63
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder FMS
terlibat dalam pertemuan ini adalah tokoh-tokoh masyarakat, Pemerintah Daerah dan bila perlu
melibatkan pula LSM-LSM, dunia usaha dan pihak lainnya yang terkait. Dengan banyaknya pihak yang
terlibat dalam dialog tersebut maka akan semakin banyak masukan dari berbagai sudut pandang yang
dapat memperkaya dan memperkokoh kelancaran dan kesuksesan program kelompok apabila
nantinya terbentuk, serta mempermudah pembinaan kelompok di masa mendatang.
Maksud dari tahap integrasi ini adalan pemaduan kegiatan FMS dengan agenda-agenda daerah.
Misalnya perencanaan dan penganggaranreses, Rapat Dengan Pendapat RDP, Konsultasi Publik
KP, penyadaran akan pemenuhan Standar Pelayanan Minimal SPM, advokasi - monev, dan
lain-lain.
e. Tahap Pengikatan atau Pelembagaan
Dari pertemuan-pertemuan formal akan dihasilkan suatu kesepakatan untuk membentuk
suatu kelompok. Pada tahap ini, para anggota masyarakat mengikrarkan kesepakatan dalam
sebuah kebersamaan atau kelompok kerja. Setelah kelompok terbentuk, maka dapat dilanjutkan dengan
penyusunan struktur organisasi kelompok, norma kelompok, program kerja, penentuan sekretariat
kelompok, sumber dana kegiatan dan lain sebagainya demi kelancaran aktivitas kelompok dan
kelangsungan hidup kelompok. Kegiatan-kegiatan dalam tahapan ini difoukuskan untuk melembagakan
forum multi stakleholder. Strategi pelembagaan FMS dalam program USAID-
KINERJA lebih menekankan pada penguatan pembentukan danatau pelibatan dewan pendidikan,
penguatan dewan penyantun puskesmas, komite sekolah. Jika sudah ada dan sudah cukup mapan,
maka didorong untuk mengembangkan kelompok independen.
2. IDENTIFIKASI
DAN ANALISIS
STAKEHOLDER DALAM PENINGKATAN PELAYANAN
PUBLIK
Salah satu esensi dari desentralisasi dan otonomi daerah adalah pemberian wewenang, peluang dan
keleluasaan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah dan masyarakat untuk
mengatur dan melaksanakan kewenangan tersebut atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan
masyarakat dan potensi daerah setempat. Sebagai konsekuensi logis dari desentralisasi dan