9 Rantai pasok merupakan jaringan perusahaan yang secara bersama-sama
bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Pada umumnya ada tiga macam aliran yang harus dikelola yaitu aliran
barang yang mengalir dari hulu hingga ke hilir, aliran uang dan sejenisnya, dan aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu hingga ke hilir Pujawan 2005. Aliran
informasi yang bisa terjadi dalam suatu rantai pasok menyangkut informasi persediaan produk di pasar, informasi kapasitas produksi yang dimiliki supplier,
dan informasi mengenai status pengiriman bahan baku. Konsep pengelolaan rantai pasok merupakan konsep atau mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total
perusahaan dalam rantai pasok melalui optimalisasi waktu, lokasi, dan aliran kuantitas bahan. Rantai penyaluran melibatkan semua pihak yang menangani
komoditas dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen akhir, serta terlibat dalam perpindahan fisik yang sesungguhnya dan perpindahan hak milik.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, menarik untuk dikaji mengenai: 1.
Bagaimana pola rantai pasokan komoditi minuman sari buah jambu biji dari pemasok bahan baku, pengolahan, hingga pendistribusian produk ke tingkat
konsumen? 2.
Bagaimana aktivitas yang terjadi dalam setiap anggota rantai pasok mulai dari hulu hingga ke hilir?
3. Bagaimana penerapan pengelolaan rantai pasok di Lipisari B2PTTG LIPI
Subang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis pola rantai pasok minuman sari buah jambu biji dari pemasokan bahan baku, pengolahan, hingga pendistribusian produk ke
tingkat konsumen. 2.
Menganalisis aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh anggota rantai pasok. 3.
Mengkaji penerapan pengelolaan rantai pasok di Lipisari B2PTTG LIPI Subang dengan melihat manfaat dan kendalanya.
10
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi perusahaan sebagai informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi. Serta
manfaat lainnya untuk memperdalam dan mengembangkan konsep pengelolaan rantai pasok. Manfaat lain yang diharapkan adalah sebagai salah satu
pertimbangan bagi pihak manajemen Lipisari dalam meningkatkan daya saing, melalui perbaikan manajemen penyediaan dan pendistribusian dalam proses
produksi minuman sari buah jambu biji. Selain itu, hasil analisis dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan dalam menjalankan operasional perusahaan.
1.5 Ruang Lingkup
Organisasi dapat mempelajari dan memperbaiki profitabilitas melalui aktivitas-aktivitas pengelolaan rantai pasok dengan memfokuskan operasi tidak
hanya dalam perusahaan saja tetapi dalam satu kesatuan rantai pasok. Kajian ini difokuskan pada aliran pasokan bahan baku, hingga pendistribusian minuman sari
buah jambu Lipisari ke distributor, ritel, dan koperasi, serta difokuskan pada pengendalian permintaan dan persediaan di Lipisari.
11
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Industri Sari Buah sebagai Agroindustri
Sari buah atau jus fruit juice adalah cairan yang terdapat secara alami dalam buah-buahan. Sari buah populer dikonsumsi masyarakat sebagai minuman.
Sari buah merupakan hasil pengepresan, penghancuran atau ekstraksi buah segar yang telah masak melalui proses penyaringan. Buah yang digunakan sebagai sari
buah harus dalam keadaan matang dan mempunyai cita rasa yang enak dan banyak mengandung asam Fathiyah 2005.
Minuman sari buah adalah minuman ringan yang dibuat dari bubur buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan bahan tambahan makanan
yang diizinkan Standar Nasional Indonesia 1995 dalam Fathiyah 2005. Pada prinsipnya terdapat dua macam sari buah yaitu sari buah encer dapat langsung
diminum dan sari buah pekat atau sirup. Sari buah encer adalah cairan buah yang diperoleh dari pengepresan daging
buah, dilanjutkan dengan penambahan air dan gula pasir. Sedangkan, sari buah pekat adalah cairan yang dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan
dengan proses pemekatan, baik dengan cara pendidihan biasa maupun dengan cara lain seperti penguapan dengan hampa udara.
Menurut Soekartawi 2000, industri pengolahan sari buah digolongkan ke dalam agroindustri, karena industri sari buah merupakan industri yang mengolah
dan menggunakan jambu biji salah satu produk pertanian sebagai bahan baku utamanya. Agroindustri sari buah jambu yang ada saat ini didominasi oleh
industri-industri skala besar dan masih terkonsentrasi di perkotaan, padahal sebagai motor penggerak pembangunan pertanian agroindustri diharapkan akan
dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan pembangunan daerah, baik dalam sasaran pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, maupun
stabilitas nasional. Pengembangan agroindustri di wilayah pedesaan tidak berjalan dengan baik
disebabkan oleh berbagai tantangan, baik tantangan atau permasalahan yang
12 berasal dari dalam wilayah itu sendiri ataupun yang berasal dari luar. Beberapa
permasalahan agroindustri yang terjadi adalah sebagai berikut. a.
Kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu. b.
Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan karena masih berkonsentrasinya agroindustri di perkotaan.
c. Kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri.
d. Kurangnya fasilitas permodalan perkreditan.
e. Keterbatasan pasar.
f. Lemahnya infrastruktur.
g. Kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing.
h. Lemahnya keterkaitan industri hulu dan hilir.
Lemahnya keterkaitan antarsubsistem di dalam agroindustri menjadi permasalahan utama yang harus diselesaikan. Keterkaitan antarsubsistem dapat
dibangun melalui suatu pendekatan yang mampu mengintegrasikan keselurahan subsistem dari hulu hingga ke hilir. Menurut King and Venturini 2005,
pengelolaan rantai pasok menjadi solusi untuk mengatasi lemahnya keterkaitan antarsubsistem agribisnis pada agroindustri di pedesaan.
2.2 Rantai Pasok Agroindustri