41
Gambar 1. Kerangka Alur Pikir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknologi Pelayanan
Dalam melakukan intervensi sosial, dikenal adanya variabel teknologi yang sangat berperan. Variabel ini mengacu pada strategi dan teknik yang akan digunakan
oleh staf organisasi dalam memberikan pelayanan kepada klien. Dengan pemilihan teknologi yang tepat, maka diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal sesuai
dengan target dan sasaran yang dihadapi. Demikian pula dengan prosedur kerja yang jelas, terarah dan sistematis, akan mengendalikan berbagai kegiatan sehingga
terkoordinasi secara integral dan komprehensif dalam seluruh kegiatan organisasi. Teknologi dalam pembahasan ini merujuk pada Hasenfeld 1974:279 yang
mengatakan bahwa teknologi merupakan serangkaian prosedur sistematis yang dipergunakan organisasi guna mengupayakan perubahan yang telah ditentukan pada
raw inputnya, ataupun memindahkan raw input tersebut dari suatu kondisi ke kondisi lainnya yang diinginkan.Kemudian juga dikatakan bahwa teknologi dalam
organisasi pelayanan manusia berisi serangkaian prosedur yang terinstitusionalisasi,
Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
42
dimana prosedur tersebut disahkan dan diiringi sanksi-sanksi tertentu dari organisasi. Dalam membahas teknologi, para ahli senantiasa memperhatikan dua masalah yang
sama Steers, 1985:83, yaitu Pertama adanya persetujuan umum bahwa dimensi teknologi memperlihatkan proses mekanis atau intelektual, lewat mana organisasi
mengolah masukan atau bahan baku menjadi keluaran dalam mengejar tujuan-tujuan organisasi. Disini peranan teknologi akan memusatkan perhatian pada siapa
mengerjakan, apa dengan siapa, bilamana, dimana dan berapa kali. Kesimpulannya bahwa teknologi berkenaan dengan proses transformasi dalam organisasi dimana
energi mekanis dan intelektual dipergunakan untuk meningkatkan efisiensi, pemanfaatan sumber-sumber yang langka. Kedua pembahasan teknologi yang
beraneka ragam disebabkan oleh fokus analisisnya. Sebagian peneliti berfokus pada tingkatan organisasi, sedangkan yang lain memandang teknologi pada tingkat
masing-masing pekerjaan. Misalnya Woodward dalam Steers 1985:84 mengklasifikasikan beberapa organisasi yang ditelitinya kedalam teknologi dengan
sistem partai kecil, produksi massa atau proses berkesinambungan dan kemudian mempelajari perbedaan dalam variasi struktur diantara organisasi-organisasi tersebut.
Dari pandangan tersebut diatas, maka tampak bilamana fokus penelitian diarahkan pada sistem keseluruhan teknologi produksi secara umum yang dipakai
oleh organisasi, maka studi tersebut mengarah pada studi organisasi. Tetapi bilamana tingkat studi individual biasanya hanya memperhatikan teknologi kerja.
Pengelompokkan teknologi sangat beraneka ragam, seperti yang dikemukakan oleh
Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
43
Thompson dan Hickson. Thompson Steers, 1985:85 mengelompokkan teknologi dalam tiga kategori, yaitu :
a. Teknologi berantairangkaian panjang, dengan ciri adanya saling keterkaitan
serial dari jumlah operasi atau departemen yang berbeda. Konkritnya sama dengan teknologi produksi massa, dimana bermacam-macam bagian
ditambahkan pada produk, sementara produk ini bergerak sepanjang proses produksi.
b. Teknologi berperantara, yang ditandai dengan adanya hubungan antar unit
atau elemen suatu sistem yang sebenarnya mandiri melalui penggunaaan prosedur operasi standar.
c. Teknologi intensif, ditandai oleh keunikan dari urutan dan tugas. Disini
pemilihan teknik dan cara penggunaannya untuk mengubah suatu objek berbeda-beda dan terutama ditentukan oleh umpan balik dari objek itu sendiri.
Organisasi yang memakai teknologi intensif ini sebahagian besar adalah organisasi yang raw materi nya adalah manusia, termasuk oraganisasi
sosial. Khusus dalam organisasi pelayanan manusia, dalam menerapkan teknologinya
sangat bervariasi, akan tetapi secara umum menurut Hassenfeld 1983:113-114 tahap-tahap yang dilalui organisasi pelayanan manusia dalam melaksanakan
pemprosesan raw input nya adalah sebagai berikut :
Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
44
a. Rekruitmen dan seleksi. Dalam tahap awal ini ditandai dengan poenerimaan
dan penentuan klien yang dipandang memenuhi syarat untuk mendapatkan pelayanan dalam organisasi. Intinya adalah apakah klien layak untuk
diterima atau harus dirujuk pada lembaga lain. b.
Asessment dan klasifikasi, merupakan tahap yang terdiri dari serangkaian prosedur untuk mengevaluasi karakteristik klien, selanjutnya
diklasifikasikan guna diberikan label ini akan mengarahkan sfat dari proses transformasi yang akan dilaksanakan organisasi.
c. Transformasi status. Tahap ini mencakup berbagai teknik yang dirancang
untuk mnengadakan perubahan yang diinginkan, baik yang menyangkut fisik, psikis, status sosial ataupun budaya klien. Teknik-teknik ini
merupakan keutamaan dari teknologi organisasi , karena bertanggung jawab terhadap hasil pelayanan yang diberikan.
d. Terminasi dan sertifikasi. Tahap ini merupakan tahap akhir , dimana klien
diberikan status keluar dari organisasi, sekaligus merekomendasi pada publik atas status yang telah dicapai oleh klien.
Setiap tahap dari teknologi pelayanan kemanusiaan memerlukan penilaian moral dan evaluasi sebagai keputusan mengenai penentuan nasib klien. Oleh sebab itu, klien
memperoleh suatu “peningkatan moral” setelah mereka keluar dari organisasi Goffman, 1967.
Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
45
2.2. Prosedur Kerja Organisasi