Teknologi merubah – orang People – Changing technology

63 pada dasarnya akan didasarkan pada keaktifan-kepasipan. Kontrol atas klien akan diwujudkan melalui manipulasi penguatan kontrol, ancaman dan sanksi. Kepatuhan akan diperoleh dengan mempertahankan penahanan dan bantuan dari klien yang membuat tuntutan “tidak beralasan”, dan dengan memberi bantuan ekstra dan bantuan yang cepat bagi yang patuh pada aturan dan memudahkan pekerjaan pegawai. Pada keadaan yang bukan karena kerelaan seperti penjara dan rumah sakit jiwa negeri, kekerasan akan sering digunakan untuk membuat klien patuh.

c. Teknologi merubah – orang People – Changing technology

Teknologi merubah orang bertujuan pada perubahan secara langsung biofisik, psikologi atau atribut sosial klien dalam upaya untuk memperbaiki kesejahteraan dan fungsi sosial. Penekanan pada manipulasi langsung atribut untuk mencapai perubahan yang telah ditentukan. Dalam teknologi merubah- orang dapat dibedakan dua sub fungsi 1 Pemulihan : Penekanan di sini adalah menghilangkan atau mengurangi pertentangan, penghalang dan ketidakmampuan sehingga klien dapat berfungsi pada tingkat sosial yang diinginkan. Teknologi ini meliputi psikoterapi, perawatan penyakit, rehabilitasi pekerjaan dan sosialisasi. Klien dianggap menyimpang atau mengalami ketidakmampuan yang menghalanginya untuk menunjukkan peran sosial yang seharusnya. 2 Penambahan : Penekanannya adalah pada perbaikan lebih lanjut dari fungsi sosial dan kesejahteraan seseorang yang dianggap bergerak pada tingkat perkembangan normal. Contoh teknologi ini : pendidikan, pembangunan karakter dan pencegahan penyakit. Berbeda dari mempertahankan orang, teknologi merubah-orang Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 64 beranggapan bahwa klien memiliki kemampuan signifikan untuk memperbaiki dan patuh terhadap perubahan. Asumsi-asumsi ini juga didasarkan pada pengetahuan empiris dan pemberian moral dari nilai sosial seseorang. Contoh : dalam menerapkan teknologi pengobatan, pasien muda lebih disukai karena nilai sosial yang lebih besar diberikan pada anak muda Sudnow, 1967, Roth, 1972. Sama halnya, ada bukti yang asumsikan bahwa penerapan teknologi pendidikan adalah suatu fungsi dari evaluasi moral siswa oleh guru. Siswa-siswa yang dianggap memiliki nilai sosial lebih tinggi lebih mungkin untuk mendapat akses akan teknologi pendidikan yang efektif Rist; 1970, Rosenbarum, 1976. Semakin banyak perubahan yang dicari oleh teknologi, semakin besar kompleksitas dan ketidak pastian dan makin besar kebutuhan organisasi untuk melindunginya dari lingkungan. Dua faktor yang mengubahnya 1 keberhasilan teknologi dilihat dari kapasitas dari suatu organisasi untuk menjamin kesamaan antara atribut-atribut yang ingin diubah oleh seseorang dan atribut-atribut yang didefinisikan sesuai oleh teknologi. Roth dan Eddy mencatat bahwa pemulihan pasien untuk rehabilitasi fisik didasarkan pada ketidak mampuan, relatif muda, menunjukkan kesiapan mental dan motivasi yang cukup, faktor-faktor yang dianggap penting untuk mengsukseskan rehabilitasi .2 Organisasi baru mengisolasi atribut-atribut ini dari pengaruh eksternal sehingga praktisinya dapat mengontrolnya sedapat mungkin. Pentingnya untuk mengisolasi teknologi merubah-orang adalah untuk menjamin keberhasilan mereka sangat berhubungan dengan kebutuhan organisasi untuk menyatakan efeksifitasnya. Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 65 Karena sudah berkomitmen untuk “menghasilkan” orang-orang dengan kesejahteraan dan fungsi sosial yang diperbaiki atau dipulihkan, organisasi dengan harus menunjukkan efektifitasnya. Akan tetapi hal seperti itu sangat problematis khususnya saat pengetahuan hubungan sebab akibat tidak lengkap dan atribut-atribut yang akan diubah beragam dan tidak stabil. Dalam keadaan seperti ini pemeriksaan teknologi yang cermat adalah untuk menunjukkan keadaan tidak aman. Sebagai akibatnya adalah kepentingan organisasi untuk menlindungi teknologinya dari pemeriksaan dan penilaian eksternal, mungkin menyoroti kelemahan dan melemahkan pencapaian keberhasilannya. Untuk mencapai efektifitas sambil melindungi teknologi dari pemeriksaan eksternal adalah salah satu perhatian besar bagi adminstrasi organisasi dalam memakai teknologi merubah-orang. Bedanya dengan teknologi pelayanan kemanusiaan yang lain, teknologi perubahan orang mengharuskan hubungan yang intensiv antar pegawai dan klien dan lebih sering hubungan ekstensi luas, khususnya saat perubahan-perubahan besar terlihat. Hubungan-hubungan ini sering didasarkan pada partisipasi bersama, memiliki fungsi ganda. Pertama, mereka berusaha menciptakan suatu keadaan sosial.