I. Konsep Dasar Forum Multi Stakeholder FMS
22
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder FMS
media yang berkepentingan terhadap pelayanan publik sebagai berikut:
a. Kesehatan dasar, khususnya kesehatan ibu dan anak dengan fokus pada persalinan aman dan
inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eklusif b. Pendidikan dasar dengan fokus pada
manajemen berbasis sekolah, distribusi guru yang proporsional, dan penghitungan biaya
operasional satuan pendidikan c. Pengembangan iklim usaha lokal dengan fokus
pada pengembangan pelayanan perijinan terpadu satu atap dan tinjauan regulasi.
3. Alternatif Nama
Banyak pilihan nama yang dapat digunakan untuk menamai FMS dalam upaya peningkatan pelayanan
publik. Adapun alternatif nama-nama tersebut adalah sebagai berikut :
• Gugus Kerja • Jaringan
• Gerakan • Aliansi
• Koalisi • forum Kerja
• Komisi • Forum Peduli
• Front Kinerja mendorong untuk menggunakan nama-nama
sesuai dengan kearifan lokal.
4. Pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik
Keberadaan dan peran FMS dalam pengelolaan pelayanan publik adalah penting dan strategis, lebih-
lebih dalam sektor pendidikan, sektor kesehatan dan sektor pengembangan ekonomi lokal. Peran FMS
dalam pengelolaan pelayanan ketiga sektor ini amat penting karena ketiganya adalah pelayanan publik
dasar yang secara minimum harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Penting dan strategisnya keberadaan FMS karena dengan terselenggaranya FMS para pemangku
kepentingan, baik selaku penyedia pelayanan maupun pengguna pelayanan, termasuk kelompok
perempuan dan marjinal, dapat berkomunikasi, berdialog dan berdiskusi untuk memberikan
kontribusi dalam rangka peningkatan pelayanan. Beberapa pertimbangan yang mendorong
pentingnya FMS dalam upaya peningkatan pelayanan publik, sebagai berikut :
a. Partisipasi adalah hak warga yang merupakan bagian dari hak asasi yang melekat dalam
diri setiap warga negara. Pengakuan hak ini terdapat dalam kovenan International dan
Peraturan Perundangan di Indonesia. b. Partisipasi masyarakat dan transparansi dalam
pemerintahan telah terbukti memberikan sumbangan yang signiikan terhadap
peningkatan pelaksanaan good governance dan kualitas pelayanan publik, mempermudah
pelaksanaan karena trust sudah terbangun.
23
www.kinerja.or.id
Modul Pengembangan Forum Multi Stakeholder FMS
c. Releksi pengalaman programproyek-proyek terdahulu yang tidak atau kurang partisipatif
menimbulkan kegagalan. d. Pelaksanaan partisipasi terbukti meningkatkan
kepercayaan masyarakat. e. Partisipasi, termasuk dari kelompok perempuan
dan marjinal akan menjamin keberlanjutan f. FMS atau pelibatan multi stakeholder
adalah salah satu perwujudan dari partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan,
termasuk dalam pelayanan publik.
5. Tujuan Pengembangan FMS
Secara umum, pengembangan FMS ini bertujuan agar terjadi peningkatan mutu pelayanan publik
melalui transparansi, akuntabilitas dan partisipasi pengelolaan pelayanan. Adapun secara khusus
bertujuan : a. Membangun kesepahaman lintas pelaku dan
pemangku kepentingan LSM, pemerintah daerah dan pemerhati pelayanan publik
terhadap perbaikan kinerja pelayanan di disektor kesehatan, pendidikan, dan perbaikan iklim
usaha b. Membangun komitmen dan kebersamaan multi
stakeholders untuk bersama-sama sebagai tim mendukung berbagai upaya peningkatan
pelayanan program kesehatan ibu dan anak, manajemen pendidikan, dan perbaikan iklim
usaha c. Bersama-sama menyepakati hal-hal yang
menjadi tolok ukur perbaikan kinerja pelayanan publik khususnya dalam pelayanan kesehatan
ibu dan anak, manajemen pendidikan dan perbaikan iklim usaha.
d. Mengorganisasikan berbagai pemangku kepentingan dalam mengupayakan perbaikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, manajemen pendidikan, dan perbaikan iklim usaha.
6. Tugas dan Fungsi FMS
Tugas dan fungsi FMS sangat bervariasi sesuai dengan tahapan dan dinamika lokal yang terjadi.
Namun secara umum peran dan fungsi FMS adalah sebagai berikut:
a. Tugas
1 Mengupayakan agar forum dapat menjadi pusat informasi masyarakat tingkat
kabupatenkota. 2 Memfasilitasi jaringan komunikasi, dan
koordinasi antar pemangku kepentingan di tingkat kabkota.
3 Memberikan alternatif-alternatif solusi terkait dengan isu tentang pengelolaan sekolah
4 Merevitalisasi institusi adat atau forum yang telah ada.
5 Menjadi alat pendidikan kritis wargamedia pembelajaran learning center di tingkat
kabkota. 6 Menjadi solidarity makers warga dan forum-
forum di tingkat kabkota. 7 Memantau pelayanan pendidikan dan
mengawal kepentingan warga. 8 Advokasi kebijakan untuk perbaikan
layanan pendidikan.