72 Besarnya total biaya yang ditanggung oleh masing-masing retailer,
distributor, dan perusahaan jika dilakukan koordinasi akan lebih kecil dibanding total biaya bila tidak ada koordinasi. Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat dengan
koordinasi sistem secara total akan memperoleh penghematan biaya pemesanan. Namun dengan melakukan koordinasi, biaya yang akan ditanggung retailer akan
meningkat dan ini akan menyebabkan kerugian bagi retailer. Tetapi jika mekanisme koordinasi ini diikuti dengan pembagian keuntungan yang adil, kedua
belah pihak yaitu retailer dan Lipisari akan mendapatkan keuntungan, karena secara total biaya yang ditanggung kedua belah pihak menurun. Pembagian
keuntungan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan memberikan bonus atau diskon terhadap retailer.
6.7.3 Analisa Perhitungan Safety Stock
Pengendalian permintaan dengan menggunakan model EOQ dibuat berdasarkan asumsi situasi yang deterministik. Artinya, permintaan maupun
pasokan dianggap pasti. Lead time juga belum dipertimbangkan pada model- model tersebut Pujawan 2005. Jika Lipisari beroperasi pada situasi dengan
ketidakpastian, maka dibutuhkan persediaan pengaman untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan terhadap barang yang bersangkutan.
Persediaan pengaman atau safety stock berfungsi untuk melindungi kesalahan dalam memprediksi permintaan selama lead time. Lead time distribusi
adalah jarak waktu antara saat melakukan pemesanan hingga produk sampai di retailer. Lead time dari masing-masing retailer dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Lead time Distribusi Minuman Sari Buah Jambu Lipisari
Konsumen Lead Time Distribusi Hari
PD Anisa 1
MiMake 1
POS Subang 2
Koperasi Patna 1
Distributor 1
Perhitungan safety stock berdasarkan service level yaitu 95 yang memberikan nilai Z sebesar 1,645 dan standar deviasi sebesar 486 dus. Besarnya
nilai safety stock dari hasil perhitungan untuk masing-masing konsumen dapat dilihat pada Tabel 18 dan perhitungan safety stock dapat dilihat pada Lampiran 8.
73
Tabel 18. Safety Stock Minuman Sari Buah Jambu Lipisari untuk Setiap
Konsumen
Konsumen Jumlah dus
PD Anisa 15
MiMake 6
POS Subang 9
Koperasi 16
Distributor 27
Safety stock yang diperoleh menggambarkan kondisi dimana retailer dan distributor harus memesan sebanyak nilai pemesanan optimum namun tetap
menyisakan persediaan pengaman sebesar nilai safety stock. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui PD Anisa dapat memesan minuman sari buah sebanyak
1.110 dus namun selama menunggu produk yang dipesan diterima PD Anisa harus memiliki persediaan pengaman sebesar 15 dus. MiMake dapat memesan minuman
sari buah jambu Lipisari hingga 653 dus, namun selama menunggu pesanan MiMake harus memiliki persediaan pengaman sebesar 6 dus. POS Subang harus
memiliki persediaan pengaman sebanyak 9 dus selama waktu lead time yaitu dua hari untuk memesan produk sebanyak 653 dus. Kopersi hanya memerlukan
persediaan pengaman sebanyak 16 dus selama waktu lead time untuk setiap pemesanan optimum sebanyak 800 dus. Distributor untuk setiap kali melakukan
pemesanan dalam jumlah yang optimum sebesar 1.809 dus harus memiliki persediaan pengaman sebanyak 27 dus.
6.7.4 Analisa Perhitungan Reorder Point ROP