Penggunaan Lahan Land Use
33
Anwar 2001 mengembangkan suatu model input output yang dapat menggambarkan perubahan ekonomi dan sosial yang terjadi serta menghitung dan
mengevaluasi dampak dari ketersediaan sumberdaya lahan. Dalam perumusan
model input-output dengan mengkaitkan perubahan sosial ekonomi kepada jenis- jenis pengunaan lahan yang berbeda-beda melalui koefisien kebutuhan lahan yang
berkaitan dengan aktivitas ekonomi tertentu. Dengan cara ini lahan diperlakukan sebagai faktor input yang bersamaan dengan faktor lain seperti tenagakerja dan
kapital. Keduanya mempunyai hubungan-hubungan langsung dan tidak
langsung dengan kebutuhan penggunaan lahan land-use yang dapat
ditangkap oleh pencerminan interdependensi antar sektoral dalam model input- output. Perhatian kita tertuju kepada kebutuhan penggunaan lahan dari setiap
kegiatan sektor ekonomi dan bukannya terhadap konpensasi kepada tataguna- lahan land-use. Model input-output yang membahas perubalian struktural
via anaiisis diskriptif dan perubahan eksplisit dari suatu keadaan state ekonomi kepada lainnya. Perubahan-perubahan dafam struktur ini diturunkan
dari beberapa skenario yang dikembangkan, sesuai dengan perrrrasalahan yang ditelaah. Umpamanya ketidakpastian yang menyangkut pengembangan
teknologi dapat dibuat secara eksplisit dengan memperkenalkan skenario baru berdasarkan atas suatu gugus asumsi yang berbeda-beda.
Jika melihat kepada struktur matematik dari sistim input-output terdiri dari segugus persamaan-persamaan linier dengan n argumen yang tidak
diketahui dapat dinyatakan dalam persamaan: 1
x
l
= Z
il
+ Z
i2
+ … + Z
ij
+ … Z
in
+ y
i
, I = 1,2,…,n Dimana n merupakan jumlah sektor-sektor dalam ekonomi, xj rnenunjukan
total output dari sektor ke-i dan y yang merupakan total permintaan akhir final demand untuk produk ke-i dalam sektor yang bersangkutan. Aliran-
aliran input dari industri ke-i kepada industri ke-j dinyatakan oleh z
iy
. Karenanya, bagian sebelah kanan persamaan menyatakan jumlah dari
penjualan inter-industri z dan penjualan kepada permintaan akhir Y. Ratio input-output z
ij
x
j
yang dinyatakan sebagai a
ij
adalah:
34
2 Z
ij
a
ij
= _____ x
j
yang disebut koefisien teknis a
ij
dalam 2 diasumsikan bersifat konstan, dalam suatu kerangka analisis komparatif static comparative static. Hal ini
berarti hahwa setiap sektor yang menggunakan input-input dianggap dalam suatu proporsi yang tetap, dengan asumsi bahwa rata-rata kecenderungan
pengeluaran expenditure propensities
adalah sama dengan marginal
propensities dan skala ekonomi didalam produksi dalam model memang diabaikan. Persamaan 2 dapat ditulis kembali dengan mengganti setiap z
ij
dengan a
ij
x
j
3a x
l
= a
il
x
l
+ a
i2
x
2
+ … + a
ij
x
j
+ … + a
in
x
n
+ y
i
atau dalam notasi matrik, A menggambarkan nxn matriks yang terdiri dari unsur-unsur {a
ij
} 3b x = Ax + y
Atau apabila variabel eksogen dan permintaan akhir f dipisahkan pada sebelah kanan persamaan dan variabel endogen x ditempatkan pada sebelah
kiri persamaan, maka: 4 I – A x = y
Kemudian dampak ekonomi dapat diduga melalui suatu analisis dampak peruhahan dalam faktor-faktor eksogen. Dampak total output x kepada
ekonomi dapat dihitung dengan cara menggandakan mengkalikan matriks kebalikan inverse matrix I - A
-1
dengan vektor v yang rnencerminkan perubahan-perubahan vang terjadi dalam konsumsi akhir adalah
5 x = I - A
-1
y Dimana 1 - A
-1
yang biasa ditulis sebagai M adalah matriks multipliers atau juga disebut koefisien-koefisien Leontief. Dengan demikian, maka
6 M = I - A
-1
Matrik M menjelaskan semua dampak total, dampak langsung dan tidak langsung, sebagai akibat dari dampak injeksi faktor eksogen, yang berasal dari perubahan
