43
VI PEMBAHASAN
6.1 Rantai Pasok Minuman Sari Buah Jambu Lipisari
Anggota rantai pasokan adalah semua pihak yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam kegiatan proses produksi suatu
perusahaan atau organisasi mulai dari hulu yaitu pengadaan bahan baku hingga ke hilir yaitu ketika produk sampai ke konsumen akhir. Anggota rantai pasokan
menurut Indrajit dan Djokopranoto 2002, terdiri dari pemasok, perusahaan pengolah, distributor, pengecer, dan konsumen akhir. Pada penelitian ini
identifikasi anggota rantai pasokan dimulai dari pemasokan jambu biji merah dari pemasok hingga pemasokan minuman sari buah jambu Lipisari ke konsumen
yaitu koperasi dan ritel.
6.1.1 Anggota Primer Rantai Pasok
Anggota primer adalah pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bisnis rantai pasok. Anggota primer rantai pasok minuman sari buah
jambu adalah pengumpul sebagai pemasok, Lipisari sebagai pengolah jambu dan produsen minuman sari buah jambu Lipisari, pengecer sebagai distributor, ritel
dan koperasi sebagai konsumen. 1.
Pemasok Pengumpul Pemasok adalah awal mula dari rantai yang terjadi. Tugas pemasok ialah
melakukan kegiatan pengadaan bahan baku untuk minuman sari buah yaitu jambu biji. Pemasok jambu di Lipisari berasal dari daerah Majalengka Desa
Panyingkiran, Kecamatan Panyingkiran, Jawa barat. Pemasok bernama Wasnudin dan juga merupakan pengumpul utama dari salah satu kelompok tani jambu di
desa Panyingkiran. Kelompok Tani jambu biji di Desa Panyingkiran terdiri dari sepuluh kelompok tani yaitu Kelompok Tani Suka Maju, Kelompok Tani Mekar,
Kelompok Tani Maju Mandiri, Kelompok Tani Kinanti, Kelompok Tani Berkah, Kelompok Tani Doa Indung, Kelompok Tani Rahayu, Kelompok Tani
Manunggal, Kelompok Tani Sentosa, dan Kelompok Tani Bagja Mandiri Bersama. Pak Wasnudin merupakan pengumpul dari Kelompok Tani Bagja
44 Mandiri Bersama yang memiliki 150 anggota petani jambu biji dengan luas lahan
bervariasi yaitu kurang dari 1 Ha, 1 Ha, dan lebih dari 1 Ha. Pak Wasnudin sejak tahun 2010 telah menjadi pemasok tetap jambu biji di perusahaan Lipisari. Pada
awalnya jambu biji tidak hanya dipasok dari Majalengka Pak Wasnudin, tetapi juga dipasok dari daerah Subang yaitu Pak Acun, namun dikarenakan jambu biji
yang berasal dari Subang memiliki bentuk yang kecil, aroma yang kuat, dan harga yang lebih mahal Lipisari tidak lagi memasok jambu dari Subang. Lipisari
memilih memasok jambu biji dari daerah Majalengka dikarenakan jambu yang dihasilkan bentuknya besar sehingga perusahaan dapat menghemat pembelian
bahan baku, warna jambu yang lebih kuat merah dibandingkan jambu yang berasal dari Subang, dan harga yang lebih murah dibandingkan jambu dari
Subang. Harga jambu biji Subang sebesar Rp 4.000 per kg, sedangkan harga jambu biji Majalengka hanya Rp 3.500 per kg.
2. Perusahaan
Lipisari merupakan anggota rantai pasok yang mengolah jambu biji menjadi minuman sari buah. Lipisari memasok semua bahan baku utama yaitu jambu biji
merah dari Pak Wasnudin. Sebelum diolah menjadi minuman sari buah dilakukan sortasi di perusahaan. Kegiatan sortasi dilakukan untuk memilih jambu biji yang
memiliki kualitas yang baik yaitu tidak busuk, segar, dan tidak terlalu matang tingkat kematangan 70-80 persen. Hal ini diperlukan untuk menghasilkan bubur
atau pulp jambu yang baik dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pulp jambu nantinya akan diproses menjadi minuman sari buah jambu.
3. Distributor
Distributor merupakan anggota rantai pasok primer yang memiliki fungsi menyalurkan produk dari perusahaan ke ritel-ritel dan pengecer untuk dijual ke
konsumen akhir. Distributor resmi belum dimiliki oleh Lipisari karena selama ini dalam mendistribusikan minuman sari buah jambu Lipisari mengandalkan
pembelian dari konsumen ritel dan koperasi dan pembelian yang dilakukan oleh distributor tidak resmi. Distributor tidak resmi yang dimaksud adalah pegawai-
pegawai LIPI yaitu satpam. Terdapat tiga satpam yang menjadi distributor untuk minuman sari buah jambu Lipisari yaitu Rahayu, Dodi, dan Agus. Ketiga satpam
45 tersebut mendistribusikan minuman sari buah jambu Lipisari ke toko, warung-
warung pengecer, dan kantin Rumah Sakit Umum Daerah RSUD di daerah Subang. Distributor ini menjadi bagian penting dalam rantai pasok karena
pembelian terbesar minuman sari buah jambu Lipisari dilakukan oleh distributor dengan rata-rata pembelian per bulan sebesar 185 dus.
4. Konsumen Ritel, Koperasi, dan Konsumen Akhir
Kegiatan pemasaran menjadi hal yang penting dalam sebuah perusahaan. Dalam memasarkan produknya, Lipisari mendistribusikannya melalui koperasi
dan beberapa ritel. Koperasi Patna merupakan koperasi yang dimiliki oleh LIPI Subang. Sejak Januari 2010, koperasi telah menjadi outlet resmi penjualan
minuman sari buah. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang menetapkan segala unit usaha yang berada dibawah naungan balai penelitian menjadi usaha
binaan koperasi. Selain koperasi, Lipisari juga mendistribusikan produknya ke beberapa ritel yaitu MiMake, PD Annisa, dan POS yang terletak di daerah
Subang. Selain menjual ke koperasi dan ritel-ritel, perusahaan juga menjual langsung ke konsumen akhir. Konsumen akhir yang membeli langsung ke
perusahaan adalah pegawai LIPI, tamu dinas, dan tamu kunjungan lapang. Konsumen perusahaan Lipisari dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 . Konsumen Minuman Sari Buah Jambu Lipisari Januari – Juli 2010
Sumber : Lipisari 2010
6.1.2 Anggota Sekunder Rantai Pasok