Cakupan Pelayanan Anak Balita Pelaksanaan Kegiatan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

6. Cakupan Pelayanan Anak Balita

Target SPM yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Cakupan Pelayanan anak balita adalah 90 pada Tahun 2010. Cakupan SPM Pelayanan anak balita yang dicapai oleh Puskemas Kabupaten Dairi sampai dengan Tahun 2012 adalah sebesar 79,19. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam Tapkin Dinas Kesehatan tahun 2012 sebesar 80 maka target belum dapat dicapai. Dinas Kesehatan dan Puskesmas harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harus memiliki daya ungkit yang bermakna guna mencapai target tersebut di tahun yang akan datang Anak Balita adalah anak umur 12-19 bulan yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan pengukuran berat badan pertinggipanjang badan setiap bulan minimal 8 kali dalam setahun yang tercatat di Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku KIAKMS,atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya, serta suplementasi Vitamin A dosis tinggi 200.000 IU diberikan pada anak umur 12-59 bulan 2 kali pertahun bulan Februari dan Agustus. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita dibawah garis merah harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan untuk menentukan status gizinya dan upaya tindak lanjut. Hasil pemeriksaan dokumen di 18 Puskesmas atas pelayanan anak balita diketahui bahwa Cakupan pelayanan anak balita Tahun 2012 sebanyak 79,19 meningkat dari Tahun 2011 sebesar 74,215. Pencapaian ini tidak terlepas dari dukungan pelaksanaan kegiatan BOK di Puskesmas dalam bentuk pelaksanaan Universitas Sumatera Utara pemberian penyuluhan gizi, pemberian vitamin A oleh petugas kesehatan. Belum adanya peralatan skrining SDIDTK di seluruh Puskesmas membuat pelaksanaan kegiatan pelayanan pemantauan pertumbuhan tidak terlaksana dengan maskimal. Untuk itu pengadaan peralatan ini hendaknya menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi.

7. Pelaksanaan Kegiatan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Target SPM yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Cakupan Balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah sebesar 100 Tahun 2015. Cakupan SPM Balita gizi buruk yang mendapat perawatan yang dicapai oleh Puskemas Kabupaten Dairi sampai dengan Tahun 2012 adalah sebesar 100. Jika dibandingkan dengan target dalam Tapkin Dinas Kesehatan tahun 2012 sebesar 100 maka target telah dapat dicapai. Target SPM Balita gizi buruk yang mendapat perawatan telah mencapai target yang ditetapkan sehingga Dinas Kesehatan dan Puskesmas harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang harus memiliki daya ungkit yang bermakna guna mempertahankan target tersebut di tahun yang akan datang. Balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah anak usia 5 tahun anak usia 0 sd 4 tahun 11 bulan dengan status gizi menurut berat badan BB dan tinggi badan TB dengan Z score ≤ 3 dan a tau dengan tanda-tanda klinis marsmus, kwashiorkor yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan sesuai tata lakasana gizi buruk. Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan di 18 puskesmas pada Tahun 2012 sebanyak 75 kasus yang ditangani 100. Jika dibandingkan dengan Universitas Sumatera Utara Tahun 2011 dimana kasus gizi buruk sebesar 400 kasus, maka pencapaian cakupan Tahun 2012 sudah sangat baik. Pencapaian ini jika dilihat dari pemanfaatan dana BOK di puskemas, pemanfaatan dana BOK untuk kegiatan Program Gizi sebesar 10,65 dari total kegiatan upaya kesehatan di Puskesmas. Kegiatan BOK yang dilaksanakan berupa pemberian bantuan transport bagi petugas gizi dalam melaksanakan kegiatan penanggulangan Kurang Energi Protein KEP, distribusi Fe,Vitamin A serta biaya pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah bagi masyarakat yang kurang gizi. Untuk Puskesmas yang belum memiliki tenaga gizi yaitu Puskesmas Gunung Sitember, Kentara,Bakal Gajah, Sumbul, Bunturaja, Sigalingging serta Sopobutar maka pelaksanaan kegiatan gizi menjadi kurang maksimal. Dari 7 Puskesmas tersebut alokasi dana BOK yang dialokasikan untuk kegiatan Gizi relatif kecil yaitu Puskesmas Gunung Sitember 2,60, Bakal Gajah 2,25,Bunturaja 4,22. Sedangkan Puskesmas Kentara walaupun tidak ada Petugas Gizi alokasi dana kegiatan Gizi dari dana BOK cukup besar yaitu sebesar 23,72. Kegiatan ini menjadi terkendala karena dalam pelaksanaannya menjadi tidak maksimal. Dari hasil penelitian yang dilakukan masih ada distribusi tenaga gizi yang tidak merata karena ada di puskesmas yang memiliki tenaga gizi 2 dua orang. Sehingga diharapkan adanya distribusi tenaga kesehatan yang merata sehingga pelayanan kesehatan dapat lebih meningkat. Universitas Sumatera Utara

8. Pelakasanaan kegiatan Penjaringan Kesehatan Siswa Sekolah Dasar dan Setingkat