permintaan akhir final demand kepada besaran-besaran endogen dari tabel input- output. Dampak ekonomi atau yang disebut kaitan kebelakang backward-
35
linkages dapat dibagi kedalam dampak ekonomi langsung, yaitu penerimaan kotor yang diterima oleh para produsen untuk pembelian akhir dari barang-barang
dan jasa-jasa oleh para konsumen, pemerintah, dan ekspor; serta dampak ekonomi tidak langsung, yaitu pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi kepada supply
input sektor-sektor yang dipicu oleh dampak ekonomi secara langsung. Laju pertumbuhan penggunaan lahan tertinggi pada periode tahun 2000-
2005, untuk penggunaan lahan ruang terbangun terdapat di Kota Depok Laju penurunan tertinggi untuk lahan hutan ada pada Kabupaten Tangerang dan
Kabupaten Bekasi Untuk kebun campuran, sawah tergenang, dan sawah tidak tergenang secara umum laju pertumbuhan tertinggi ada pada Kabupaten Bekasi
Sedangkan pertumbuhan tertinggi untuk penggunaan lahan ladangbareland upland secara umum ada pada Kabupaten Bogor. Pada tahun 2000 dan 2005,
peningkatan luas
penggunaan lahan
ruang terbangun dipengaruhi
oleh aksesibilitas yang baik dan tingkat kemiskinan yang rendah. Penurunan luas
penggunaan lahan hutan dan kebun campuran dipengaruhi oleh peningkatan luas penggunaan lahan ruang terbangun dan sawah Sedangkan penurunan luas
penggunaan lahan sawah dipengaruhi oleh peningkatan luas penggunaan lahan ruang terbangun dan kebun campuran Wulandhana et al. 2007.
Pertumbuhan penggunaan lahan perkotaan periode 1983 – 2001 pada setiap koridor memiliki kecenderungan semakin meningkat dimana koridor
Jakarta - Bekasi mempunyai percepatan yang paling tinggi kemudian Jakarta – Tangerang dan yang paling rendah adalah koridor Jakarta – Bogor. Faktor yang
paling besar pengaruhnya perubahan penggunaan lahan perkotaan untuk koridor Jakarta – Bogor adalah panjang jalan, koridor Jakarta – Tangerang adalah jumlah
rumah dan koridor Jakarta – Bekasi adalah jumlah industri Hidayat, 2004 Lahan yang paling besar peluangnya untuk berubah menjadi urban adalah
lahan yang dahulunya digunakan sebagai pertanian lahan kering. Semakin luas pertanian lahan kering maka semakin besar peluangnya untuk berubah menjadi
urban Carolita, 2005. Dari satu sisi, proses alih fungsi lahan pada dasarnya dapat dipandang
merupakan suatu bentuk konsekuensi logis dari adanya pertumbuhan dan
36
transformasi perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat yang sedang berkembang. Perkembangan yang dimaksud tercermin dari adanya 1
pertumbuhan aktifitas pemanfaatan sumberdaya alam akibat meningkatnya permintaan kebutuhan terhadap penggunaan lahan sebagai dampak peningkatan
jumlah penduduk dan kebutuhan per kapita serta 2 adanya pergeseran kontribusi sektor-sektor pembangunan dari sektor-sektor priner khususnya dari sektor
pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam ke aktifitas sektor sekunder manufaktur dan tersier jasa Rustiadi, 2002.
. Di dalam hukum ekonomi pasar, alih fungsi lahan berlangsung dari
aktifitas dengan land rent yang lebih rendah ke aktifitas-aktifitas dengan land rent yang lebih tinggi, dimana land rent diartikan sebagai nilai keuntungan bersih dari
aktifitas pemanfaatan lahan per satuan luas lahan dan waktu tertentu. Dengan demikian alih fungsi lahan merupakan bentuk konsekuensi logis dari
perkembangan potensial land rent di suatu lokasi. Oleh karenanya proses alih fungsi lahan dapat dipandang sebagai bagian dari pergeseran-pergeseran dinamika
alokasi dan distribusi sumberdaya menuju keseimbangan-keseimbangan baru yang optimal Rustiadi, 2002.