Manfaat Teoritis Manfaat Penelitian
obyek yang dievaluasi sesuai dengan tolak ukur tertentu berdasarkan informasi atau data dengan cara yang benar.”
17
Meskipun keduanya adalah kegiatan penilaian, setidaknya ada perbedaan yang mendasar pada kedua istilah tersebut, antara lain dari segi
objek, instrument, waktu dan aspek penilaian. Dilihat dari segi objek, assesment hanya menilai hasil belajar anak
didik, sedangkan evaluasi tidak hanya menilai hasil belajar tapi juga proses belajar itu sendiri. Di samping itu, evaluasi dapat menggunakan alat ukur
lain selain tes untuk melakukan penilaian. Sebaliknya assesment hanya menggunakan tes sebagai alat ukurnya.
“Evaluasi berlangsung sejak awal hingga akhir kegiatan pembelajaran, sedangkan assesment diberikan di akhir pembelajaran. Dan
terakhir, cakupan aspek yang dinilai evaluasi cukup luas, yaitu kognitif, psikomotorik dan afektif. Assesment
hanya menilai aspek kognitif.”
18
Telah disebutkan di atas bahwa aspek-aspek yang dinilai dalam evaluasi mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
“Gagne dan Briggs mengemukakan lima ranah hasil belajar yang sedikit berbeda. Lima
ranah tersebut adalah keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap.
”
19
“Dalam kurikulum 2013, telah dirumuskan beberapa aspek yang harus dicapai setelah proses evaluasi
berlangsung, yaitu sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.
”
20
Ranah dan kompetensi di atas menentukan bentuk dan isi evaluasi yang akan diberikan guru kepada siswa.
Kegiatan evaluasi tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar dan akan selalu melibatkan guru dan siswa. Evaluasi merupakan
tahap akhir dalam kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan tertentu.
17
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIPUPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama, 2007, hlm. 104
18
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Jakarta, 2009, hlm. 74
19
M. Sobry Sutikno, Pendidikan Sekarang dan Masa Depan, Mataram: NTP Press, 2006, cet. ke-3, hlm. 60
20
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Pemerintah No. 18A tahun 2013; Tentang Implementasi Kurikulum, Jakarta: Kemdikbud, 2013, hlm. 53
Oleh karena itu, untuk menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan evaluasi.
Menurut Achmad Sanusi, “evaluasi adalah proses penilaian sistematis yang mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi dan
pen genalan permasalahan dan pemberian solusi.”
21
Berbeda dengan definisi di atas, Ralph Tyler mengartikan evaluasi dengan “proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan
dapat dicapai.”
22
Lain halnya dengan definisi yang diungkapkan oleh Retnaningsih Burham. Beliau mendefinisikan evaluasi sebagai “pengumpulan informasi
secara sistematis dalam perencanaan, pengelolaan, pengembangan di mana informasi tersebut digunakan dalam menyusun alternatif keputusan tentang
hasilnya.”
23
Dari definisi-definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses penilaian yang sistematis untuk
mengumpulkan informasi dan data yang digunakan sebagai tolak ukur ketercapaian tujuan pendidikan dan sarana dalam menetapkan keputusan-
keputusan terhadap hasil yang diperoleh. Informasi-informasi yang diperoleh dari evaluasi akan menjadi
umpan balik terhadap proses pembelajaran sebagai titik tolak perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran selanjutnya. Dengan perbaikan dan
peningkatan yang terus menerus dan berkesinambungan diharapkan akan mampu mencapai hasil yang optimal.