PENUTUP Pengaruh pendaftaran nilai aktiva bersih (NAB) portofolio produk unit link campuran terhadap tingkat pendapatan nasabah pada PT. BNI Life Insurance divisi Syariah (priode Januari 2008-Juni 2010)

x DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Model Penelitian Pengaruh Pendapatan Nilai Aktiva Bersih NAB Portofolio Produk Unit Link Campuran Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah…..…………… 27 Gambar 2.1 Proses Seleksi Emiten Saham Syariah……..………….. 51 Gambar 4.1 Nilai Aktiva Bersih NAB produk unit link campuran pada PT BNI Life Insurance Divisi Syariah….……….. 75 Gambar 4.2 Data Jakarta Islamic Indeks Januari 2008 – Juni 2010 76 Gambar 4.3 Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS Januari 2008 - Juni 2010…………………………….…….. 78 Gambar 4.4 Uji Normalitas…………………………………………. 79 Gambar 4.5 Scatter Plot…………………………………….………. 81 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dahulu manusia hanya memenuhi tiga kebutuhan saja, yaitu sandang, pangan dan papan. Namun dengan pesatnya perkembangan zaman, kini manusia tidak hanya ingin memenuhi ketiga kebutuhan tersebut melainkan kebutuhan di masa mendatang manusia sudah terlebih dahulu ingin memenuhinya mulai dari sekarang, sebagai contohnya kebutuhan di hari tua dan dana pendidikan bagi anak-anaknya. Hal tersebut menjadikan semakin kompleksnya kebutuhan manusia sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan perencanaan keuangan jangka panjang yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Investasi merupakan sarana terpenting dalam mengumpulkan dan menjaga nilai ekonomi uang. Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi. 1 Istilah investasi adalah komitmen atau sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. 2 1 Tini Anggraini, Investasi dan Pasar Modal, Slide Mata Kuliah Pasar Modal. 2010, h.2. 2 Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta: BPFE, 2001, h.3. Aktivitas investasi dapat dilakukan pada aktiva rill atau real assets membangun pabrik, membuat produk baru, menambah produk baru, merambah saluran distribusi dan lainnya ataupun pada financial assets atau sekuritas membeli sertifikat deposito, saham, obligasi, atau sertifikat reksadana. 3 Dalam berinvestasi terdapat 6 hal yang perlu diperhatikan: 4 1. Perencanaan Tentukan tujuan berapa dana yang dibutuhkan, jangka waktu investasi dan ukur profil risiko. 2. Buat strategi alokasi asset Manajer investasi akan membantu investor menetapkan alokasi asset sesuai perencanaan yang telah dibuat. 3. Diversifikasi asset Untuk mengurangi risiko. Salah satu pilihan investasi yang sudah terdiversifikasi adalah reksadana. 4. Implementasi rencana Jika memutuskan berinvestasi reksadana, pilih manajer investasi yang dipercaya. Kemudian pilih jenis-jenis reksadana sesuai aset alokasi yang ditetapkan. Diversifikasi tidak hanya untuk kelompok asset seperti saham, obligasi, pasar uang, mata uang, dsb, tetapi juga antar fund manager. 3 Suad Husnan, Dasar – dasar teori portofolio dan analisis sekuritas, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2001, Edisi ke-3, h.3. 4 Investor, Edisi Januari 2011, Arah Investasi 2011: 20 saham pilihan, h.39. Evaluasi fund manager berdasarkan perbandingan kinerja paling tidak tiga bulan sekali. 5. Lakukan investasi secara rutin Terapkan metode dollar cost averaging, jangan berpatokan pada market timing. 6. Monitoring, evaluasi, dan penyesuaian rebalancing Pantau kinerja investasi, dan lihat kembali apakah masih sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko. Perlu penyesuaian alokasi paling tidak setahun sekali, jika terjadi perubahan bobot karena pergerakan pasar. Penggunaan produk keuangan sebagai media untuk investasi tidak mungkin dihindari pada saat ini, baik produk keuangan yang berasal dari lembaga keuangan bank ataupun non-bank yang merupakan sarana investasi, memberikan kemudahan dalam melakukan transaksi dan memberikan fungsi proteksi, serta mampu bersifat fleksibel dalam menghadapi tuntutan masyarakat. Dikatakan bersifat fleksibel karena lembaga keuangan kini mencoba memasukkan nilai-nilai kerohanian dalam sistemnya yang menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat. Di Indonesia, kehadiran lembaga keuangan berbasis syariah kini tengah menjadi fenomena kontemporer dalam perekonomian. Setelah dunia perbankan yang menerapkan prinsip syariah berkembang cukup pesat, kini giliran industri perusahaan asuransi yang mencoba melakukan penerapan prinsip syariah dalam mekanisme operasionalnya.