Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

makan anak dan remaja, peran orang tua sangat penting dalam memberi pengarahan dan mendorong kebiasaan makan sehat bagi anak-anaknya.

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

Jenis kelamin dianggap sebagai salah satu faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Hasil penelitian ini menunjukkan remaja yang berjenis kelamin laki-laki 49,2 dan perempuan 50,2 jumlahnya tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan dalam pengambilan sampel oleh Riskesdas, jumlah sampel yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan hampir sama. Berdasarkan analisis bivariat antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi buah dan sayur, menunjukkan bahwa jumlah remaja yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang lebih banyak pada remaja yang berjenis kelamin laki-laki. Hal ini selaras dengan penelitian Milligan et al 1998 di Australia yang menyebutkan bahwa masyarakat yang berjenis kelamin perempuan lebih tinggi 4,1 mengonsumsi 2 buahhari dan sayuran 5 kalihari dibanding dengan laki-laki 2,5. Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Reynold 1999 pada orang muda American-Indian dan Alaska-Native yang menemukan bahwa jenis kelamin berpengaruh terhadap konsumsi buah dan sayur. Hal ini diartikan bahwa secara umum laki-laki lebih banyak mengonsumsi makanan yang tinggi kalori namun lebih sedikit konsumsi buah dan sayur dibandingkan perempuan, karena adanya perbedaan jenis kegiatan serta besar dan susunan tubuhnya sehingga kebutuhan konsumsinya berbeda. Perbedaan jenis kelamin juga berperan dalam menentukan kebutuhan gizi masing, biasanya kebutuhan gizi lebih besar pada jenis kelamin laki-laki daripada perempuan. Hal ini sesuai dengan teori Worthington 2000, yang menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin juga akan menentukan besar kecilnya kebutuhan gizi bagi seseorang karena pertumbuhan dan perkembangan individu cukup berbeda antara laki-laki dan perempuan. Laki- laki memiliki tubuh lebih besar sehingga kebutuhan gizinya pun lebih besar. Selain itu, dalam pergaulan sehari-hari, perempuan lebih memperhatikan body image citra tubuh dibanding laki-laki, sehingga mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat, serta lebih memilih mengonsumsi buah dan sayur agar berat badannya tetap ideal. Hal ini seseuai dengan pedapat Rice 2001 dalam Melliana 2006 dan juga sesuai dengan tori Barker 2002, bahwa citra tubuh bagi wanita sangat penting sehingga banyak dari mereka yang menunda makan bahkan mengurangi porsi makannya yang tinggi lemak dan karbohidrat agar tampak sempurna postur tubuhnya. Berdasarkan hasil uji multivariate, juga diperoleh bahwa jenis kelamin berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur setelah dikontrol dengan variabel umur, tingkat ekonomi, pendidikan dan tempat tinggal. Hal ini dapat diartikan bahwa jenis kelamin memiliki hubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur serta menunjukan adanya kecenderungan perbedaan tingkat konsumsi buah dan sayur antara remaja yang berjenis kelamin laki- laki dan perempuan. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diketahui bahwa remaja yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai peluang 1,096 kali untuk memiliki perilaku kurang konsumsi buah dan sayur dibandingkan dengan remaja perempuan. Hal ini sejalan dengan survei yang dilakukan oleh Centers for Disease and Prevention 2005 dalam Bahria 2009, bahwa jumlah perempuan yang mengonsumsi buah antara 3 hingga 5 kali sehari lebih tinggi dibanding pria. Dengan kata lain bahwa remaja yang berjenis kelamin laki- laki akan cenderung lebih sedikit mengonsumsi buah dan sayur dibanding perempuan. Alasan lain yang menyebabkan tingkat konsumsi buah dan sayur pada laki-laki lebih sedikit dibanding perempuan yaitu pada remaja laki-laki cenderung tidak menyukai makanan ringantidak mengenyangkan karena tingkat aktivitas fisiknya lebih tinggi dibanding perempuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Dewi 1997 dalam Wulansari 2009, bahwa laki-laki lebih menyukai makanan yang mengenyangkan sehingga asupan makanan pada laki-laki cenderung lebih tinggi karbohidrat dan lemak dibanding buah dan sayur.

3. Huubungan Jumlah Anggota Keluarga dengan Perilaku Konsumsi Buah