Hubungan antara Umur dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan

8. Tempat Tinggal

Gambaran distribusi frekuensi remaja berdasarkan lokasi tempat tinggal di Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini: Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Remaja Berdasarkan Tempat Tinggal di Indonesia tahun 2007 Tempat Tinggal n Persen CI Perkotaan Pedesaan 94694 161689 36,9 63,1 0,367 – 0,371 0,628 – 0,632 Total 256383 100 Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa dari 256383 remaja di Indonesia, sebagian besar remaja bertempat tinggal di daerah pedesaan yaitu sebesar 63,1 dan yang bertempat tinggal di perkotaan sebesar 36,9.

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Dikatakan berhubungan secara signifikan jika didapatkan nilai p ≤ 0,05 dan dikatakan tidak berhubungan secara signifikan jika diperoleh nilai p 0,05. Adapun hasil analisis bivariat dalam penelitian ini, antara lain:

1. Hubungan antara Umur dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

Hasil analisis bivariat antara umur dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja di Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini: Tabel 5.10 Analisis Hubungan antara Kelompok Umur Remaja dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur di Indonesia tahun 2007 n = 256383 Kelompok Umur Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Total OR 95 CI p value Kurang Cukup n n n Remaja Awal 176061 94,8 9597 5,2 185658 100 1,228 1,184 – 1,274 0,0000 Remaja Akhir 66285 93,7 4440 6,3 70725 100 Berdasarkan tabel 5.10, diketahui bahwa kelompok umur remaja awal yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang sebesar 94,8, sedangkan kelompok umur remaja akhir yang yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang sebesar 93,7. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,0000 sehingga dapat diartikan bahwa pada α = 5 terdapat hubungan yang signifikan antara kelompok umur remaja dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh OR = 1,228 1,184 – 1,274, artinya pada kelompok umur remaja awal 10-19 tahun mempunyai peluang 1,228 kali untuk berperilaku kurang konsumsi buah dan sayur dibandingkan dengan kelompok umur remaja akhir 20-24 tahun.

2. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan

Sayur Hasil analisis bivariat antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi buah dan sayur pada remaja di Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut ini: Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja di Indonesia tahun 2007 n = 256383 Jenis Kelamin Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Total OR 95 CI p value Kurang Cukup n n n Laki-laki 121020 94,8 6687 5,2 127707 100 1,096 1,059 – 1,134 0,0000 Perempuan 121326 94,3 7350 5,7 128676 100 Berdasarkan tabel 5.11, diketahui bahwa remaja berjenis kelamin laki- laki yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang sebesar 94,8 dan tidak jauh berbeda dengan remaja yang berjenis kelamin perempuan yang perilaku konsumsi buah dan sayurnya kurang sebesar 94,3. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,0000 sehingga dapat diartikan bahwa pada α = 5 terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku konsumsi buah dan sayur. Sedangkan berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh OR = 1,096 1,059 – 1,134, artinya remaja yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai peluang 1,096 kali untuk berperilaku kurang konsumsi buah dan sayur dibandingkan dengan remaja yang berjenis kelamin perempuan.

3. Hubungan antara Jumlah Anggota Keluarga dengan Perilaku Konsumsi