Uji Interaksi Penyusunan Model Akhir Model Fit

3. Uji Interaksi

Uji interaksi digunakan untuk mengetahui interaksi antar variabel independen yang masuk model multivariat. Dalam uji interaksi, pemilihan variabel yang berinteraksi berdasarkan substansi ilmiah. Dalam penelitian ini, terdapat perbedaan metode pengambilan sampel yang digunakan oleh Riskesdas. Pada data Riskesdas, variabel umur, jenis kelamin, pendidikan dan tempat tinggal merupakan data individu, sedangkan variabel tingkat ekonomi keluarga merupakan data rumah tangga, sehingga tidak dapat dilakukan uji interaksi antar variabel tersebut. Sebagai contoh, umur produktif akan cenderung meningkatkan tingkat ekonomi, namun karena variabel umur diukur berdasarkan data individu sedangkan variabel tingkat ekonomi berdasarkan data rumah tangga, maka tidak dapat dilakukan uji interaksi antar variabel tersebut.

4. Penyusunan Model Akhir Model Fit

Setelah dilakukan analisis, ternyata variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, tingkat ekonomi keluarga dan tempat tinggal merupakan faktor peluang utama terjadinya perilaku kurang konsumsi buah dan sayur pada remaja, maka model akhirnya dapat dilihat pada tabel 5.21 sebagai berikut. Tabel 5.21 Model Akhir Analisis Multivariat R square = 0,357 p = 0,000 Berdasarkan tabel di atas, diketahui hasil analisis multivariat pada variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, tingkat ekonomi keluarga dan tempat tinggal terbukti berhubungan secara signifikan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja. Berdasarkan tabel tersebut juga dapat diketahui nilai OR Odds Ratio tiap variabel dan yang paling besar adalah variabel tingkat ekonomi keluarga. OR tingkat ekonomi keluarga yaitu sebesar 1,429 artinya remaja dengan tingkat ekonomi keluarga rendah akan cenderung untuk berperilaku kurang konsumsi buah dan sayur dibandingkan dengan remaja yang tingkat ekonomi keluarganya tinggi setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin, pendidikan dan tempat tinggal. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat ekonomi keluarga adalah faktor paling dominan yang berhubungan dengan perilaku konsumsi buah dan sayur karena memiliki nilai OR 1,429 paling besar diantara variabel lainnya. Variabel B Wald P wald OR 95 CI Umur 0,062 5,800 0,002 1,067 1,023 – 1,112 Jenis Kelamin 0,075 18,644 0,000 1,079 1,042 – 1,116 Pendidikan 0,268 123,104 0,000 1,307 1,246 – 1,370 Tingkat Ekonomi Keluarga 0,356 246,580 0,000 1,429 1,366 – 1,495 Tempat Tinggal -0,248 170,873 0,000 0,781 0,752 – 0,811 Constant -2,882 2,251 0,000

BAB VI PEMBAHASAN

A. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu karena penelitian ini menggunakan data sekunder dari Departemen Kesehatan RI, dimana dalam penelitian Riskesdas tidak didisain secara khusus untuk meneliti masalah gizi, seperti tentang perilaku konsumsi buah dan sayur, namun didisain untuk meneliti masalah kesehatan secara umum, sehingga variabel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada variabel yang ada pada data sekunder tersebut. Sedangkan variabel lain yang terdapat pada kerangka teori namun tidak terdapat pada data Riskesdas, tidak diteliti dalam penelitian ini.

B. Gambaran Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja

Perilaku konsumsi buah dan sayur adalah suatu kegiatan atau aktivitas individu untuk memenuhi kebutuhan akan buah dan sayur agar terpenuhi kecukupan gizi. Adapun kecukupan konsumsi buah dan sayur dihitung berdasarkan frekuensi rata-rata dan porsi asupan buah dan sayur dalam sehari selama seminggu Depkes, 2008. Menurut WHO 2003, konsumsi buah dan sayur dianggap ‘cukup’ apabila asupan buah dan sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap ‘kurang’ apabila asupan buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari. Angka kecukupan tingkat dunia ternyata tidak jauh berbeda dengan kecukupan yang