Definisi Evaluasi Evaluasi Hasil Belajar

pendidikan.” 28 Dan informasi yang diperoleh dari evaluasi formal diharapkan baik tingkat akurasinya. Selain tujuan di atas, evaluasi mempunyai beberapa fungsi. Scriven membagi fungsi evaluasi menjadi dua fungsi utama. “Fungsi yang pertama adalah fungsi formatif, di mana evaluasi digunakan untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan. Yang kedua fungsi sumatif, evaluasi digunakan untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan.” 29

c. Jenis Evaluasi

Sebelum membahas jenis-jenis evaluasi, peneliti akan mengemukakan beberapa prinsip dasar evaluasi. “Evaluasi hasil belajar siswa didasarkan pada prinsip; shahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, akuntabe l, dan edukatif.” 30 Prinsip-prinsip tersebut perlu diperhatikan oleh guru sebelum maupun sesudah evaluasi dilaksanakan agar bisa berjalan dengan baik dan lancar. Berdasarkan tujuannya, “evaluasi pengajaran dibagi menjadi empat jenis, yaitu placement, formatif, sumatif, dan diagnostik. Placement adalah evaluasi yang digunakan untuk penentuan penempatan siswa dalam suatu jenjang pendidikan. ” 31 “Formatif adalah jenis evaluasi yang digunakan untuk menentukan alternatif keputusan setelah satu pertemuan kegiatan pembelajaran berakhir. ” 32 Sedangkan sumatif adalah evaluasi yang digunakan untuk menilai pencapaian siswa terhadap materi yang diajarkan dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan siswa. 28 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program …, hlm. 2 - 3 29 Ibid., hlm. 4 30 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Pemerinta h …, hlm. 54 31 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010, hlm. 283 32 Retnaningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran …, hlm. 71 Dan yang terakhir adalah diagnostik, biasa digunakan untuk mencari penyebab kesulitan belajar pada siswa. 33 Banyak penelitian yang menyimpulkan tentang rendahnya mutu pendidikan menggunakan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal atau menjawab pertanyaan dalam tes hasil belajar. 34 Namun yang perlu digarisbawahi adalah prestasi hasil belajar hanyalah salah satu indikator dari suatu keberhasilan pelaksanaan kurikulum.

B. Pembelajaran Kooperatif

Dalam kegiatan belajar mengajar, metode merupakan salah satu komponen pengajaran yang menduduki posisi penting. Tanpa adanya metode, niscaya pengetahuan atau materi pelajaran yang hendak disampaikan tidak akan diterima dengan baik oleh anak didiknya. Selain itu, guru yang tidak menguasai metode mengajar dengan tepat, tidak akan dapat mengajar dengan baik dan menjadikan siswa cepat bosan, mengantuk dan bahkan tidak mudah memahami pelajaran yang disampaikan. Oleh karena itu, guru hendaknya mengetahui, memahami dan menguasai berbagai metode pembelajaran. Makin mahir dan makin tepat seorang guru dalam memilih dan menggunakan metode mengajar, maka kegiatan belajar mengajar akan berlangsung dengan baik dan menyenangkan serta diharapkan makin efektif pula dalam mencapai tujuan pembelajaran. Secara umum, metode diartikan sebagai cara untuk melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas. Secara istilah, banyak definisi tentang metode pengajaran yang telah dikemukakan oleh para pakar dan ahli pendidikan. Thoifuri menuturkan bahwa “metode pengajaran adalah cara yang ditempuh guru dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa secara tepat dan cepat berdasarkan waktu yang telah ditentukan sehingga diperoleh hasil maksimal.” 35 33 Harjanto, Perencanaan …, hlm. 284 34 Soedjarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, Jakarta: Balai Pustaka, 1993, hlm. 54 35 Anis Fauzi dan Rifyal Ahmad Lugowi, Pembelajaran Mikro; .., hlm. 74 Salah satu keterampilan guru yang diperlukan di sini adalah keterampilan memilih metode. Dalam memilih metode, hendaknya guru memperhatikan beberapa hal, “di antaranya materi yang diajarkan, kegiatan yang direncanakan, ranah yang ingin dicapai, jumlah siswa yang dihadapi, sarana yang tersedia dan lokasi yang memadai.” 36 Pemilihan metode pembelajaran dapat mengacu pada jenis pendekatan yang direncanakan. Setidaknya ada beberapa macam pendekatan yang dapat mempermudah guru dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Salah satunya adalah pendekatan kelompok. Dan di antara berbagai metode yang menggunakan pendekatan ini yaitu metode pembelajaran kooperatif.

1. Definisi dan Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Kata kooperatif berasal dari bahasa Inggris, yakni cooperative, yang berarti “mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.” 37 Mengutip pernyataan Wena, Isriani Hardini mengemukakan definisi pembelajaran kooperatif sebagai “pembelajaran yang dilakukan secara sadar yang menciptakan interaksi silih asah sehingga yang menjadi sumber belajar bukan lagi guru atau buku ajar, tetapi juga sesama siswa.” 38 Pembelajaran belum dianggap tuntas jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa ciri umum. Pertama, “penyelesaian materi belajar secara berkelompok dan kooperatif,” 39 sejatinya “setiap anggota kelompok memiliki tugas untuk diselesaikan. Namun, para siswa terlibat dalam diskusi yang terarah” 40 dan “kerjasama 36 Retnaningsih Burham, Peningkatan Pembelajaran …, hlm. 58 37 Isjoni, Cooperative Learning; Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok, Bandung: CV. Alfabeta, 2010, hlm. 15 38 Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran …, hlm. 144 39 H. Muslimin Ibrahim, dkk., Pembelajaran …, hlm. 6 - 7 40 Gene E. Hall, dkk, Mengajar dengan Senang; Menciptakan Perbedaan dalam Pembelajaran Siswa, Jakarta: PT. Indeks, 2008, hlm. 376

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PpEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) (mardani)

0 0 10