Program-Program Pelayanan Kepada Staff

50

2.5. Program-Program Pelayanan Kepada Staff

Pertanggung jawaban merupakn hal yang mutlak dilaksanakan oleh setiap organisasi. Melalui mekanisme inilah pihak-pihak yang terkait dengan organisasi maupun lingkungan luar organisasi dapat mengikuti dan membuktikan bahwa program kegiatan yang telah dilaksanakan telah sesuai dengan visi dan misi organisasi. Tanpa pertanggung jawaban, mustahil suatu organisasi mendapat legalitas dan dukungan sesuai dengan keberadaan organisasi tersebut, termasuk didalamnya organisasi pelayanan manusia. Seperti halnya dengan organisasi bisnis, organisasi pelayanan manusia juga memberikan pertanggung jawaban kepada berbagai pihak, yang tentunya lebih luas sesuai dengan karakteristiknya. Keluasan tersebut, karena organisasi pelayanan manusia disamping bertanggung jawab kepada konstituen sebagai pihak yang sangat menentukan visi dan misi organisasi, juga bertanggung jawab sepada klien sebagai pihak yang mendapatkan pelayanan dari organisasi. Secara umum pertanggung jawaban organisasi pelayanan manusia dapat diarahkan kepada pihak-pihak : a. Konstituen, yakni orang-orang yang sangat berjasa dalam pembentukan organisasi serta memberikan dukungan finansial dan sarana sehingga organisasi dapat beroperasi sebagaimana visi dan misi yang diembannya. b. Donatur yang memberikan donasi dalam melaksanakan kegiatan organisasi, baik sebagai perorangan, kelompok atau organisasi institusi lain yang Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 51 bertindak sebagai penyandang dana terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi tersebut. c. Klien atau masyarakat, baik yang secara langsung mendapatkan pelayanan dari organisasi maupun tidak langsung, tapi mendapat pengaruh dari programkegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi tersebut. d. Pemerintah, dalam hal ini sesuai dengan fungsi dan perannya sebagai pengendali dan fasilitator dalam berbagai kegiatan, khususnya yang berkaitan dengan tata aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya untuk mewujudkan pertanggung jawaban ini, dilakukan melalui pelaporan atau dikenal dengan istilah Laporan Menejerial The Liang Gie, 1984:105.Laporan pada intinya merupakan keterangan atau informasi yang dihimpun, diolah, dan disajikan secara tertulis, kemudian disampaikan kepada pihak- pihak yang berkompeten dengan aporan tersebut, baik dalam lingkungan organisasi maupun diluar organisasi. Dengan laporan tersebut, pihak-pihak yang terkait dengan organisasi dapat mengetahui dan memahami serta memberikan tanggapannya sesuai dengan tujuan dan maksud dari sebuah laporan. Pada umumnya setiap organisasi memiliki dua kategori laporan yaitu : Pertama, dokumen yang menyajikan suatu keterangan secara umum tentang aktivitas organisasi dan ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan organisasi baik pihak intern maupun ekstern yang berkompeten dengan urusan organisasi, biasanya disebut laporan kegiatan. Kedua, bilamana suatu Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 52 dokumen menyajikan suatu keteranganmengenai suatu hal tertentu kepada pimpinan organisasi maka secara khusus, laporran ini disebut sebagai laporan menejerial. Laporan harus memiliki ciri-ciri yang khusus untuk dapat membedakan dengan naskah-naskah tertulis lainnya. Adapun ciri-ciri dimaksud menurut The Liang Gie 1984:107 adalah a Mengandung semua fakta yang bertalian, b Menyampaikan kesimpulan atau rekomendasi tertentu yang dibuat berdasarkan fakta-fakta yang diungkapkan, c Mempunyai suatu bentuk tersendiri, d Mengandung suatu tata wajah yang mencerminkan pembuatan laporan dengan penuh kesungguhan. Tujuan akhir suatu laporan adalah menjelaskan fakta-fakta secara akurat dan lengkap mengenai apa yang dilaporkan. Untuk itu, dalam membuat suatu laporan perlu memenuhi syarat- syarat mengenai mutu suatu laporan. Adapun syarat-syarat suatu laporan yang baik adalah : a kecermatan, b ketepatan waktu, c memadai, d kesederhanaan, dan e kejelasan The Liang Gie, 1984:109. Dengan terpenuhinya syarat-syarat yang dimaksud diatas, suatu laporan akan dengan mudah dipahami oleh pihak yang akan menerima laporan. Jenis dan bentuk laporan sangat bervariasi, sesuai dengan maksud pembuatannya. Dalam setiap organisasi, secara umum laporan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu : a laporan rutin. Laporan ini dibuat secara konstan sesuai mekanisme yang dianut oleh organisasi tersebut. Apakah tahunan, semester, triwulanbulanan, dan b laporan non- rutinpembangunan. Laporan ini dibuat karena adanya aktifitas organisasi yang sifatnya insidental, tidak rutin, tetapi Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 53 menuntut adanya pertanggung jawaban terhadap suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi tersebut.

2.6. Sarana dan Prasarana Organisasi

Dokumen yang terkait

Prevalensi Manifestasi Oral Pengguna Narkoba di Panti Sosial Parmadi Putra (PSPP) Insyaf Sumatera Utara

7 89 71

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

8 116 152

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) YOGYAKARTA.

0 2 154

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 0 16

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 2 2

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 0 9

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 1 37

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih Chapter III VI

0 2 78

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 1 2

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 0 8