- psikologi yang akan mempertinggi kesiapan dan penerimaan klien akan upaya perubahan. Keadaan seperti ini perlu untuk keberhasilan pelaksanaan teknologi karena klien memiliki potensi untuk menetralisasikan dan mencegah upaya intervensi pegawai sebagai prasyarat untuk perlakuan yang efektif. Pekerjaaan penolong selalu penting untuk menciptakan kepercayaan antara pegawai dengan klien, memperoleh Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 66 pengetahuan akan klien akan keahlian dan kekuasaan pegawai serta mendapatkan kerjasama dan kepatuhan klien. Hal ini dicapai melalui penyelenggaraan dan menajamen hubungan pegawai – klien yang diatur sedemikian rupa. Dalam praktek pengobatan, contohnya dokter sangat percaya bahwa efektifitas perawatan didasarkan pada apa yang mereka pahami sebagai “peran pasien” yang sesuai. Hubungan pasien-dokter digunakan untuk melatih dan mendidik pasien pada asumsi peran seperti itu . Kedua, dalam teknologi perubahan - orang hubungan pegawai-klien adalah sangat penting bagi perubahan, khususnya perubahan prilaku. Oleh karena itu kegiatan inti dalam program pelayanan sosial adalah hubungan yang berputar di sekitar komunikasi ide-ide dan perasaan antara pegawai dan klien Brian dan Miller, 1971:24. Karena hubungan pegawai dan klien memiliki peranan yang penting dalam teknik-teknik perubahan organsiasi harus menciptakan kondisi yang memudahkan pembentukan, penggunaan dan khususnya harus mengisolasi mereka dari campur tangan ekternal ini adalah alasan lain untuk melindungi teknologi dari lingkungan. Memilih pegawai pada posisi berkuasa dan ahli, klien adalah pada posisi yang terganti sering digunakan untuk memperoleh kondisi ini kekuasaan berdasarkan keahlian dan kekuasaan sangat efektif untuk mempengaruhi klien. Oleh karena itu kita dapat mengharapkan organisasi untuk meluaskan teknologi perubahan orang lebih bergantung pada persuasi sebagai mekanisme utama untuk memperoleh kepatuhan klien tambahan bagi penguatan kontrol karena persuasi klien kondusif Syafnita Hanura Silalahi: Implementasi Teknologi Pelayanan Sosial bagi Korban Penyalahgunaan Narkoba Di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Medan, 2007. USU e-Repository © 2008 67 untuk pembentukan hubungan yang saling percaya dan kerjasama. Suatu organisasi mungkin tertarik pada nilai-nilai; dan komitmen-komitmen sebagai mekanisme utama untuk memperoleh penanaman modal pribadi kesetiaan pegawai kepada klien tidak dapat dicapai hanya dengan aturan-aturan dalam prosedur-prosedur atau dengan dorongan - dorongan, karena pada pegawai hal seperti itu tidak dapat diperintah atau diganti rugi segera. Harus didasarkan pada pengetahuan pegawai tentang tujuan teknologi. Sebenarnya seseorang dapat berspekulasi bahwa saat orang tidak bisa mengembangkan pengenalan dan komitmen seperti itu, efektivitas teknologi akan sangat terancam.

2.8. Isi Standard Pelayanan Sosial

Dokumen yang terkait

Prevalensi Manifestasi Oral Pengguna Narkoba di Panti Sosial Parmadi Putra (PSPP) Insyaf Sumatera Utara

7 89 71

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

8 116 152

PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PROSES REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI LEMBAGA PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA (PSPP) YOGYAKARTA.

0 2 154

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 0 16

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 2 2

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 0 9

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 1 37

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih Chapter III VI

0 2 78

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 1 2

Model Penanganan Sosial bagi Penyalahguna Relapse Narkoba di Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumatera Utara dan Klinik Pemulihan Adiksi Narkoba Medan Plus Lau Cih

0 0 8