Untuk mengatasi permasalahan ini seharusnya tim pengelola BOK Kabupaten harus melakukan monitoring dan evaluasi di puskesmas sehingga kinerja pengelola BOK
tingkat puskesmas dapat dimaksimalkan. Dalam melaksanakan verifikasi atas POA BOK bulanan yang telah disusun
oleh puskemas maka tim verifikasi sebaiknya melaksanakan pengkajian terlebih dahulu terhadap efektifitas kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh puskesmas
setiap bulannya sehingga kegiatan-kegiatan yang kurang memberikan daya ungkit yang bermakna terhadap pencapaian target SPM dan MDGs dapat dihindarkan.
Disamping hal tersebut tim verifikasi BOK Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi harus betul-betul mampu memberikan informasi dan komunikasi yang baik terkait program
BOK.
5.1.1.2 Tenaga Pengelola BOK di Puskemas Kabupaten Dairi
Untuk dapat terselenggaranya kegiatan BOK di puskesmas secara optimal, tepat sasaran, efesien dan efektif Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi
membentuk tim pengelola BOK tingkat puskemas yang terdiri dari ketua dan pengelola keuangan. Dari hasil penelitian tim pengelola BOK puskesmas dalam
pelaksanaan kegiatan BOK belum sesuai dengan mekanisme perencanaan BOK dimana POA BOK yang disusun seharusnya merupakan hasil dari lokakarya mini
Puskesmas. Dalam pelaksanaannya masih ada Kepala Puskesmas yang menyusun terlebih dahulu POA BOK sebelum pelakanaan lokakrya mini puskesmas diantaranya
Puskesmas Tigabaru dan Puskesmas Kentara. Hal ini disebabkan oleh karena merasa sudah mampu dan berhak menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan. Ternyata
Universitas Sumatera Utara
dengan masa kerja yang sudah cukup lama sebagai Kepala Puskesmas belum merupakan jaminan bahwa kegiatan lokakarya mini puskesmas dapat terlaksana
dengan baik. Bagi Kepala Puskemas yang menduduki jabatan sebagai Kepala Puskesmas masih baru yaitu Puskesmas Silalahi, Sopobutar, Tigalingga dan Bakal
Gajah yang belum pernah mendapatkan pelatihan khusus tentang pelakanaan manajemen puskesmas dari hasil wawancara yang dilaksanakan mengakui bahwa
mereka masih kesulitan dalam melaksanakan lokakarya mini Puskesmas dengan baik dan benar sesuai dengan Pelaksanaan manajemen Puskesmas POA.
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa para Kepala Puskesmas belum secara pasti menyebutkan bahwa jumlah tenaga yang ada
puskesmas apakah sudah memenuhi atau belum. Para kepala puskesmas masih menggunakan kalimat cukup, kurang dan sudah memadai. Jika dilihat dari jumlah
tenaga yang ada di Puskesmas Kabupaten Dairi yaitu sebanyak 379 orang yang tersebar di 18 Puskesmas. Dilihat dari jumlah pegawai yang ada yaitu 1: 21 yang
artinya 1 Puskesmas telah memiliki tanaga sebanyak 21 orang. Angka tersebut telah mendekati jumlah tenaga yang ideal menurut model DSP Lampiran 12 yaitu 1
Puskesmas Pedesaan memiliki minimal 23 Orang tenaga. Kemenkes,2010. Hal ini berarti jumlah tanaga kesehatan yang ada sudah memadai.
Permasalahan yang ditemui terhadap tenaga kesehatan di Puskesmas adalah tenaga yang ada belum terdistribusi dengan baik. Penyebaran tenaga kesehatan masih
banyak di Ibu Kota Sidikalang yaitu Puskesmas Hutarakyat dan Puskesmas Batangberuh. Jika dilihat dari dari aspek jenis tenaga guna terlaksananya kegiatan
Universitas Sumatera Utara
BOK dengan baik adalah tenaga kesehatan yang berhubungan dengan kegiatan preventif dan promotif. Tenaga kuratif seperti dokter, perawat dan bidan telah
tersedia dan telah ada di seluruh Puskesmas. Sedangkan tenaga promotif seperti tenaga gizi, kesehatan lingkungan belum tersedia merata di seluruh Puskesmas.
Masih ada 6 enam puskesmas yang belum memiliki tenaga gizi dan terdapat 1 puskesmas yaitu Puskesmas Silalahi yang belum memiliki tenaga kesehatan
lingkunganSanitarian. Sedangkan tenaga Sarjana Kesehatan Masyarakat SKM hanya 1 orang di puskesmas yaitu di Puskesmas Sumbul. Dalam melaksanakan
laksanakan pelayanan Promosi Kesehatan sebaiknya menjadi pertimbangan bagi Dinas Kesehatan untuk melaksanakan penambahan tenaga melalui penerimaan
pegawai terutama dari jenjang S1 Kesehatan Masyarakat. Dan untuk memenuhi kekurangan tenaga gizi dan Sanitarian dapat juga dilakukan dengan melatih tenaga
PerawatDIII Perawat tentang Promosi Kesehatan dan Kesehatan lingkungan sehingga nantinya mereka dapat melaksanakan tugas-tugas fungsional promosi
kesehatan. Jika dihitung kebutuhan pegawai atau SDM Puskesmas berdasarkan metode
Daftar Susunan Pegawai DSP “Authorized staffing List” sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 81MenkesSKI2004 Kemenkes,2010.
