62
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder FMS
b. Tahap Pembentukan
Tahapan ini merupakan usaha mencari cara untuk mengidentiikasi keinginan anggota-anggota
masyarakat dengan melakukan pencarian terhadap kemiripan-kemiripan kebutuhan diantara mereka.
Pada tahap ini, fasilitator diharapkan mampu menggali aspirasi masyarakat, mampu melihat
hal-hal yang dinginkan oleh masyarakat, mampu mengidentiikasi faktor pendukung maupun faktor
penghambat terbentuknya suatu kelompok. Dengan memperoleh informasi tentang apa yang menjadi
kebutuhan masyarakat, maka akan diketahui apakah masyarakat merasa butuh atau tidak akan
adanya kelompok. Apabila kondisi tersebut telah dicapai, maka pembentukan forum bisa diinisiasikan.
Yang harus diperhatikan dan diusahakan oleh para fasilitator bahwa keberadaan kelompok
harus merupakan keinginan dan kebutuhan yang datangnya dari masyarakat, untuk masyarakat, dan
akan dikelola oleh masyarakat itu sendiri, jadi bukan merupakan paksaan atau pesanan pemerintah top
down. Kegiatan dalam tahap ini berupa penjelasan dan
pembahasan tema yang mengarah dan mendukung timbulnya dan bagaimana membangun komitmen.
Kegiatan ini biasanya dilakukan dlam sebuah lokakarya inisiasi pembentukan FMS.
c. Tahap Penggiatan
Tahapan ini ditandai dengan adanya kecenderungan perubahan sikap. Sebagian besar anggota forum
biasanya merasakan sangat perlu dan setuju adanya wadahprosesmekanisme dalam mencapai tujuan
mereka, maka fasilitator perlu secara terus menerus melaksanakan pendekatan kepada mereka melalui
pertemuan-pertemuan baik yang dilakukan secara formal maupun informal, seperti berkunjung dari
rumah ke rumah, mengadakan pertemuan di balai pertemuan ataupun kegiatan lainnya yang dapat
memperkokoh minat serta keinginan masyarakat dalam membentuk wadah kelompok. Pada tahap ini,
informasi-informasi yang penting yang dibutuhkan masyarakat diusahakan harus selalu tersedia. Dapat
juga dengan melakukan kegiatan studi banding yaitu dengan mengajak beberapa anggota masyarakat
yang menjadi tokoh mengadakan kunjungan ke tempat yang memiliki kelompok maju yang dapat
dijadikan contoh. Tahap ini dimaksudkan untuk menggiatkan peran
dan pengembangan kapasitas FMS. Penggiatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan : survei
pengaduanpada tahapan identiikasi pengaduan, analisis penyebab pengaduan, penyusunan janji
perbaikan layanan dan rekomendasi; penguatan kapasitas-JW, pertemuan rutin, dll
d. Tahap Integrasi
Setelah semakin terlihat adanya perubahan yang kuat pada sikap dan perilaku anggota-anggota
masyarakat, fasilitator kiranya perlu memfasilitasi masyarakat untuk mengadakan pertemuan-
pertemuan formal. Pertemuan-pertemuan ini penting dalam rangka membangun kesepahaman
dan kesepakatan tentang pentingnya kelompok sebagai kelas belajar, wahana bekerjasama, dan
unit produksi. Diharapkan elemen-elemen yang
63
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder FMS
terlibat dalam pertemuan ini adalah tokoh-tokoh masyarakat, Pemerintah Daerah dan bila perlu
melibatkan pula LSM-LSM, dunia usaha dan pihak lainnya yang terkait. Dengan banyaknya pihak yang
terlibat dalam dialog tersebut maka akan semakin banyak masukan dari berbagai sudut pandang yang
dapat memperkaya dan memperkokoh kelancaran dan kesuksesan program kelompok apabila
nantinya terbentuk, serta mempermudah pembinaan kelompok di masa mendatang.
Maksud dari tahap integrasi ini adalan pemaduan kegiatan FMS dengan agenda-agenda daerah.
Misalnya perencanaan dan penganggaranreses, Rapat Dengan Pendapat RDP, Konsultasi Publik
KP, penyadaran akan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal SPM, advokasi - monev, dan
lain-lain.
e. Tahap Pengikatan atau Pelembagaan
Dari pertemuan-pertemuan formal akan dihasilkan suatu kesepakatan untuk membentuk
suatu kelompok. Pada tahap ini, para anggota masyarakat mengikrarkan kesepakatan dalam
sebuah kebersamaan atau kelompok kerja. Setelah kelompok terbentuk, maka dapat dilanjutkan dengan
penyusunan struktur organisasi kelompok, norma kelompok, program kerja, penentuan sekretariat
kelompok, sumber dana kegiatan dan lain sebagainya demi kelancaran aktivitas kelompok dan
kelangsungan hidup kelompok. Kegiatan-kegiatan dalam tahapan ini difoukuskan untuk melembagakan
forum multi stakleholder. Strategi pelembagaan FMS dalam program USAID-
KINERJA lebih menekankan pada penguatan pembentukan danatau pelibatan dewan pendidikan,
penguatan dewan penyantun puskesmas, komite sekolah. Jika sudah ada dan sudah cukup mapan,
maka didorong untuk mengembangkan kelompok independen.
2. IDENTIFIKASI
DAN ANALISIS
STAKEHOLDER DALAM PENINGKATAN PELAYANAN
PUBLIK
Salah satu esensi dari desentralisasi dan otonomi daerah adalah pemberian wewenang, peluang dan
keleluasaan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah dan masyarakat untuk
mengatur dan melaksanakan kewenangan tersebut atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan
masyarakat dan potensi daerah setempat. Sebagai konsekuensi logis dari desentralisasi dan