67 terlihat dari koefisien autokorelasi yang berbeda nyata dari nol untuk beberapa
time lag pertama dan secara bertahap turun mendekati nol. Kemudian beberapa time lag sesudahnya, koefisien autokorelasi tidak berbeda nyata dari nol.
Sedangkan, pola musiman tidak terlihat jelas pada data penjualan tetapi harus tetap diperhatikan.
Sumber : Lipisari 2010
Gambar 7. Grafik Penjualan Minuman Sari Buah Jambu Lipisari Tahun 2002
sampai September 2010 Pola trend pada produk minuman sari buah jambu Lipisari cenderung
meningkat beberapa tahun terakhir. Permintaan yang meningkat disebabkan adanya wabah penyakit demam berdarah, kesadaran masyarakat akan kebutuhan
terhadap buah dan produk olahan buah yang semakin meningkat, gaya hidup sehat, dan adanya perubahan perilaku masyarakat modern yang lebih menyukai
minuman sari buah dalam kemasan praktis khususnya kemasan kecil dan mempunyai masa kadaluarsa lebih lama dari pada buah segar yang panjang.
Pola musiman pada produk minuman sari buah tidak terlihat dalam plot autokorelasi. Namun, pola musiman tetap harus diperhatikan karena pada kondisi
tertentu penjualan produk akan mengalami peningkatan yang tajam seperti pada saat bulan puasa, hari raya idul fitri, dan hari natal. Pada ketiga kondisi ini
permintaan akan produk dapat mencapai 50 persen lebih banyak dari biasanya.
6.7.1 Analisa Peramalan Permintaan
Proses peramalan permintaan dibutuhkan dalam mengelola kebutuhan produk minuman sari buah jambu di Lipisari. Peramalan permintaan ini berguna
bagi Lipisari sebagai dasar rencana persediaan produk minuman sari buah jambu.
1 0 0 9 0
8 0 7 0
6 0 5 0
4 0 3 0
2 0 1 0
1 6 0 0 0 0
5 0 0 0 0 4 0 0 0 0
3 0 0 0 0 2 0 0 0 0
1 0 0 0 0
p e r io d e P
e n
ju a
la n
C u
p b
u la
n
P e n j u a l a n C u p b u l a n
68 Hasil peramalan permintaan memperkirakan permintaan pada periode yang akan
datang, walaupun tidak menjamin tepat seratus persen. Peramalan yang dilakukan pasti memiliki kesalahan dalam proses
meramalkan yang tidak mungkin dapat dihindari. Namun, kesalahan dalam peramalan dapat dikurangi dengan melihat besarnya kesalahan peramalan atau
standard error estimate SEE. Peramalan yang terbaik adalah peramalan dengan kesalahan hasil ramalan yang terkecil. Berdasarkan hasil analisa peramalan
dengan metode trend dan dekomposisi, dipilih metode peramalan dengan metode dekomposisi multiplikatif.
Metode ini dipillih karena memiliki nilai SEE paling kecil dibanding metode lainnya yaitu 7945,04. Hasil perhitungan SEE dapat
dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Data Perhitungan Kesalahan Peramalan Permintaan
No Metode Peramalan
SEE 1
Trend Linier 8180,64
2 Trend Kuadratik
8108,73 4
Dekomposisi Multiplikatif 7945,04
5 Dekomposisi Aditif
8020,68 Model peramalan yang diperoleh dari metode trend kuadratik adalah
Yt = 8293,81 + 162,405t. Berdasarkan hasil peramalan dengan metode trend
kuadratik diperoleh peramalan permintaan minuman sari buah jambu Lipisari untuk satu tahun ke depan mengalami peningkatan setiap periodenya. Hasil
peramalan dapat dilihat pada Tabel 14 .
Tabel 14. Peramalan Permintaan Minuman Sari Buah Jambu Lipisari Periode
Oktober 2010 sampai Desember 2011
Bulan Periode
Penjualan cupbulan Oktober 2010
106 32.592
November 2010 107
19.982 Desember 2010
108 23.682
Januari 2011 109
22.389 Februari 2011
110 22.295
Maret 2011 111
22.139 April 2011
112 25.113
Mei 2011 113
28.541 Juni 2011
114 27.906
Juli 2011 115
33.388 Agustus 2011
116 32.728
September 2011 117
26.420 Oktober 2011
118 35.082
November 2011 119
21.498 Desember 2011
120 25.468
TOTAL 322.967
69 Berdasarkan hasil peramalan permintaan diketahui rata-rata permintaan
distributor dan konsumen ritel, koperasi, dan konsumen akhir minuman sari buah jambu untuk bulan oktober, november, dan desember tahun 2010 masing-
masing sebesar 32.592 cup, 19.982 cup, dan 23.682 cup. Permintaan minuman sari buah jambu Lipisari untuk periode 2011 berdasarkan hasil peramalan akan
mengalami fluktuasi setiap bulannya dengan rata-rata penjualan per bulan mencapai 26.900 cup atau 1.345 dus 1 dus berisi 20 cup. Total nilai peramalan
penjualan minuman sari buah jambu biji Lipisari untuk periode tahun 2011 mencapai 322.967 cup atau 16.140 dus. Nilai peramalan yang diperoleh dari
model dekomposisi multiplikatif berfluktuasi dikarenakan nilai aktual dari data penjualan dari periode tahun 2002 sampai September 2010 juga sangat
berfluktuatif seperti yang terlihat pada Gambar .
Gambar 8. Grafik Peramalan Penjualan Minuman Sari Buah Jambu Biji Lipisari
Periode Tahun 2011 Permintaan retailer setiap tahunnya mencapai 38,9 persen yang terdiri dari
20,92 persen untuk permintaan PD Annisa, 8,99 persen MiMake, dan 8,99 persen POS Subang. Permintaan minuman sari buah jambu dari koperasi mencapai 16,11
persen per tahun, permintaan dari distributor mencapai 38,70 persen, dan permintaan dari konsumen akhir yang membeli langsung ke Lipisari mencapai
6,27 persen per tahun. Berdasarkan hasil peramalan dengan metode dekomposisi multiplikatif diperoleh permintaan retailer akan minuman sari buah jambu
Lipisari untuk tahun 2011 mencapai 6.278 dus yang terdiri dari 3.376 dus untuk PD Annisa, 1.451 dus untuk MiMake, dan 1.451 dus untuk POS Subang.
Permintaan minuman sari buah jambu Lipisari dari koperasi mencapai 2.600 dus, distributor 6.246 dus dan untuk konsumen yang datang langsung ke Lipisari
70 mencapai 1.012 dus. Lipisari dapat melakukan pengendalian permintaan dengan
menghitung pemesanan optimum yang bisa dilakukan oleh distributor dan konsumen Lipisari.
6.7.2 Analisa Perhitungan Permintaan Optimum