Dari hasil perhitungan SDM kesehatan dengan menggunakan metode DSP yang dilaksanakan peneliti seperti terdapat pada lampiran 11 penelitian ini, bahwa
dari aspek kuantitas SDM di puskesmas masih belum sesuai dengan yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan beberapa puskesmas yang masih membutuhkan tenaga adalah Puskesmas Batangberuh, Sigalingging, KM 11, dan Bunturaja.
Puskemas Gunung Sitember yang menyatakan tenaga masih kurang jika dihitung dengan rumus tersebut sebenarnya tenaga yang ada sudah lebih, apabila
semua tenaga dimanfaatkan dan didayagunakan dengan baik. Perlu ditekankan bahwa permasalahan yang di hadapi di Puskesmas Tigabaru yang menyatakan tenaga sangat
kurang sebenarnya tidak terbukti. Seluruh tenaga harus dimanfaatkan dengan baik tanpa harus membeda bedakan, atau karena suka atau tidak suka. Dorlyn Sirait, 2005
menyatakan bahwa cara kerja tim dalam organisasi menentukan output kerja yang dihasilkan. Untuk meningkatkan keterpaduan serta produktifitas kerja antara staf
puskesmas maka diperlukan pembinaan kerjasama tim, keterbukaan dan tanggungjawab bersama.
Harus disadari bahwa SDM yang bertugas pada unit Tata Usaha Administrasi sangat penting dalam mendukung tugas-tugas pelaksanaan pelayanan
kesehatan. Dari 18 Puskesmas yang ada hanya enam Puskesmas Batangberuh, Pegagan Julu II, Silalahi, Kentara, Tigalingga dan Kutabuluh yang memiliki tenaga
administrasi, sedangkan Puskesmas lainnya tugas-tugas administrasi dilakukan oleh petugas fungsional Petugas fungsional memiliki jabatan rangkap. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut Dinas Kesehatan harus dapat menempatkan tanaga administrasi guna peningkatan kinerja guna mendukung pelaksanaan tata laksana
adminitrasi dan untuk pengelolaan keuangan di puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
Semua tenaga pelaksana kegiatan BOK di puskemas harus di jalankan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Hanya saja, dalam hal mengelola keuangan di Puskemas
Kabupaten Dairi sebagai pelaksananya masih digunakan tenaga kesehatan fungsional karena masih terbatasnya tenaga pengelola keuangan yang sesuai dengan
bidang ilmunya, karena pada umumnya puskesmas tidak memiliki tenaga di bidang keuangan. Hal itu juga umum terjadi di daerah seluruh Indonesia Husni,2012
Dengan berpedoman kepada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 81MenkesKesSKI2004 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya
Manusia Kesehatan untuk tingkat Kabupaten dengan model DSP Puskesmas Pedesaan yang sesuai dengan kondisi puskesmas yang ada di Kabupaten Dairi dengan
kriteria puskesmas terletak dalam Kecamatan dengan Penduduk 20.000 orang dengan output puskesmas 35.000 orang per tahun, dengan produktifitas stafhari adalah 5,
maka tenaga yang dibutuhkan atau N = 35.000300x5 = 23 orang. Lampiran 12 Sebenarnya, masalah keterbatasan kapasitas SDM Kesehatan ini tidak hanya
terjadi pada program BOK saja, tapi juga dalam program lainnya seperti jampersal, jamkesmas maupun program pelayanan bagi orang kurang mampu lainnya baik di
tingkat pusat maupun daerah Sukowati dkk, 2013. Keberadaan BOK seharusnya menjadi pemacu semangat SDM kesehatan untuk meningkatkan kapasitas,
kompetensi dan motivasi sehingga berdampak positif terhadap kinerja. Seperti halnya penelitian Hani 2012 tentang adanya pengaruh postif antara dana BOK terhadap
peningkatan kinerja pegawai di salah satu Puskesmas di Kabupaten Gowa. Penelitian Aridewi 2012 juga menunjukkan terjadinya peningkatan kinerja SDM kesehatan
Universitas Sumatera Utara
bidang KIA di Puskesmas Kabupaten Kudus. Peningkatan kinerja yang didukung dengan peningkatan kualitas itu diakibatkan banyaknya bobot pelaksanaan kegiatan
KIA dalam BOK yang merupakan salah satu program prioritas. Hal ini memacu usaha peningkatan kualitas dan inovasi dari SDM kesehatan itu sendiri.
Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan harus disusun dengan baik dan benar .Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi harus mampu melakukan melakukan
perencanaan kebutuhan pegawai berdasarkan demografi,lokasisarana serta berdasarkan program kesehatan yang akan dilaksanakan. Bagi SDM yang diketahui
kurang kompeten dilakukan pelatihan baik kemampuan manajerialnya maupun keterampilannya.
5.1.2. Dana BOK