Rantai Pasok Agroindustri Analisis pengelolaan rantai pasok agroindustri hortikultura studi kasus sari buah jambu biji LIPISARI di B2PTTG LIPI Subang

12 berasal dari dalam wilayah itu sendiri ataupun yang berasal dari luar. Beberapa permasalahan agroindustri yang terjadi adalah sebagai berikut. a. Kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu. b. Kurang nyatanya peran agroindustri di pedesaan karena masih berkonsentrasinya agroindustri di perkotaan. c. Kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri. d. Kurangnya fasilitas permodalan perkreditan. e. Keterbatasan pasar. f. Lemahnya infrastruktur. g. Kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing. h. Lemahnya keterkaitan industri hulu dan hilir. Lemahnya keterkaitan antarsubsistem di dalam agroindustri menjadi permasalahan utama yang harus diselesaikan. Keterkaitan antarsubsistem dapat dibangun melalui suatu pendekatan yang mampu mengintegrasikan keselurahan subsistem dari hulu hingga ke hilir. Menurut King and Venturini 2005, pengelolaan rantai pasok menjadi solusi untuk mengatasi lemahnya keterkaitan antarsubsistem agribisnis pada agroindustri di pedesaan.

2.2 Rantai Pasok Agroindustri

Food systems dibedakan menjadi tiga tipe yang berbeda yaitu traditional food system, structured food system, dan industrialized food system McCullough et.al 2008. Karakteristik dari traditional food system adalah rantai pasok dari produk tidak tertata dengan baik, dan sistem yang mendominasi masih sangat sederhana, serta infrastruktur dari pasar masih sangat terbatas. Karakteristik dari structured food system memiliki karakteristik pasar masih sama dengan traditional food system, tetapi lebih tertata dan memiliki aturan serta regulasi yang jelas dalam penempatan pasar dan infrastruktur pasar lebih luas. Rantai pasok pada sistem ini lebih terorganisasi dengan baik ditandai dengan terjadinya perkembangan pangsa pasar, tetapi rantai pasok masih bersifat sederhana dan umum. Sistem ini merupakan karakteristik sistem pada negara- negara berkembang. Sedangkan, dalam industrialized food system, setiap bagian 13 pada sistem ini telah terkoordinasi dengan baik dan melibatkan banyak pihak atau sektor pada setiap proses produksi dan rantai pasok pun telah terorganisasi dengan baik serta memiliki manajemen rantai pasok yang baik dan biasanya diterapkan di negara-negara maju. Perbedaan yang terjadi merupakan suatu proses transformasi yang terjadi akibat adanya perkembangan atau pembangunan pada sektor pertanian. Hal ini juga terkait dengan globalisasi dan perkembangan teknologi McCullough et.al 2008. Structured food system banyak diterapkan di negara-negara berkembang, konsumsi produk-produk yang memiliki nilai tambah terus meningkat dan rantai pasok harus siap merespon peningkatan yang terjadi. Perubahan teknologi dan globalisasi merupakan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengaturan ulang dari rantai yang menghubungkan produsen hingga ke konsumen akhir. Inovasi teknologi informasi dan komunikasi dalam rantai pasok dibutuhkan agar rantai pasok lebih responsif terhadap permintaan konsumen, sementara inovasi dalam produksi dan distribusi diperlukan oleh produsen agar produk-produk yang dihasilkan cocok untuk dipasarkan secara luas. Oleh karena itu, inovasi teknologi dalam rantai pasok pada produk pertanian telah meningkat seiring dengan terjadinya fluktuasi permintaan konsumen Kumar 2006. Pengelolaan rantai pasok adalah alat, metode, atau pendekatan yang dapat digunakan untuk mengelola dan merespon setiap perubahan dalam rantai pasok, contohnya Universal Product Code. Universal Product Code merupakan salah satu pendekatan dari pengelolaan rantai pasok yang digunakan pada tahun 1970 dan mampu menciptakan koordinasi yang efisien diantara pelaku dalam rantai pasok, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk merespon perubahan permintaan menjadi relatif lebih singkat King and Venturini 2005. Pelaku-pelaku yang berada pada suatu rantai pasok memiliki tujuan yang sama yaitu ingin memuaskan konsumen akhir. Mereka juga harus bekerjasama untuk membuat produk dengan biaya yang murah, mengirimkannya dengan tepat waktu, dan dengan kualitas yang baik. Hanya dengan kerjasama antara elemen-elemen pada rantai pasok tujuan tersebut akan dapat dicapai, karena itu diperlukan suatu pendekatan untuk mengelola rantai pasokan. 14

2.3 Pengelolaan Rantai Pasok pada Agroindustri