BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yaitu pengumpulan data dan informasi serta pengukuran antara variabel
independen dan dependen dilakukan pada waktu yang sama. Desain studi cross sectional ini cocok digunakan untuk menganalisis subyek penelitian dalam
jumlah besar karena mudah dilaksanakan, sederhana, ekonomis dalam hal waktu dan hasilnya dapat diperoleh dengan cepat Notoatmodjo, 2005.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil Riskesdas yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI bagian Jaringan Informasi dan Publikasi Penelitian
JIPP di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai September 2010.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini mengacu pada populasi dalam Riskesdas 2007 yaitu seluruh rumah tangga dan anggota rumah tangga di seluruh pelosok
Republik Indonesia yang berusia ≥ 10 tahun. Adapun jumlah populasi penduduk Indonesia tahun 2007 yaitu 225,18 juta jiwa BPS, 2007.
Sedangkan populasi penduduk yang berusia remaja 10 – 24 tahun yaitu 27,23 dari jumlah populasi tahun 2007 yaitu sebesar 61.316.514 jiwa BPS,
2007. 2.
Sampel
Kerangka pengambilan sampel sampling frame dalam Riskesdas 2007 menggunakan cluster sampling dengan menggunakan blok sensus BPS.
Selanjutnya menggunakan two stage sampling, yaitu pengambilan sampel dengan dua tahap, yaitu:
a. Tahap 1: Blok sensus dipilih dengan cara Probability Proportional to Size
PPS Sampling, yaitu penentuan banyaknya blok sensus disesuaikan dengan jumlah penduduk secara proporsional. Jumlah blok sensus dalam
Riskesdas 2007 yaitu 17.150 blok sensus dari 440 kabupatenkota atau dari 33 Provinsi.
b. Tahap 2: Di setiap blok sensus dipilih 16 rumah tangga secara systematic
sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak hanya untuk sampel pertama, selanjutnya diambil secara sistematik sesuai langkah yang sudah
ditetapkan Sabri, dkk, 2008. Jumlah sampel rumah tangga pada Riskesdas 2007 dari 440 kabupatenkota yaitu sebanyak 258.466 rumah tangga.
Kemudian dilakukan penarikan sampel anggota rumah tangga sebagai sampel individu sebanyak 973.662 individu. Sedangkan jumlah sampel
anggota rumah tangga yang berusia ≥ 10 tahun sebanyak 768.635 individu dan setelah dilakukan proses cleaning data, jumlah sampel remaja 10-24
tahun yaitu 256.383 individu.
Adapun rumus perhitungan sampel yang digunakan dalam Riskesdas 2007, yaitu menggunakan rumus estimasi proporsi pada sampel acak sederhana
dengan presisi mutlak, yaitu: n = Z
2
1-α
2
x P 1-P x DE d2
Keterangan: n
= Jumlah sampel yang dibutuhkan Z
2
1-α
2
= Derajat 5 two tail = 1,96 P
= Proporsi = 50 DE
= Disain Efek = 2 d
= presisi = 0,15 Bila digunakan P = 50, Z = 1,96 dan d = 0,15 maka besar sampel
adalah 171 rumah tanggakecamatan. Penggunaan cluster sampling memerlukan design effect, yang dipakai yaitu 2, sehingga jumlah sampel per
kecamatan adalah 171 x 2 = 342 rumah tangga. Perkiraan drop out sebesar 10, maka sampel yang dibutuhkan adalah 10090 x 342 = 381 rumah tangga.
Untuk kepraktisan di lapangan maka dibulatkan besar sampel per kabupaten adalah 400 rumah tangga.
Selanjutnya untuk kepentingan analisis penelitian, maka perhitungan sampel minimal disesuaikan dengan rumus uji yang akan digunakan yaitu
menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi two-tail, yaitu:
2 2
1 2
2 2
1 1
1 2
1
1 1
1 2
P P
P P
P P
z P
P z
n −
− +
− +
− =
− −
β α
Keterangan: n
= Jumlah sampel yang dibutuhkan Z 1-α
2
= derajat kemaknaan 5 = 1,96 Z 1-β
= Kekuatan uji P
= Proporsi rata-rata = P1+ P22 = 84,3 = 0,843 P1
= Proporsi penduduk perkotaan yang kurang konsumsi buah dan sayur 83,8 = 0,838
P2 = Proporsi penduduk pedesaan yang kurang konsumsi buah dan sayur
84,3 = 0,843 Nilai P1 dan P2 diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi NasionasSusenas,
2004 Berdasarkan rumus di atas, didapatkan jumlah sampel minimal yang
dibutuhkan yaitu 27.523, dikalikan dengan disain efek = 2, maka jumlah
sampel menjadi 55.046. Untuk menghindari Drop Out, ditambahkan 10 menjadi 60.551 individu. Jumlah sampel minimal ini digunakan oleh peneliti
untuk menilai kecukupan dan melihat apakah jumlah sampel tersebut memenuhi syarat untuk dilakukan uji hipotesis. Adapun jumlah sampel yang
didapatkan dari Riskesdas 2007 berjumlah 256.383 individu. Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel yang didapatkan sudah memenuhi syarat
dilakukan uji hipotesis.
Kemudian dari jumlah sampel tersebut, dilakukan perhitungan kekuatan uji untuk melihat kemampuan atau mendeteksi adanya perbedaan antara dua
variabel yang diteliti. Setelah dilakukan perhitungan kekuatan uji menggunakan rumus di atas, didapatkan hasil Z 1-β = 87,9. Hal ini berarti
jika pada populasi memang ada perbedaan proporsi, maka peluang penelitian
ini untuk memperlihatkan adanya perbedaan proporsi adalah sebesar 87,9 Ariawan, 1996.
D. Instrumen penelitian