Tempat Tinggal Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur

8. Pengalaman Individu

Dalam perjalanan hidup manusia, terjadi berbagai macam pengalaman, salah satunya adalah pengalaman dalam mengonsumsi makanan. Seseorang tentu memiliki penilaian tersendiri terhadap jenis makanan tertentu, ada yang suka dan tidak sukapantang mengonsumsi makanan tertentu dengan alasan yang bermacam-macam, seperti seseorang tidak mau mengonsumsi makanan tertentu karena berdasarkan pengalaman pribadi bahwa makanan tersebut menimbulkan alergi atau memiliki rasa yang kerang enak dan lain-lain Suhardjo, 2006.

9. IklanMedia Massa

Menurut Fisher dan Diane 2003 dalam Bahria 2009, media bisa berpengaruh positif maupun negatif dalam mempromosikan berbagai macam informasi. Perkembangan teknologi dan media massa juga mempunyai peran dalam mempromosikan pemilihan makanan. Media massa sebagai salah satu sarana komunikasi berpengaruh besar membentuk opini dan kepercaan seseorang. Dalam penyampaian informasi, media massa membawa pesan dan sugesti yang mengarahkan opini seseorang. Suhardjo, 2006. Dalam penelitian Srimaryani 2010, ditemukan bahwa iklanmedia massa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumsi individu.

10. Tempat Tinggal

Menurut Depkes 2008, tempat tinggal adalah lokasi rumah seseorang yang dibedakan menjadi perkotaan dan pedesaan. Untuk menentukan suatu kelurahan termasuk daerah perkotaan atau pedesaan, digunakan suatu indikator komposit indikator gabungan yang skor atau nilainya didasarkan pada tiga variabel, yaitu: kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan akses fasilitas umum BPS, 2007. Adapun range batasan nilai dari masing-masing indikator, yaitu kepadatan penduduk, batasan nilainya antara 1-8, persentase rumah tangga pertanian batasannya antara 1-8 dan akses fasilitas umum batasannya antara 0- 10. Jadi nilai minimum dari skor gabungan ketiga indikator tersebut yaitu 2 dan nilai maksimumnya 26. Jumlah skor dari ketiga indikator tersebut digunakan untuk menentukan suatu kelurahan termasuk daerah perkotaan atau pedesaan. Jika skor gabungan berjumlah 10, maka kelurahan termasuk pedesaan dan jika skor gabungan ≥10, maka kelurahan termasuk perkotaan BPS, 2007. Berdasarkan klasifikasi tersebut, dapat dibagi menjadi skor indikator kepadatan penduduk untuk pedesaan antara 1-3 dan skor untuk perkotaan antara 4-8. Kemudian klasifikasi skor indikator persentase rumah tangga pertanian untuk pedesaan antara 1-3 dan perkotaan antara 4-8. Dan klasifikasi skor akses fasilitas umum untuk pedesaan dengan skor 0 dan untuk perkotaan dengan skor 1 BPS, 2007. Letak tempat tinggal dapat berpengaruh terhadap perilaku konsumsi individu. Sebagai contoh, seorang petani yang tinggal di desa dan dekat dengan areal pertanian akan lebih mudah dalam mendapatkan bahan makanan segar dan alami, seperti buah dan sayur. Namun, seseorang yang tinggal di daerah perkotaan akan lebih sedikit akses untuk mendapatkan bahan makanan segar tersebut, karena di daerah perkotaan lebih banyak tersedia berbagai makanan cepat saji, walaupun tidak menutup kemungkinan, terdapat penduduk perkotaan yang mengonsumsi buah dan sayur Suhardjo, 2006. Dalam penelitian Sutiah 2006, berdasarkan hasil uji statistik ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tempat tinggal baik di desa maupun di kota terhadap perilaku konsumsi buah dan sayur, yaitu terdapat perbedaan antara tingkat frekuensi konsumsi penduduk yang tinggal di pedesaan dan perkotaan.

11. Lingkungan Sosial dan Budaya