mengakomodir kegiatan yang menunjang pencapaian SPM sebagai output dari pelaksanaan kegiatan program BOK.
Laporan bulanan pencapaian SPM puskesmas yang dilaporkan juga sering mangalami keterlambatan dan tidak lengkap disebabkan puskesmas kesulitan
membuat laporan. Dari laporan pengelola BOK di Dinas Kesehatan Kabupaten hal ini disebabkan kegiatan yang telah disusun dalam Rencana Kerja KegiatanPlan of
Action POA bulanan tidak mengarah kepada pencapaian SPM sebagai output kegiatan. Puskesmas yang membuat laporan dengan tepat waktu 28 tahun 2010
dan 50 tahun 2011.
1.2. Perumusan Masalah
Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah bagaimana pelaksanaan kegiatan BOK di Puskesmas
Kabupaten Dairi Tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan BOK di Puskesmas Kabupaten Dairi melalui pendekatan sistem dilihat dari input masukan, proses pelaksanaan,
dan output keluaran.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Tujuan Khusus
Dengan dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan BOK di puskesmas Kabupaten Dairi pada tahun 2012, dapat diketahui :
1. Analisis pemanfaatan dana BOK yang terintegrasi dengan dana kesehatan
bersumber pemerintah lainnya. 2.
Analisis sarana dan prasarana di Puskesmas dalam pencapaian tujuan kegiatan BOK.
3. Analisis pelaksanaan kegiatan BOK oleh kepala puskesmas dan tenaga
kesehatan puskesmas dalam pencapaian tujuan kegiatan BOK. 4.
Pengaruh kegiatan BOK terhadap penyelenggaraan manajemen puskesmas. 5.
Pengaruh kegiatan BOK terhadap pencapaian indikator SPM di puskesmas.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Masukan bagi para pengambil keputusan kebijakan di lingkungan Pemerintah
Pusat,Provinsi dan Kabupaten Dairi dalam menentukan langkah dan strategi dalam pelaksanaan BOK di puskesmas.
2. Memberikan bahan masukan dan pertimbangan kepada puskesmas dalam
rangka penyusunan perencanaan BOK dan dapat mengetahui penerapan perencanaan yang lebih efektif.
3. Bahan Kajian bagi peneliti yang akan membahas kajian tentang kebijakan
BOK.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Intervensi kesehatan
Undang-Undang No.25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanan Pembangunan Nasional menyatakan bahwa perencanaan sebagai proses untuk menentukan tindakan
masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Kemenkes, 2010
Dalam skala internasional dilaksanakan suatu gerakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yaitu Millenium Development Goals MDGs yang
diluncurkan pada tahun 2000 oleh negara-negara anggota Perserikatan Bangsa- Bangsa PBB untuk menurunkan angka kemiskinan yang merupakan lingkaran setan
Vicious circle bagi buruknya tingkat kesehatan suatu populasi, menurunkan angka kematian anak, menurunkan angka kematian maternal, memerangi HIVAIDS,
malaria, tuberculosis, dan penyakit menular lainnya. Menurut Murti, dkk 2006 yang mengutip pendapat Mayor 2005
menyatakan bahwa dalam target MDGs tidak akan dapat tercapai sesuai dengan waktu yang direncanakan jika skala intervensi kesehatan tidak ditingkatkan. Dengan
kata lain sasaran MDGs tidak bisa dicapai dengan tingkat upaya kesehatan yang “biasa-biasa” saja “business as usual”
Universitas Sumatera Utara
Murti, dkk 2006 yang mengutip pendapat Johns dan Tan-Tores, 2005, Derenzio, 2005 bahwa peningkatan skala scaling up intervensi kesehatan
mengandung arti peningkatan skala maupun lingkup scope cakupan pelayanan dari cakupan sekarang, sehingga dapat melayani lebih banyak individu. Peningkatan skala
mencakup perluasan suplai pelayanan secara geografis dari sebuah intervensi, maupun peningkatan permintaan demand populasi terhadap intervensi. Disisi lain
peningkatan skala tergantung dari kemampuan sistem kesehatan, ketersediaan sumber daya dan infrastruktur, serta kapasitas absorbsi pemerintah
2.2. Evaluasi Program Kesehatan