36
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI merupakan lembaga pusat kajian dan penelitian yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia. LIPI memiliki
beberapa unit yang setiap unitnya memiliki spesifikasi bidang keilmuan yang berbeda dan tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Unit Penelitian Terpadu
Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna UPT B2PTTG LIPI Kabupaten Subang merupakan unit yang mengembangkan dan pelayanan
teknologi tepat guna serta pemberdayaan masyarakat, dan usaha yang berskala kecil, dan menengah.
B2PPTG LIPI Subang merupakan salah satu unit LIPI yang mencoba untuk mengolah produk hasil pertanian. Usaha pengolahan sari buah ini bermula dari
bantuan seperangkat pengolahan buah dan sayuran dari pemerintah Italia dan peralatan berasal dari perusahaan Bertuzzi. Alat-alat ini dikirim sebagai pilot plant
dalam pengembangan pengolahan buah dan sayuran yang bersifat untuk penelitian, pendidikan, dan pelatihan. Pada tahun 1986 peralatan mulai ditata di
ruangan yang telah disiapkan oleh pihak B2PTTG LIPI, penempatan peralatan dibantu teknisi dari perusahaan Bertuzzi. Komoditas buah yang pertama kali diuji
coba dengan peralatan ini adalah buah nanas. Kegiatan produksi dimulai pada tahun 1988. Pada awalnya buah-buah yang diproduksi adalah nanas, melon,
markisa, jambu biji, mangga sirsak, dan mengkudu, kegiatan produksi pun dilakukan dalam skala kecil. Namun, produk sari buah jambu biji lebih disukai
masyarakat di Kabupaten Subang dibandingkan yang lainnya sehingga perusahaan memilih buah jambu biji untuk diproduksi dalam skala yang besar.
Perusahaan ini pada awalnya bernama PT Lipisari Mandiri yang memproduksi sari buah dengan kemasan botol. Namun, kemasan botol dianggap
tidak praktis karena adanya hambatan dalam penanganan produk sewaktu pengambilan botol. Oleh karena itu, kemasan botol akhirnya diganti dengan
kemasan cup plastik transparan, dan bahan top seal untuk sistem penutupan pengemasannya. Perubahan penggunaan kemasan ini memberi dampak yang
signifikan dalam pemasaran produk. Pada akhirnya cup plastik transparan diganti
37 dengan cup plastik non-transparan. Pergantian cup ini mendapat respon positif
dari konsumen hingga kini. Pada tahun 2005 PT Lipisari Mandiri berganti nama menjadi PT Lipisari Patna. Pergantian nama belakang dari kata “Mandiri” menjadi
“Patna” dikarenakan nama “Patna” lebih memiliki arti yaitu dari singkatan “Tepat Guna” yang dianggap mencerminkan B2PTTG LIPI sebagai pusat teknologi tepat
guna. Namun, sejak tahun 2010 PT Lipisari Patna tidak lagi menjadi suatu perseroan terbatas tetapi digolongkan menjadi penerimaan negara bukan pajak
PNBP. Sesuai dengan UU No. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara bukan Pajak, PNBP adalah seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari
penerimaan perpajakan. UU tersebut juga menyebutkan kelompok PNBP meliputi:
a. Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana pemerintah.
b. Penerimaan dari pemanfaatan sumber daya alam.
c. Penerimaan dari hasil-hasil pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan.
d. Penerimaan dari pelayanan yang dilaksanakan pemerintah.
e. Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari
pengenaan denda administrasi. f.
Penerimaan berupa hibah yang merupakan hak pemerintah. g.
Penerimaan lainnya yang diatur dalam undang-undang tersendiri. Berdasarkan UU di atas pemerintah beranggapan PT Lipisari Patna
merupakan unit usaha yang menggunakan fasilitas negara dalam proses produksinya, sehingga sejak tahun 2010 PT Lipisari Patna tidak lagi menjadi PT
tetapi lebih ke unit usaha yang berada di bawah binaan koperasi yaitu Koperasi Patna Lipi. Dikarenakan merek Lipisari telah menjadi icon dari produk minuman
sari buah jambu biji, Lipisari tidak mengubah merek produknya.
5.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan