Model Sistem Dinamik Rancang Bangun Model

101 Hubungan subsistem ekonomi dengan subsistem penduduk adalah jumlah tenaga kerja yang tersedia untuk menggarap kegiatan usaha yang kemudian berkaitan dengan pendapatan. Subsistem lahan. Lahan merupakan supply side dalam sistem perencanaan tata ruang wilayah. Lahan yang tersedia merupakan suatu wadah untuk menampung kegiatan penduduk dalam menjalankan kehidupan. Kebutuhan penduduk akan lahan tergantung pada jumlah penduduk dan kegiatan ekonomi yang diusahakan, terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana serta lahan untutk kegiatan usaha. Lahan di wilayah Jabodetabek digunakan untuk permukiman, pengembangan sarana dan prasarana wilayah, pengembangan kegiatan pertanian, dan lahan terbangun. Lahan yang digunakan untuk berbagai kegiatan tersebut adalah lahan yang sesuai berdasarkan kesesuaian lahan yang ada atau daya dukung lahan.

3.3.4.2. Validasi dan Verifikasi Model

 Validasi Model Uji validasi yang akan dilakukan adalah uji validasi struktur dan kinerja model. Uji validasi struktur model dilakukan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana struktur model yang telah dibangun dapat menjelaskan struktur sistem nyata yang berlaku. Untuk itu model harus diuji kestabilan strukturnya. Kestabilan struktur adalah kekuatan robustness struktur dalam dimensi waktu . Uji validitas kinerja model dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dilambangkan dapat diterima sebagai model verifikasi. • Verifikasi Model Setelah dilakukan validasi model dan dinyatakan valid dan stabil. Selanjutnya dilakukan verifikasi melalui simulasi. Simulasi adalah aktivitas dimana pengkaji dapat menarik kesimpulan tentang perilaku suatu sistem melalui penelaahan perilaku model yang selaras, dimana hubungan sebab akibatnya sama dengan atau seperti pada sistem yang sebenarnya. Eriyanto, 1999. 102

3.3.4.3. Skenario dan Analisis Tata Ruang

Analisis optimasi akan dilakukan dengan membandingkan nilai manfaat dari beberapa skenario penggunaan ruang dalam suatu unit kawasan di wilayah Jabodetabek. Skenario penggunaan ruang dengan manfaat tertinggi yang dinilai dari produktivitas wilayah dan pendapatan masyarakat adalah merupakan skenario yang optimum. Perubahan pola penggunaan lahan berhubungan dengan adanya keinginan untuk meningkatkan output terutama sektor non pertanian. Untuk ini di perlukan informasi dasar yang dapat digunakan didalam penyusunan strategi dan kebijakan yang terkait dengan keinginan tersebut. Informasi dasar yangdi perlukan tersebut di peroleh dengan mengembangkan beberpa scenario perkembangan Kawasan Jabodetabek melalui eksperimen simulasi menggunakan model system dynamics yang telah dikembangkan. Adapun skenario-skenario tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1 Skenario 1 Pesimis Skenario ini, disebut pula sebagai skenario dasar, menggambarkan dinamika perkembangan Kawasan Jabodetabek seandainya kondisi-kondisi awal pada kurun waktu 2002 - 2009 terus berlanjut sampai tahun 2040 2 Skenario 2. Moderat Skenario ini adalah Skenario 1 dimana pembatasan pertambahan lahan bangunan DKI Jakarta sehingga lahan pertanian ruang tata hijau tetap 10 dari total luas DKI Jakarta dan penduduk DKI Jakarta tidak melebihi daya tampung. Penduduk yang berpindah ke Bodetabek tidak sampai melebihi daya dukungnya.. 3 Skenario 3 Optimis Skenario 3 adalah skenario 2 yang diperkuat dengan peningkatan laju pertumbuhan investasi sektor non pertanian DKI Jakarta. Pada model dasar, nilai rata-rata pertumbuhan laju investasi sektor non pertanian adalah sebesar 10 diperoleh berdasarkan data histories statistik dan pada simulasi dengan skenario ke-3 ini, laju pertumbuhan investasi diasumsikan meningkat hingga 15 per tahun. 103

3.3.4.4. Analisis pemilihan skenario

Alat yang digunakan dalam memilih skenario adalah analisis pembuatan keputusan multikriteria {multicriteria decision making, MCDM, berupa performance index based decision making pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja. Indeks kinerja merupakan berbagai kriteria dari suatu sistem, yang diolah dengan berbagai teknik atau metode perhitungan, sehingga menghasilkan nilai-nilai numerik sebagai indeks. Indeks tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar bagi pengambilan suatu keputusan. Metode yang digunakan dalam pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja, adalah composite performance index CPI, karena dapat menggunakan berbagai kriteria yang tidak seragam Marimin, 2004. CPI merupakan indeks gabungan composite index dari berbagai kriteria, yang didapat dari pemodelan. Hasil perbandingan kriteria yang ditransformasi dapat digunakan untuk menentukan penilaian atas peringkat dari berbagai alternatif. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut: X ij min - 100 A ij = X ijmin X i + 1j A i+1j = X ijmin - 100 I ij = A ij P ij I i = ∑ I ij Keterangan : A ij = nilai alternatif ke-i pada kriteria ke-j X ij min = nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j A i + lj = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke-j X i + lj = nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke-j P ij = bobot kepentingan kriteria ke-j I ij = indeks altenatif ke-i I i = indeks gabungan kriteria pada altenatif ke-i Untuk pengambilan keputusan ranking nilai alternatif, dilakukan dengan menggunakan rata-rata nilai alternatif dan standar deviasinya. Skenario dengan ranking nilai alternatif tertinggi I merupakan skenario yang akan dipilih. Penentuan ranking nilai alternatif adalah sebagai berikut: 104 1 Ranking I adalah: Jika nilai alternatif dari rata-rata nilai alternatif + standar deviasi; 2 Ranking II adalah: Jika rata-rata nilai alternative nilai alternatif dari rata-rata nilai alternatif + standar deviasi; 3 Ranking III adalah: Jika nilai alternatif dari rata-rata nilai alternatif

3.3.4.5. Alokasi Untuk Perubahan Penggunaan Lahan

Pemodelan spasial untuk manganalisis perubahan penggunaan lahan di wilayah Jabodetabek menggunakan program GIS Geografic Information Sistem version 3.3, tahap analisis penggunaan lahan pada Gambar 8. Gambar 8. Bagan Alir Alokasi Penggunaan Lahan Pemodelan spasial ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran hasil penelitian agar mudah dipahami. Alokasi penggunaan lahan dibangun dengan menggabungkan dari parameter-parameter hasil analisis optimasi, dan analisis spasial, Gambar 9.