Nilai Aktiva Bersih NAB produk unit link campuran

Grafik 4.1: Nilai Aktiva Bersih NAB produk B-life Investlink Syariah Optimal pada PT BNI Life Insurance Divisi Syariah Sumber: Grafik Data NAB B-life Investlink Syariah Optimal Januari 2008 – Juni 2010

2. Jakarta Islamic Indeks JII

Sampai dengan bulan Juni 2010 indeks JII di Bursa Efek Jakarta telah mencapai 460,260. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar Rp 508,945 pada bulan Febuari, sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan menguatnya pasar saham global. Namun, sejalan dengan berbagai gejolak yang terjadi pada sektor keuangan global yang mengakibatkan anjloknya harga di bursa saham global serta meningkatkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar risk averse, indeks JII juga merosot drastis pada Oktober 2008 ditutup pada level 193,683. Tahun 2009 menjadi masa-masa pemulihan perekonomian global hingga pada akhir tahun 2009 terjadi kenaikan sebesar 92,97 menjadi 417,182. Pemulihan perekonomian terus membaik hingga tahun 2010. Pergerakan indeks JII Sebagaimana tercermin dalam tabel 4.2 dan grafik 4.2 dibawah ini : Tabel 4.2: Data Jakarta Islamic Indeks JII Januari 2008 - Juni 2010 Dalam Rupiah Bulan 2008 2009 2010 Januari 476,969 213,634 427,680 Februari 508,945 214,121 413,519 Maret 448,424 236,786 443,667 April 428,093 279,869 474,796 Mei 441,664 307,138 444,598 Juni 430,291 321,457 460,260 Juli 387,806 385,216 - Agustus 356,095 380,655 - September 286,391 401,528 - Oktober 193,683 383,665 - Nopember 195,691 397,893 - Desember 216,189 417,182 - Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal PRPM Grafik 4.2: Data Jakarta Islamic Indeks Januari 2008 – Juni 2010 Sumber: Grafik Data Jakarta Islamic Indeks Januari 2008 – Juni 2010

3. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS

Pertumbuhan tertinggi Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS di Bank Indonesia terjadi pada tahun 2008 sebesar 10,83 pada bulan Desember. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS merupakan kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. Kenaikan SBIS ini terjadi untuk mengantisipasi depresiasi terhadap nilai Rupiah dengan meningkatkan atraktifitas investasi dalam nilai Rupiah akibat spread bunga domestik dan luar negeri yang cukup tinggi. Semakin membaiknya perekonomian global hingga pada akhir tahun 2009 SBIS kembali distabilkan menjadi 6,46 atau turun 4,37. Pemulihan perekonomian terus membaik hingga tahun 2010 sehingga nilai SBIS tetap stabil dan tidak terjadi perubahan yang signifikan. Sebagaimana tercermin dalam tabel 4.3 dan grafik 4.3 dibawah ini :