mengilustrasikan model input- output antar daerah, katakan ada dua daerah dalam perekonomian yang saling tergantung satu sama lain, yaitu daerah L dan daerah M. Jika data arus barang antar sektor dalam dua daerah tersebut tersedia, maka dapat dibuat tabel pergerakan arus barang antar daerah dan antar sektor. 39 Output setiap daerah tidak saja digunakan oleh sektor-sektor produksi di daerahnya sendiri saja, namun juga bisa diekspor ke daerah lain. Begitu pula dengan struktur input produksi. Input produksi tidak saja berasal dari daerah itu sendiri, namun bisa pula diimpor dari daerah-daerah lain di dalam perekonomian. Elemen-elemen dalam arus barang dapat dijadikan matriks arus barang intra daerah dan antar daerah. Model Input-Output interegional lainnya adalah model input-output multi daerah, disebut pula dengan Model Chenery-Moses, yang dikembangkan sebagai suatu antisipasi terhadap data yang benar-benar ada di dalam perekonomian, khususnya perekonomian regional. Model ini sangat diperlukan dalam perencanaan regional karena kita melihat semakin hilangnya sekat-sekat wilayah dalam era globalisasi telah membawa konsekuensi pada terintegrasinya perekonomian antar wilayah. Integrasi tersebut mengakibatkan kebijakan ekonomi suatu wilayah akan mempengaruhi perekonomian wilayah lainnya. Model Input- Output satu daerah yang selama ini kita gunakan belum mampu menangkap pengaruh tersebut. Untuk itu perlu konsep model Input-Output yang dapat menangkap keterkaitan antar sektor maupun antar beberapa wilayah. Perencanaan dengan multiregional Input- Output akan memberikan suatu sistem perencanaan yang kompleks dan terintegrasi. Melihat pentingnya manfaat model tersebut maka dalam jangka pendek mendesak bagi daerah untuk menyusun tabel inter regional input output. Tabel Input-Output tersebut paling tidak harus menangkap keterkaitan ekonomi dengan wilayah sekitarnya yang dinilai sangat berpengaruh kepada perekonomiannya. Sedangkan dalam jangka panjang, dalam proses perencanaan daerah harus memperbaruinya supaya sesuai dengan kondisi perdagangan antar wilayah. Struktur dasar dari tabel transaksi IRIO dapat digambarkan seperti pada Tabel 1.